ABSTRAK Latar Belakang: Anak usia sekolah mengalami peningkatan kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang. Di usia ini, anak-anak bisa memilih makanan maupun media bermain sesuai keinginan mereka. Aktivitas menggunakan layar yang berlebih serta perilaku makan yang buruk dapat memicu terjadinya obesitas.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Screen Based Activity (SBA) dan perilaku makan dengan status gizi anak usia sekolah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di SDI Darush Sholihin Kabupaten Nganjuk. Besar sampel sebanyak 48 siswa yang dipilih secara proportional random sampling. Pengumpulan data meliputi berat badan, tinggi badan, kuesioner SBA, Food Frequency Questionnaire (FFQ), serta food recall 2x24 jam. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan Kendall’s tau dengan nilai signifikansi 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan SBA (p=0,151), perilaku makan makanan pokok (p=0,101), perilaku makan lauk hewani (p=0,212), perilaku makan lauk nabati (p=0,829), perilaku makan sayuran (p=0,751) dan perilaku makan jajanan (p=0,109) dengan status gizi. Namun, terdapat hubungan perilaku makan buah (p=0,040) dengan status gizi.Kesimpulan: Konsumsi buah-buahan yang sering tanpa memperhatikan kandungan gula dan cara penyajian dapat memberikan risiko obesitas pada anak. Diperlukan pendidikan gizi kepada pihak sekolah maupun orang tua mengenai pembatasan SBA dan perilaku makan sehat terutama buah untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal dan terhindar dari obesitas.
AbstrakLatar Belakang: Usus manusia merupakan tempat tinggal berbagai jenis mikroorganisme baik mikroorganisme menguntungkan maupun merugikan yang membentuk suatu mikrobiota. Mikrobiota usus mempunyai peranan penting terhadap kesehatan manusia, salah satunya menurunkan resiko obesitas.Tujuan: Tujuan penulisan kajian pustaka ini adalah untuk menjabarkan peran mikrobiota usus dalam menurunkan resiko obesitas baik melalui pemberian prebiotik, probiotik, maupun sinbiotik.Metode: Penelusuran literatur dilakukan melalui mesin pencari Google Scholar menggunakan kata kunci ‘obesity’, ‘prebiotic’, ‘probiotic’, ‘synbiotic’, dan ‘gut microbiota’ pada jurnal nasional maupun internasional dengan kriteria inklusi yaitu penelitian dengan desain Randomized Controlled Trial (RCT) dan dilakukan pada subjek kelompok usia dewasaDiskusi: Hasil literature review menunjukkan bukti bahwa mikrobiota usus yang seimbang memiliki peran dalam menjaga kesehatan serta menurunkan resiko obesitas dengan mempengaruhi metabolisme energi, absorbsi zat gizi, integritas dinding usus, dan adipogenesis. Probiotik dapat menghambat pertumbuhan patogen usus serta meningkatkan sistem imun. Prebiotik berperan dalam mencegah overexpression beberapa gen yang berhubungan dengan adiposa, menurunkan nafsu makan dan massa lemak tubuh. Sinbiotik merupakan gabungan antara probiotik dan prebiotik yang memiliki efek lebih baik karena dengan adanya prebiotik, mikroorganisme probiotik memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap kondisi lingkungan seperti oksigenasi, pH, dan suhu dalam usus. Beberapa penelitian selama minimal 12 minggu menggunakan dosis probiotik dibawah 108 cfu/hari mampu memunculkan efek penurunan lemak adipose. Sedangkan untuk dosis prebiotik antara 12-21 gr/hari mampu memperbaiki regulasi glukosa pada dewasa obesitas.Kesimpulan: Modifikasi menggunakan prebiotik dapat memicu produksi serta pelepasan bentuk aktif dari GLP‑1, penurunan ghrelin dan peningkatan PYY yang dapat menurunkan nafsu makan dan asupan energi. Modifikasi menggunakan probiotik dapat menurunkan absorbsi lemak, yang akan menyebabkan penurunan lemak abdomen. Sedangkan modifikasi menggunakan sinbiotik dapat menurunkan nafsu makan setelah peningkatan kadar GLP-1 dan PYY melalui mekanisme peningkatan produksi butirat (SCFA) oleh probiotik.Kata kunci: mikrobiota usus, prebiotik, probiotik, sinbiotik, obesitas AbstractBackground: Human intestine is the place of various types of microorganisms both beneficial and harmful microorganisms that form a microbiota. Intestinal microbiota has an important role in human health, one of which is reducing the risk of obesity.Objectives: The objective of this literature review is to describe the role of intestinal microbiota in reducing the risk of obesity through both prebiotics, probiotics, and synbiotics.Methods: Literature was conducted through the Google Scholar search engine using the keywords 'obesity', 'prebiotic', 'probiotic', 'synbiotic', and 'gut microbiota' in national and international journals with inclusion criteria, randomized controlled trial design ( RCT) and was carried out in adult age group subjects.Discussion: The results of this literature review show evidence that a balanced intestinal microbiota has a role in maintaining health and reducing the risk of obesity by affecting energy metabolism, nutrient absorption, the integrity of the gut barrier, and adipogenesis. Probiotics can inhibit the growth of intestinal pathogens and enhance the immune system. Prebiotics play a role in preventing overexpression of some genes associated with adipose, decreasing appetite and body fat mass. Synbiotics are a combination of probiotics and prebiotics which are believed to have a better effect than probiotics or prebiotics.Conclusions: Modifications using prebiotics can trigger the production and release of active forms of GLP 1, decreased ghrelin and increased PYY which can reduce appetite and energy intake. Modifications using probiotics can reduce fat absorption, which will cause a decrease in abdominal fat. While modification using synbiotics can reduce appetite after increasing GLP-1 and PYY levels through a mechanism of increasing butyrate production (SCFA) by probiotics.Keywords: gut microbiota, prebiotic, probiotic, synbiotic, obesity
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.