Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Sementara kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, tujuan utama dalam kegiatan ini adalah pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Evaluasi. Instrumen yang digunakan dalam PKM ini yaitu: 1) tes, 2) angket/kuesioner, dan 3) dokumentasi. Lokasi dalam PKM ini adalah SD Negeri 126 Borong Kecamatan Helang Kabupaten Bulukumba. Subjeknya adalah guru dan siswa di SD Negeri 126 Borong Kecamatan Helang Kabupaten Bulukumba. Hasil temuan dari kegiatan Penerapan model pembelajaran abad 21 yang selama ini diimplementasikan di SD dapat membuat siswa mengetahui bahwa pendidikan yang mereka tempuh sangat penting serta bermanfaat dalam menyelesaikan masalah dan situasi di dunia nyata sekarang ini. Melalui pengembangan model pembelajaran abad 21, siswa dapat mengatasi situasi dunia nyata. Integrasi subjek model pembelajaran abad 21 akan lebih efektif jika menggunakan pendekatan yang strategis dalam implementasinya sehingga dapat membuat siswa belajar lebih relevan, merangsang munculnya pengalaman bermakna, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah serta meningkatkan retensi. Model pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dan tantangan eksternal. Pembelajaran abad 21 tidak bermakna hanya penguatan praktis pendidikan dalam bidang-bidang secara terpisah, melainkan mengembangkan pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan keempat bidang tersebut, dengan memfokuskan proses pendidikan pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan profesi.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu proses untuk meningkatkan pendidikan dengan memasukkan perubahan dan melibatkan pendidik dalam kerja bersama untuk meningkatkan praktik mereka sendiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia di SD Negeri Mamajang II adalah melalui pelatihan PTK di sekolah. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar guru-guru dapat membuat PTK berkualitas secara berkesinambungan. Bentuk dari pelatihan atau penyuluhan ini yaitu dengan cara melaksanakan workshop pelatihan perancangan dan penerapan model-model pembelajaran pelaksanaan PTK dalam proses pembelajaran; pelatihan pengambilan dan analisis data dalam pelaksanaan PTK; pelatihan cara interpretasi dan penyimpulan hasil pelaksanaan PTK dan menuangkan hasil dalam karya tulis ilmiah; pelatihan cara analisis statistik; serta membuat laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan/penyuluhan, pembimbingan dan pendampingan yang terintegrasi dalam kegiatan workshop penelitian tindakan kelas (PTK). Kegiatan pelatihan telah dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan peserta workshop diberikan materi yang berbeda, yang meliputi materi model-model pembelajaran di SD, analisis statistika untuk penelitian dan menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas. Setelah menerima materi, setiap peserta diberikan pendampingan dan pembimbingan dalam proses pembuatan laporan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru SD Negeri Mamajang II Kota Makassar sebanyak 12 orang. Selama kegiatan pengabdian ini berlangsung, ada 4 orang peserta pelatihan yang sudah dapat menyelesaikan laporan PTK dengan baik, dan 8 orang diantaranya masih dalam proses pembuatan laporan penelitian tindakan kelas. Dari hasil tersebut, rancangan pelatihan disusun agar tercapai tujuan secara efektif meliputi: penyampaian materi PTK oleh tim peneliti, penyusunan proposal PTK oleh kelompok guru, dan presentasi proposal PTK oleh kelompok guru. Pelatihan diikuti oleh 12 orang, hal tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi. Selain itu, guru–guru peserta pelatihan memiliki kompetensi yang baik dalam menyusun proposal. Umpan balik dari peserta pelatihan adalah perlu tambahan waktu, serta kegiatan pengabdian diadakan secara rutin, sehingga hubungan baik antara sekolah dan perguruan tinggi semakin baik.
Penelitian ini diawali dari rendahnya hasil belajar murid tentang kemampuan murid dalam memecahkan masalah sosial berdasarkan tes awal yang dilakukan sebelumnya. Menurut hemat peneliti hal tersebut disebabkan kurangnya penerapan strategi maupun metode atau yang sejenisnya yang dapat meningkatkan kemampuan murid dalam memecahkan masalah. Atas dasar ini peneliti menawarkan solusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut yakni dengan menggunakan metode bermain peran dalam meningkatkan hasil belajar IPS. Selanjutnya masalah dalam penelitian ini adalah : apakah hasil belajar murid akan meningkat bila menggunakan metode bermain peran pada mata pelajaran IPS pokok bahasan macam-macam usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dengan penerapan metode bermain perang dapat meningkatkan hasil belajar murid.Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian tindakan kelas yang berdaur ulang/siklus selama dua siklus, dengan alur penelitian yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk dianalisis dalam upaya mengetahui tingkat keberhasilan penelitian adalah data hasil yaitu berupa hasil tes dan data proses yaitu berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.Berdasarkan temuan penelitian pada siklus I baik pada data hasil maupun data proses peneliti belum menuai keberhasilan dimana tingkat pencapaian hasil tes pada siklus I tidak mencapai standar minimal keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti sehingga ini yang melatarbelakangi peneliti untuk melanjutkan kesiklus II. Di siklus II hasil tes yang didapat telah memenuhi standar keberhasilan penelitian bahkan melebihinya.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode bermain peran dapat meningkatkan hasil dan aktifitas belajar murid pada mata pelajaran IPS kelas V SD Inpres Minasaupa 1 Makassar.
This study aims to determine (i) increasing metacognitive awareness and learning outcomes through the application of discovery learning models in IPS learning in class v sdn no. 79 sawakong towa takalar. Types of classroom action research. The focus of research is teacher and student factors, metacognitive awareness, and learning outcomes. The subjects of this study were fifth grade students at SDN No. 79 Sawakong Towa Takalar with 27 students in the 2019/2020 school year. Data collection techniques were observation, tests, questionnaires and documentation. Data analysis techniques are quantitative and qualitative analysis. Based on the results of research the actions taken by researchers in class V SDN No. 79 Sawakong Towa Takalar, it can be concluded that the implementation of the discovery learning model is one of the learning models that can be applied to increase the metacognitive awareness of students so that students are encouraged to think of good ways of learning to do. By implementing the discovery learning model the activity and student learning outcomes significantly increased in social studies learning in class V SDN No. 79 Sawakong Towa Takalar. Each cycle has increased and in the learning process students gain meaningful knowledge.
The purpose of this study was to determine the use of instructional video media (audio visual) to improve mathematics learning outcomes for second grade students of UPTD SDN 101 Inpres Ujung, especially in learning mathematics. This type of research is a type of quantitative method research in the element of classroom action research which consists of two cycles. This research was conducted at SDN 101 Inpres Ujung, Camba. Data collection techniques in this study used student activity observation sheets consisting of collecting data, test questions, and documentation. The data analysis technique uses student activities and student learning outcomes. The results showed that in the first cycle the students with complete learning outcomes in learning mathematics were 25 students or 80.64% and while the number of students who had not completed were 6 students or 19.35% with the value of student learning activities was 71.45 %. Furthermore, in the second cycle of students who completed were 29 students with a percentage of 93.54% and the number of students who did not complete was 2 people or equal to 6.45% with 83.87% student learning activities.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.