The decline in the potato production also occurred in Central Java, which is one of the potato production centers in Indonesia. Data from the Indonesian Ministry of Agriculture ( 2017) stated that the number of
Produksi kentang di Indonesia mengalami fluktuasi, salah satu hal yang menyebabkan produksi kentang mengalami fluktuasi adalah produksi benih yang berkualitas kurang maksimal. Sehingga perlu upaya peningkatan kualitas benih kentang melalui aplikasi zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi NAA dan BAP terhadap pertumbuhan tunas kentang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari – Mei 2019 di Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi, Universitas Jenderal Soedirman. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi NAA tidak berpengaruh terhadap tinggi planlet, bobot planlet, panjang akar dan jumlah akar. Penambahan aplikasi BAP tidak lebih baik dari perlakuan kontrol. Pada interaksi NAA dan BAP, respon jumlah akar tidak lebih baik dari kontrol.
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan jenis komoditi hortikultura yang menghasilkan umbi dari keluarga Solanaceae. Kebutuhan kentang terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku kentang. Kentang banyak dibudidayakan di dataran tinggi di atas 800 m dpl, seperti Dieng, Kerinci, Pengalengan, dan Curup yang memiliki suhu 17ºC sampai dengan 20ºC sehingga tanaman kentang dapat berproduksi maksimal. Namun, di dataran tinggi mulai muncul ancaman lingkungan seperti kekeringan dan tanah longsor, sehingga mendorong para peneliti untuk mengembangkan tanaman kentang di dataran medium. Pengembangan varietas tanaman kentang untuk dataran medium terus dilakukan, salah satunya dengan induksi mutasi. Induksi mutasi dapat dilakukan dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap bagian tanaman seperti organ reproduksi. Iradiasi sinar gamma merupakan mutasi yang sering digunakan untuk menginduksi perubahan genetik di dalam sel somatik yang diturunkan, sehingga terjadi peningkatan viabilitas dan menghasilkan mutan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi sinar gamma terhadap berbagai variabel kualitatif 3 (tiga) varietas tanaman kentang. Perlakuan radiasi sinar gamma memberikan pengaruh yang berbeda dengan tanaman kontrol pada variabel bentuk daun, frekuensi daun menyimpang, kebiasaan tumbuh, bentuk umbi, dan sifat ketahanan terhadap penyakit. Mutan yang memberikan keunggulan dalam segi ketahanan terhadap penyakit adalah mutan D1-A11, D2- A11, D2-A4, D1-G1, D1-G2, D3-G11, D3-G12, dan D2-M11.Kata kunci : kualitatif, kentang, iradiasi gamma, dataran medium
Sodium azide mempunyai kapasitas dalam induksi perubahan genetik dalam mengindikasikan kapasitas hasil tanaman dan sensitivitas terhadap kondisi lingkungan tercekam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon padi inpari dengan perlakuan lama perendaman pada mutagen sodium azide terhadap sensitivitas, karakter bibit, dan jarak genetik berdasarkan karakter morfologi. Percobaan disusun menggunakan rancangan petak terbagi dengan varietas padi (Inpari 31, 32, dan 33) sebagai petak utama, dan lama perendaman mutagen sodium azide (0, 5, 10, 15, dan 20 jam) sebagai anak petak. Hasil menunjukan bahwa Inpari 32 lebih sensitif (LD50), dan lebih baik pada karakter daya kecambah dan karakter bibit dibandingkan dengan Inpari 31 dan 33. Jarak genetik terdekat ditunjukan antara Inpari 31 dan Inpari 33 tanpa mutagen, dan antara Inpari 32 dan Inpari 33 dengan perendaman sodium azide selama 10 dan 20 jam.
PONED Training is an effort to decrease Mother and Infant Mortality Rate in Central Java which the effectiveness was assessed through post-training evaluation. The aim was to describe the implementation of the training at the workplace. The study used mixed method with concurrent triangulation strategy. Subjects of the study were the participants of the training in 2014 from 10 health centers selected by purposive sampling. The results showed that the average knowledge of the respondents about the training material was approximately 79.5; Respondents' compliance in applying skills of preparation for obstetric-neonatal emergency was 96.3% while skills of stabilization, referral, and transportation of newborns were 25%. Respondents were mostly proficient in handling cases of post partum hemorrhage and hypertension-pre eclampsia (90,9%), while the cases of hyperbilirunemia were the less controllable (27.3%); The implication of the study was to provide information whether the training was beneficial or not and to design better training.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.