The introducer of ethnomathematics defined ethnomathematics as mathematics practised among identified cultural groups. Ethnomathematics positively impacts the learning process either as a Moderate or an approach to, for example, problem-solving ability. Previous researchers have carried out several studies on implementing ethnomathematical-based learning to improve students’ problem-solving ability. However, the analysis shown is very varied, so it still raises doubts about the impact of learning using ethnomathematics on mathematical problem-solving abilities. This study aims to determine the correlation between ethnomathematical-based with students’ problem-solving skills. This study uses meta-analysis research, which combines several experimental Studies that collate the effectuality of ethnomathematical-based learning and regular instruction on improving the mathematical problem-solving ability. Relevant studies were searched through e-resources from Perpusnas databases with the specified keywords. There are 106 studies obtained from the search query. Fourteen studies were selected according to the inclusion and exclusion criteria. Meta-Mar was used to determine the joined effect size by analysing the selected studies. This study shows that the joined effect size of applied ethnomathematical-based learning in improving mathematical problem-solving skills is 1,04 and was classified as a strong effect. Therefore, it is deduced that ethnomathematical-based learning relies on mathematical problem-solving abilities. Statistically, the implementation of ethnomathematics-based learning in improving mathematical problem-solving ability is also influenced by the study’s characteristics at the level of education.
Peserta didik diharapkan mampu menalar, berpikir logis, berpikir sistematis, dan memiliki keterampilan personal dan interpersonal yang baik yang dapat membantu mereka dalam memecahkan masalah sehari-hari. Salah satu cara yang dapat diupayakan adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Knisley untuk mengasah kemampuan matematika, baik hard skill maupun soft skill. Tujuan dari Systematic Literatur Review ini adalah untuk mengkaji literatur terkait keefektifan model pembelajaran Knisley terhadap kemampuan matematika (hard skill dan soft skill) peserta didik. Data dikumpulkan dengan menyintesis dan mereview semua artikel yang berkaitan dengan model pembelajaran Knisley dan kemampuan matematika yang diterbitkan antara tahun 2012 hingga 2022 melalui database Google Scholar dan Pepusnas. Diperoleh sebanyak 32 artikel yang menjadi bahan kajian sintesis kualitatif. Penelitian ini menunjukkan, model pembelajaran Knisley efektif dalam meningkatkan berbagai kemampuan hard skill matematis. Namun, dalam hal perbedaan gender, tidak efektif untuk keterampilan berpikir kritis matematis. Model pembelajaran Knisley juga efektif untuk meningkatkan soft skill peserta matematika, yaitu disposisi matematika dan self efficacy
Kurikulum merdeka merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang diimplementasikan untuk mengatasi learning loss akibat bencana Covid-19. Banyak sekolah di bawah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah menerapkan kurikulum merdeka melalui sekolah penggerak. Namun di madrasah-madrasah di bawah naungan Kementerian Agama penerapan Kurikulum Merdeka tidak seintensif di sekolah umum. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan madrasah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (studi dilakukan di MAN 2 Kota Serang). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif terhadap guru, kepala madrasah dan wakil kepala bidang kurikulum di MAN 2 Kota Serang sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui angket dan wawancara. Hasil temuan menunjukkan bahwa kesiapan madrasah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di MAN 2 Kota Serang berada dalam kriteria cukup, yang dideskripsikan dalam tiga aspek kesiapan yaitu : (1) kesiapan pada perencanaan pembelajaran berada dalam kriteria cukup; (2) kesiapan pada proses pembelajaran berada dalam kriteria cukup; serta (3) kesiapan pada proses penilaian berada dalam kategori kurang.
Literasi numerasi merupakan kemampuan yang dibutuhkan siswa dalam memahami dunia dan membekali siswa untuk memahami dan menganalisis informasi serta memanfaatkan penalaran matematika untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa kemampuan literasi siswa di Indonesia masih rendah. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: (1) mengetahui kemampuan literasi numerasi siswa MAN 2 Kota Serang pada materi trigonometri; dan (2) mendeskripsikan kemampuan literasi numerasi siswa pada tiap indikator kemampuan literasi numerasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada subjek siswa MAN 2 Kota Serang kelas X IPA 3 yang berjumlah 32 orang siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes literasi numerasi yang terdiri dari 4 butir soal uraian dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kemampuan literasi numerasi siswa MAN 2 Kota Serang pada materi trigonometri berada pada kategori kurang baik dengan rata-rata skor sebesar 45,35; dan (2) Siswa dengan kemampuan literasi numerasi sangat baik telah mampu memenuhi hampir seluruh indikator kemampuan literasi numerasi, siswa dengan kemampuan literasi numerasi baik dan cukup baik telah memenuhi dua atau tiga indikator literasi numerasi. Sedangkan siswa dengan kemampuan literasi numerasi kurang baik hanya dapat memenuhi satu indikator kemampuan literasi numerasi.
Several studies show that the learning process with a metacognitive approach helps students develop their reflective thinking skills. One of the IMPROVE syntaxes is asking metacognitive questions. This study aims to describe the influence of the IMPROVE learning model on students' mathematical reflective thinking abilities. For this reason, this study uses a quantitative approach with descriptive analysis techniques after comparing two groups of data according to the non-equivalent control group design. The study involved several students of class X IPA at MAN 2 Serang City as a population consisting of two study groups as samples. The data collection technique uses the Mathematical Reflective Thinking Ability Test (KBRM) instrument which contains six indicators. The application of the IMPROVE learning model, based on the results of the study, was proven to have a positive and significant influence on increasing students' mathematical reflective thinking skills. Also, the mathematical reflective thinking ability of students who apply the IMPROVE learning model is in the fairly good category, while the mathematical reflective thinking ability of students who apply ordinary learning is in the poor category. The achievement of each indicator of students' mathematical reflective thinking skills who apply IMPROVE learning is in the good category on 2 question indicators, fairly good category on 2 question indicators and not a good category on 2 question indicators out of a total of 6 indicators of mathematical reflective thinking ability questions
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.