Latar Belakang: Masa remaja disebut juga masa pubertas karena dalam periode ini terjadi pematangan organ reproduksi yang ditandai dengan adanya menstruasi. Keluhan yang sering dialami remaja putri saat mengalami menstruasi yaitu dismenore primer. Hasil studi pendahuluan pada tahun 2020 di SMAN1 Kota Sukabumi didapatkan hasil permasalahan yaitu 96.1% siswi mengalami dismenore primer dengan kategori nyeri ringan 28,6%, nyeri sedang 47,3%, dan nyeri berat 19,9%. Dismenore primer dapat menimbulkan kondisi tidak nyaman, menurunkan produktivitas, konsentrasi belajar dan aktivitas sehari-hari.
Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat kecukupan protein hewani dan kalsium, tingkat stres, serta kebiasaan olahraga terhadap derajat nyeri dismenore primer pada siswi SMAN1 Kota Sukabumi.
Metode: Penelitian berjenis kuantitatif, menggunakan desain studi observasional dengan pendekatan Cross-Sectional. Sampel diambil dari kelas 12 IPA berjumlah 62 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik acak sederhana (Simple Random Sampling). Pengambilan data melalui wawancara menggunakan google Form dan Zoom. Instrument yang digunakan yaitu SQ-FFQ, DASS, wong baker Pain Scale, dan kuisioner kebiasaan olahraga. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan α= 0,05.
Hasil: Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan kalsium terhadap derajat nyeri dismenore primer pada siswi SMAN1 Kota Sukabumi (p<0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan protein hewani, tingkat stres serta kebiasaan olahraga terhadap derajat nyeri dismenore primer (p>0,05).
Kesimpulan: Responden dengan tingkat kecukupan kalsium yang cukup dapat mengurangi derajat nyeri dismenore primer. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan kalsium untuk mencegah nyeri menstruasi.