ABSTRAKTercatat ratusan ribu korban jiwa berjatuhan pasca bencana alam gempabumi yang pernah terjadi di Indonesia. Tingginya angka korban jiwa dan kerugian harta benda menjadi indikasi rendahnya kesiapsiagaan stakeholder (multipihak) dalam menghadapi bencana alam gempabumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesiapsiagaan stakeholder dalam menghadapi bencana alam gempabumi. Kajian ini menggunakan metode studi literatur dengan membedah teori dan konsep serta data-data sekunder yang relevan. Berdasarkan hasil kajian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesiapsiagaan stakeholder yang terdiri dari komunitas pemerintah, masyarakat dan sekolah harus terus ditingkatkan sampai level sangat siap dalam menghadapi bencana alam gempabumi. Dengan demikian risiko bencana alam gempabumi seperti jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan gangguan psikologis akan dapat dikurangi dengan signifikan.
The aim of this study was to determine hard coral cover at the time before (2015), during (2016) and after coral bleaching (2017) in Krueng Raya, Aceh besar. This study was conducted on April 2017 in Krueng Raya, Aceh Besar. Data collection was carried out at 3 observation stations using the PIT (Point Intercept Transect) method which included : Fort Inong Balee, Ahmad Rhang Manyang, and Lhok Mee. The results showed that the average percentage of hard coral cover in 2017 was 22.90% (bad category), it was lower than in 2016 32.43% (medium category) and in 2015 was 52.83% (good category). There were found 16 genera of coral (2015), 18 genera of coral (2016), and 8 genera of coral (2017). Mortality Index (MI) in 2015 ranged between 0.02-0.20 (low coral mortality rate), in 2016 ranged between 0.13-0.49 (low coral mortality rate), in 2017 ranged between 0.63-0.79 (high coral mortality rate). The results of this study indicate that the percentage of hard coral cover has decreased to reach 50% due to coral bleaching in the waters of Krueng Raya Aceh Besar. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tutupan karang keras pada waktu sebelum (tahun 2015) saat (2016) dan sesudah pemutihan karang (2017) di Krueng Raya, Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2017 di Krueng Raya, Aceh Besar. Pengambilan data dilakukan di 3 stasiun pengamatan menggunakan metode PIT (Point Intercept Transect) yang meliputi: Benteng Inong Balee, Ahmad Rhang Manyang, dan Lhok Mee. Hasil penelitian menunjukkan persentase rata -rata tutupan karang keras tahun 2015 sebesar 52,83% berkategori baik, tahun 2016 sebesar 32,43% berkategori sedang dan tahun pada tahun 2017 persentase tutupan karang keras menjadi 22,90% dan masuk ke dalam kategori rusak. Terdapat sebanyak 16 genus karang (2015), 18 genus karang (2016) dan 8 genus karang 8 (2017). Indeks Mortalitas (IM) tahun 2015 berkisar antara 0,02-0,20 (tingkat kematian karang yang rendah), tahun 2016 berkisar antara 0,13-0,49 (kematian karang rendah), tahun 2017 berkisar antara 0,63-0,79 (tingkat kematian karang tinggi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase tutupan karang keras mengalami penurunan hingga mencapai ±50% yang diakibatkan oleh pemutihan karang pada Perairan Krueng Raya Aceh Besar.Kata kunci : indeks mortalitas, pemutihan karang, tutupan karang keras
Berpikir spasial merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki mahasiswa dalam menyelesaikan masalah geografi. Berdasarkan kebutuhan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja mahasiswa pada mata kuliah hidrologi dasar. Lembar kerja dirancang berbasis kemampuan berpikir spasial (spatial thinking) dan penyelesaian masalah (solving problem). Metode pengembangannya mengikuti prosedur Dick dan Carey yang terdiri dari Sembilan langkah dan dibagi empat tahap; (1) perancangan, (2) pngembangan, (3) validasi dan uji produk. Data yang dikumpulkan terdiri dari data uji validasi dan uji coba lapangan. Validasi melibatkan ahli teknologi pembelajaran, ahli materi Hidrologi, dan ahli bahasa. Uji coba lapang terbatas melibatkan I kelas yang terdiri dari 10 orang mahasiswa. Hasil analisis data menunjukkan, validasi kelayakan penyajian dari ahli teknologi pembelajaran dikategorikan baik dengan skor 3. Berdasarkan tabel keputusan, nilai tersebut menunjukkan lembar kerja hasil pengembangan dapat digunakan, tetapi perlu direvisi. Validasi kelayakan isi/materi diperoleh skor 3 dinilai cukup baik. Berdasarkan tabel keputusan, nilai tersebut menunjukkan lembar kerja hasil pengembangan dapat digunakan tapi perlu direvisi juga. Validasi kelayakan bahasa dari ahli bahasa, diperoleh skor 4,3, skor tersebut dinilai sangat baik, berdasarkan tabel keputusan, lembar kerja tidak perlu direvisi dari segi bahasa. Kemudian dari hasil uji coba lapangan, diperoleh skor 4,5 kategori sangat baik, dan menurut tabel keputusan, lembar kerja tidak perlu direvisi, layak digunakan dari sisi kemudahan memahami, kemenarikan, dan keterbacaan.
The purpose of this study was to determine the growth pattern of Lingula sp. based on its morphometric analysis. The method used in this research is purposive sampling method. he results showed that the number of Lingula sp. less in the Ujong Pancu beach area (66 individuals) when compared to the Syiah Kuala beach area (169 individuals). Based on the weight value of Lingula sp. in the Syiah Kuala area (5,861-7,786 g) it was higher than the Ujong Pancu area (0.082-2.007 g), and the length value was higher in the Syiah Kuala coastal area (39.6-49.4 mm) than the Ujong Pancu beach area ( 19.8-29.6 mm). Besides that, from the calculation of the value of length and body weight, it was found that the value of b at both stations was b> 3 (Ujung pancu, b = 1.9568 and Syiah Kuala, b = 2.896) so that the growth pattern of Lingula sp. classified as negative allometric whereas the length growth is faster than body weight, and the water quality factor in the Ujong Pancu beach area and the Syiah Kuala beach masig are within the normal life limits of Lingula sp.
Lingula sp. is one of the genera of the Brachiopoda phylum that lives in the intertidal zone or areas that are affected by tides. The purpose of this study was to determine the population structure of Lingula sp. through the approach of population structure, density, distribution patterns, length and weight relationship and with physical and chemical parameters in the waters of Alue Naga, Syiah Kuala District, Banda Aceh City. The method used in this research is a purposive random sampling method. The results show that the growth pattern of Lingula sp. is classified as negative allometric at three research sites in Alue Naga waters, based on the value of b 3. The density of Lingula sp. was the highest at site 1 with a total of 17.7 ind/m2. While the density of Lingula sp. was the lowest at site 3 with a total of 9.7 ind/m2. The distribution of Lingula sp. at the three sites were uniform, with morisita index (Id) values of 0.352, 0.257, and 0.208 for sites 1, 2, and 3 respectively. In addition, the environmental factors of the three research sites in Alue Naga waters are within the normal limits of life for Lingula sp.Keywords: Alue NagaLingula sp. Population structure
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.