Blood level 25(OH)D3 in obese peopleBackground: Currently, obesity is a world problem, even the World Health Organization (WHO) declared obesity to be a global epidemic and contributes 5% of global deaths in 2015. Recently, many studies have reported an association between vitamin D levels and the incidence of obesity, although the exact mechanism raises many questions. Objective: This study is to examine the correlation between levels of 25(OH)D3 and body mass index (BMI).Methods: The design of this research is an analytic survey with a case control approach. The population of this study was all students of the Faculty of Medicine, Malahayati University, Bandar Lampung. The number of samples in this study were 60 samples with details of 30 case samples (obesity) and 30 control samples (no obesity). The sampling technique used was purposive sampling. The data used are primary data from direct measurement results. The data were analyzed using the correlation test.Results: The results showed that only one sample had normal 25(OH)D3 levels, while most (more than 98%) had low and very low levels of 25(OH)D3. The correlation test showed that there was a significant relationship between 25(OH)D3 levels with BMI (p=0.008; r= -0.0338), gender (p=0.001; r= -0.457), and total cholesterol levels (p=0.009); r= -0,391).Conclusions: There is a relationship between levels of 25(OH)D3 with BMI, the lower the 25(OH)3 blood level, the higher the risk of increasing BMI. Further research is still needed to ensure that giving vitamin D to obese populations can reduce body weight or BMI.
Introduction: School Children Snacks conducted by the Food and Drug Supervisory Agency of the Republic of Indonesia Directorate of Food Inspection and Certification together with 26 supervisory agency/ the Food and Drug Supervisory Centers throughout Indonesia show that 45% of School Children Snacks do not meet the requirements because they contain hazardous chemicals such as formaldehyde, borax, rhodamine, and containing Food Additives such as cyclamate andbenzoate exceeds the safelimit. Purpose: Respondents can know, understand about healthy snacks and unhealthy snacks. Method: Implementation of the method used in counseling at Public Elementary School 1 Way Gubak is done by 3 stages, namely the first, students of the Psychology profession asking the difference between healthy and unhealthy snacks at, secondly, the presenters of Psychological students explained about healthy and unhealthy snacks using a Power point back, and the third asked questions related to the difference between healthy and unhealthy snacks after being explained. Results: Respondents understand about healthy and unhealthy snacks. Conclusion: Respondents can understand about healthy snacks and unhealthy snacks. Pendahuluan: Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan bersama 26 Balai Besar / Balai POM di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa 45% PJAS tidak memenuhi syarat karena mengandung bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin, dan mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti siklamat dan benzoat melebihi batas aman. Tujuan: Responden dapat mengetahui,Memahami tentang jajanan sehat dan jajanan tidak sehat. Metode: Pelaksanaan metode yang digunakan dalam penyuluhan di Sdn 1 Way Gubak ini dilakukan dengan 3 tahap, yaitu yang pertama mahasiswa profesi Psik menanyakan perbedaan jajanan sehat dan tidak sehat, yang kedua penyaji mahasiswa menjelaskan tentang jajanan sehat dan tidak sehat menggunakan Power point balik, dan ketiga tanya jawab terkait perbedaan jajanan sehat dan tidak sehat setelah di jelaskan. Hasil: Responden memahami tentang jajanan sehat dan tidak sehat. Simpulan: Responden dapat memahami tentang Jajanan Sehat dan Jajanan tidak sehat.
Peningkatan prevalensi obesitas pada orang dewasa usia 18 tahun ke atas terus mengalami peningkatan secara signifikan. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga promosi kesehatan masyarakat, dimana salah satu tugas promotor kesehatan adalah memberikan edukasi terhadap pencegahan penyakit yang mungkin bisa disebabkan oleh obesitas. Kejadian obesitas akhir-akhir ini sering dikaitkan dengan kondisi kadar vitamin D dalam darah dan beberapa faktor risiko penyebab obesitas seperti jenis kelamin, sosial ekonomi, aktifitas fisik dan faktor hereditas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar vitamin D dalam darah dan faktor-faktor risiko seperti faktor jenis kelamin, sosial ekonomi, aktifitas fisik dan faktor hereditas terhadap kejadian obesitas pada civitas akademika universitas Malahayati tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik observasional dengan desain penelitian case control. Analisis data menggunakan uji chi-square. Diketahui faktor hereditas dengan kategori obes berhubungan erat terhadap kejadian obesitas pada civitas akademika universitas malahayati tahun 2020. Dari hasil statistik diketahui bahwa responden dengan faktor hereditas obes terdapat 22 (73,3%), dibandingkan responden yang tidak memiliki riwayat obese yaitu sebanyak 7 (23,3%). Pada uji chi-square didapatkan hasil p-value = 0,00 (p< 0,05) OR= 9,036. Secara statistik dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara faktor hereditas terhadap kejadian obesiatas pada civitas akademika universitas Malahayati tahun 2020. Meskipun secara analisis statistik faktor risiko defisiensi kadar vitamin D dalam darah tidak berhubugan dengan kejadian obesitas, namun di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 30 responden kasus kesemuanya mengalami defisiensi vitamin D. Meskipun benar bahwa terdapat 29 dari 30 responden pada kelompok kontrol juga mengalami defisiensi vitamin D. Dapat disimpulkan bahwa obesitas dapat mempengaruhi terjadinya defisiensi vitamin D dalam darah dan jika masyarakat memiliki faktor hereditas obes, maka berpotensi untuk mengalami obesitas juga.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.