Artikel ini berusaha menjelaskan tentang adanya hubungan antara kelompok radikalisme dengan media sosial yang berbasis pada internet, sehingga terjadinya pergeseran literasi keagamaan di kalangan generasi milenial. Pola penyebaran paham tersebut semakin tumbuh subur di kalangan pelajar dan generasi milenial melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan pokok: Bagaimana potensi penyebaran radiklaisme di kalangan generasi milenial melalui media sosial? Sejauh mana media literasi dalam mencegah radikalisme pada generasi milenial? Hasil penelitian ini membuktikan bahwa generasi minenial mudah terpapar paham radikalisme melalui media sosial. Adanya pergeseran bentuk dan pola penyebaran isu radikalisme dari literasi buku ke dunia cyber. Penelitian ini diharapkan memperkaya hasil riset dan kajian dalam isu generasi milenial, intoleransi serta radikalisme di Indonesia.
Berangkat dari fenomena gerakan Islamis yang memberikan warna menonjol dalam dinamika politik Islam di Indonesia. Ideolog-ideolog aktif menggelar aksi- aksi jihad dari berbagai kawasan konflik di Indonesia. Tulisan ini berupaya menjelaskan situasi politik Islam yang terefleksi dari media baru dan pandangan ulama mengenai negara-bangsa yang menunjukkan adanya beberapa gugatan dan konflik terhadap negara-bangsa tapi juga mencerminkan kompleksitas politik Islam dan terjangan globalisasi melalui media baru. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan metode penelitian memalui fenomenologi dan kajian pustaka. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa gerakan-gerakan Islamis aktif memperkenalkan pemikiran yang berusaha mendefinisikan Islam sebagai ideologi politik. Sementara itu, media baru menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam mempengaruhi dinamika dan manifestasi terbaru dari politik Islam di seluruh dunia. Tumbuhnya mode baru komunikasi yang interaktif, seperti televisi, internet dan telepon pintar, telah meningkatkan kapasitas dan ekspresi individu memahami konflik.
Konflik pernikahan kerap melahirkan pertengkaran, perdebatan, bahkan terjadi kekerasan fisik dan psikis, sehingga mengakibatkan terganggunya keharmonisan hubungan suami isteri dan memunculkan apa yang dikenal dengan istilah nusyuz (kedurhakaan). Nusyuz bisa disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari rasa ketidakpuasan salah satu pihak atas perlakuan pasangannya, hak-hak yang tidak terpenuhi, atau adanya tuntutan berlebihan dari satu pihak terhadap pihak yang lain. Tulisan ini berupaya menjelaskan tentang apa saja wacana yang menyebabkan seorang isteri nusyuz dan bagaimana hukumnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, kemudian dianalisis secara kualitatif untuk memperoleh kesimpulan dengan metode deduktif. Hasil penelitian dan pembahasan bahwa suami harus bisa mendidik isteri sesuai dengan ajaran dan hukum Islam, serta berlandaskan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah atau menurut Nash Al Qur'an dan hadis. Mendidik seorang istri yang nusyuz dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu: pertama, nasihat. Kedua, pisah ranjang. Ketiga, pukulan (yang lembut). Ketiga metode tersebut merupakan metode dan cara yang terdapat di dalam hukum Islam berdasarkan Nash Al Qur'an dan Sunnah yang diharapkan dapat mengatasi atau mendidik istri yang nusyuz.
This article discusses ‘dakwah’ (Islamic missionary work) with a friendly concept using rhetoric and narratives that are easily understood by various groups. The missionary work message is covered with beautiful rhetoric by Salim A. Fillah through his books published by Pro U Media. This study uses normative juridical approach with descriptive study. Data collection is condcuted by literature study. The collected data then analyzed qualitatively through deductive method. The findings of the study show that the new Islamic literature has been popularized by young Muslim writers affiliated with contemporary Islamic movements such as Hizbut-Tahrir Indonesia (HTI), Salafi, and Tarbiyah. This research shows that Indonesian Islamic thinker like Salim A. Fillah through social media and his published books uses various scientific arguments based on some classical and modern literature. Formerly Salim A. Fillah is not a person who has ever studied at pesantren (Islamic boarding school) but his religious view can be seen in his fatwas (religious advices) which affecting various communities
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.