Postpartum blues dikategorikan sebagai gangguan mental ringan sehingga sering tidak dipedulikan, tidak terdiagnosa dan akhirnya tidak ditangani, keadaan ini akan membuat perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya, sehingga mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam masalah hubungan dengan suami dan perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian postpartum blues, untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan suami, dan untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap kejadian postpartum blues. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016 hingga Juni 2017 di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum multipara yang berada di Klinik Pratama wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling berjumlah 45 orang ibu postpartum dilakukan dengan cara home visit. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan 95% (α≤0,05). Hasil penelitian ditemukan angka kejadian postpartum blues 26,7%, distribusi frekuensi dukungan suami 57,8%, dan ada hubungan dukungan suami terhadap kejadian postpartum blues di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru tahun 2017. Saran dalam penelitian ini diharapkan kepada bidan yang berpraktik di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki untuk mengadakan kelas ibu nifas dengan menghadirkan suami sebagai pendamping ibu.
Angka kejadian postpartum blues dibeberapa negara seperti Jepang 15-50%, Amerika Serikat 27%, prancis 31,7%, Nigeria 31,3% dan Yunani 44,5% (Curry, 2008). Angka kejadian postpartum blues di Asia cukup tinggi dan sangat bervariasi antara 2685%, sedangkan di Indonesia angka kejadian postpartum blues antara 50-70% dari wanita pasca persalinan. Di Indonesia salah satunya di Provinsi Riau tepatnya di Kota Pekanbaru sekitar 16,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian postpartum blues di Klinik Pratama Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2017. Penelitian ini dilaksanakan di 3 Klinik Pratama yang di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki pada bulan September 2016 s/d Juli 2017. Sampel penelitian ini adalah 45 orang ibu postpartum di 3 Klinik Pratama yang diambil secara accidental sampling. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain penelitian cross sectional. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dan dengan bantuan komputerisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 45 orang ibu postpartum terdapat 12 orang (26,7%) ibu yang mengalami postpartum blues dan 33 orang (73,3%) yang tidak mengalami postpartum blues. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara umur (p =0,007), dan paritas (p =0,001) dengan kejadian postpartum blues serta menunjukkan tidak adanya hubungan antara jenis persalinan (p =0,933), penghasilan (p =1,000) dan kesiapan menjadi ibu (p =1,000) dengan kejadian postpartum blues. Saran kepada tenaga kesehatan yaitu deteksi atau screening adanya kemungkinan terjadinya postpartum blues kepada semua ibu postpartum dan jadikan screening tersebut menjadi bagian dari pengkajian tetap pada ibu postpartum.
Perubahan tatanan sosial membuat wanita banyak yang bekerja, penyimpanan ASI tidak dapat dihindarkan bila ibu tetap memberikan ASI. Penyimpanan ASI untuk jangka waktu yang cukup lama, kemungkinan dapat terkontaminasi bakteri dan pertumbuhan bakteri patogen, sehingga membuat ASI tidak aman untuk di konsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran jumlah total koloni Bakteri Asam Laktat (BAL) berdasarkan lama penyimpanan ASI perah pada suhu ruangan 30oC, pada refrigerator dan freezer. Desain penelitian adalah eksperiment, data disajikan dalam bentuk deskriptif. Sampel pada penelitian adalah 8 orang ibu yang dapat memberikan ASI nya sebanyak 50 ml di Tempat Penitipan Anak (TPA) Kota Pekanbaru. Penyimpanan dan pemeriksaan total koloni BAL dilakukan pada Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Riau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Oktober 2018. Setiap ASI akan dibagi menjadi 10 bagian yaitu sebanyak 5 ml. ASI akan dikelompokkan menjadi 10 bagian terdiri dari 8 ASI, 1 bagian menjadi kelompok kontrol yang langsung di dihitung jumlah koloni BAL nya. Bagian ASI yang lain menjadi kelompok perlakuan, yang terdiri dari 5 bagian ASIP di simpan pada suhu ruangan 30oC selama 2 jam sampai dengan 6 jam. Kelompok berikutnya disimpan di refrigerator (4oC) selama 5 hari, 7 hari dan freezer (-15oC) selama 14 hari dan 16 hari. Hasil pemeriksaan jumlah koloni BAL pada kelompok kontrol rata-rata 1593,7x106, dan mengalami penurunan pesat sampai dengan 2 jam penyimpanan disuhu ruangan yaitu 347,5x106. Batas minimum jumlah BAL yang layak dikonsumsi setelah disimpan selama 4 jam, yaitu dengan hasil rata-rata BAL 11,25x106. Pada penyimpanan di refrigerator maksimal waktu penyimpanan sampai dengan 5 hari dengan jumlah BAL yaitu 1,125x106. Penyimpanan pada freezer lebih lama yaitu 16 hari dengan jumlah BAL 2,37x106. Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah koloni BAL pada setiap kelompok perlakuan penyimpanan ASI pada suhu ruangan dengan nilai p value = 0,000 berdasarkan uji Annova. Lama penyimpanan ASI akan menurunkan kadar koloni BAL dalam ASI.
The importance of breastfeeding for the health of mothers and children has been accepted by people all over the world. Based on data from the Pekanbaru City Health Office (2016), the coverage of exclusive breastfeeding in Pekanbaru was 50.70%, below the national target of 80% and in the Umban Sari Health Center was only 39.22%. Some studies stated that self-efficacy and husband's engagement during the breastfeeding process support the successful of breastfeeding. The purpose of this study is to determine the correlation between husband's support and maternal self-efficacy in breastfeeding. This is a non-experimental research with correlational type. The study was conducted at the Umban Sari Health Center in January to September 2019. The data was collected by using primary data by self-reported questionnaire, processed by editing, coding, entry, cleaning processing, and then analyzed by regression correlation test. The results showed that there is a strong correlation between emotional (r = 0.63), informational (r = 0.56), appraisal (r = 0.53) support with maternal self-efficacy in breastfeeding, but moderate correlation for instrumental support (r = 0.47). By these results, it is suggested that the breastfeeding class program in the prenatal by involving husband needs to be held
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.