Anemia is a condition where the number of red blood cells or the concentration of oxygen transport in the blood (Hb) is insufficient for the physiology needs of the body.1 The prevalence of anemia (15-24 years old) in Indonesia (2018) was 32%.2 The aimed of this study was to determine the relationship between knowledge, tablet knowledge of iron supplementation, nutritional status, Fe intake and consumption patterns of inhibitor and enhancers factors with anemia in adolescent girls. This study found that 63.4% of girls had anemia. The factors associated with anemia in this study were knowledge (p value = 0.004), nutritional status (p value = 0.034) and consumption patterns of Fe inhibitors (p value = 0.009). Based on multivariate test, knowledge of anaemia was obtained as the dominant factor in anemia among adolescent girls with OR 3,3. Suggestions in this study were the need to be counseling about anemia and Fe inhibitor consumption patterns and monitoring nutritional status at UKS SMA/K so that adolescent girls can avoid anemia. Keywords: anemia, knowledge, nutritional status and inhibitor Fe. Abstrak Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologi tubuh.1 Prevalensi anemia pada rentang usia 15-24 tahun berdasarkan Riskesdas tahun 2018 adalah 32%.2 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku konsumsi dengan anemia remaja putri. Penelitian ini didapatkan sebanyak 63,4% remaja putri mengalami anemia. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia remaja putri dalam penelitian ini adalah pengetahuan (p value = 0,004), status gizi (p value = 0,034) dan pola konsumsi inhibitor Fe (p value = 0,009). Setelah dilakukan uji multivariat didapatkan pengetahuan anemia sebagai faktor dominan anemia remaja putri dengan OR 3,3. Saran dalam penelitian ini adalah perlunya diberikan penyuluhan mengenai anemia dan pola konsumsi inhibitor Fe serta pemantauan status gizi di UKS SMA/K sehingga para remaja putri terhindar dari anemia. Kata kunci: Anemia, Pengetahuan, Status Gizi, Inhibitor Fe
Latar belakang: Menarche adalah mentruasi pertama sebagai tanda bahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan organ seksual. Menarche dapat terjadi lebih cepat dibawah 10 tahun atau lebih lambat pada usia 17 tahun (Manuaba, 2007).Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche dini pada sisiw SMP Setia Negara Depok tahun 2018.Metode Penelitian: Penelitian dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi sasaran adalah seluruh siswi SMP Setia Negara Depok tahun 2018. Sampel penelitian sebanyak 138 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan pengukuran BB, TB. Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil: rata-rata usia menarche pada siswi SMP Setia Negara Depok Tahun 2018 adalah 12,11 tahun. Rata- rata status gizi siswi 21,6, pendapatan orang tua ≥ Rp 4.000.000.00, aktifitas fisik rata-rata ringan, dan Paparan media masa rata-rata tidak terpapar. Dalam penelitian ini diketahiui adanya hubungan antara status gizi (p=0,008), aktivitas fisik (p=0,033), paparan media massa (p=0,034) dengan kejadian menarche dini. Namun, tidak ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan kejadian menarche dini.Kesimpulan: adanya hubungan yang bermakna antara status gizi, aktivitas fisik dan paparan media massa dengan kejadian menarche dini. Saran meningkatkan pendidikan tentang reproduksi khususnya menarche, melaksanakan kegiatan pemantauan status gizi berkerja sama dengan program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).Kata Kunci: Menacrhe Dini, Status Gizi, Pendapatan Orang tua, Aktivitas Fisik, Paparan Media Massa
Adolescence who entered the lives of children and adults, starting from the age of 9 – 10 years and ended at the age of 18 years. Adolescence included vulnerable groups in terms of physical, psychological, social, and nutrition. The purpose of this research is to know the determinant associated with nutritional state in adolescents in SMP YPI Bintaro Jakarta. This study used cross sectional design. The sample of this study used the students of SMP YPI Bintaro who fill the criteria. To obtain data over nutrition, anthropometry measurement of height and weight, FFQ sheet for vegetable and fruit consumption, also questionnaire for knowledge, peers, physical activity. Univariable data analysis used frequency distribution, bivariable used Chi Square Test. The result of this study found that the prevalence of over nutrition adolescents in this study population is 5% and shows consumption (p = 0.039), knowledge (p = 0.046) and physical activity (p = 0.039). Schools should cooperate with health institutions to educate on balanced nutrition and health, especially about over nutrition. Keyword : Adolescents, over nutrition, knowledge
<p><em>Nutritional information labels have an important role in the selection of healthy foods (Signal, 2007). BPKN of year 2013 states the behavior of reading nutrition information labels in indonesia only 7,9%. This study was conducted to determine the factors associated with reading nutritional information label behavior in Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Harapan Massa Depok of year 2018. This study used a cross sectional study design. Sample amounted to 98 respondents taken data with stratified random sampling methode. Bivariate results showed that there were a significant relationship between reading behavior of nutrition information label with gender (p-value: 0,019) and attitude (p-value: 0,019). While the employment status of father (p-value: 0,521) and knowledge of nutrition information label (p-value: 0,172) was not significant. Gender and student attitude related to nutritional information label reading behavior. The suggestion from this study was this school can be given counseling through printed media, lectures, and discussions related to the benefits of reading nutrition information labels</em></p><p> </p><p>Label informasi gizi memiliki peranan penting dalam pemilihan makanan yang sehat (Signal, 2007). BPKN (Badan Perlindungan Konsumen Nasional) tahun 2013 menyatakan perilaku membaca label informasi gizi di Indonesia hanya sebesar 7,9%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku membaca label informasi gizi di Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Harapan Massa Depok tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif analitik. Sampel berjumlah 98 responden dengan penarikan sampel menggunakan metode stratified random sampling. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku membaca label informasi gizi dengan jenis kelamin (p-value: 0,019) dan sikap (p-value: 0,019). Sementara itu status pekerjaan ayah (p-value: 0,521) dan pengetahuan label informasi gizi (p-value: 0,172) tidak bermakna. Jenis kelamin dan sikap siswa/i berhubungan dengan perilaku membaca label informasi gizi. Kesimpulan peneliti sekolah perlu diberikan penyuluhan media cetak, ceramah, dan diskusi terkait manfaat dan pentingnya membaca label infromasi gizi.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.