Pembangunan pariwisata berkelanjutan mendorong pemberdayaan serta keterlibatan perempuan secara efektif dalam pengembangan pariwisata dimana hal tersebut selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan nomor lima yaitu kesetaraan gender. Namun, masih ditemukan isu gender di beberapa destinasi yang menjunjung tinggi nilai tradisional yang membatasi pelaku industri wisata perempuan yakni kesenjangan gaji/upah, pembatasan partisipasi politik atau pembatasan dalam bersuara, stereotip gender dan diskriminasi gender. Pemberdayaan dan keterlibatan perempuan dalam industri pariwisata dinilai dari sejauh mana perempuan terberdayakan secara psikologis, politik dan sosial. Pelaku industri pariwisata perempuan yang terberdayakan dan aktif terlibat dapat menjadi suatu keuntungan bagi destinasi wisata dalam menarik pasar wisatawan perempuan.

Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya merupakan suatu destinasi wisata berbasis hutan mangrove atau hutan bakau yang ada di pesisir pantai timur Kota Surabaya. Pada akhir pekan, Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya dapat mendatangkan 300 hingga 350 pengunjung, aktivitas wisata yang dilakukan oleh pengunjung akan memberikan dampak positif maupun negatif terkait lingkungan, ekonomi, dan sosial. Meninjau dari konsep pariwisata berkelanjutan, pengelolaan sampah dan limbah yang baik merupakan suatu aspek yang penting yang harus diperhatikan untuk keberlangsungan destinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memberikan rekomendasi terhadap pengelolaan sampah yang sudah dilakukan pada Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya melalui metode analisis deskriptif kualitatif berdasarkan model pengelolaan sampah pada destinasi wisata. Secara pengelolaan sampah, Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya sudah memiliki sebuah sistem yang sudah berjalan dalam mengelola sampah, baik sampah-sampah organik maupun anorganik. Namun, Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya masih harus menyediakan dan meningkatkan sarana dan infrastruktur, baik untuk pengelolaan sampah organik maupun anorganik.