In accordance with the principles of cooperatives, Credit Union known as financial institution, as well as serve as an intermediary institution. Credit Unions activities include collecting deposits from members, gives loans to members, other cooperatives and or their members, as well as manage the balance of funding and lending. Based on the study results, it is found that Credit Unions can not rely on collection of funds from the member either in the form of savings, compulsory savings, time deposits. In addition, Credit Unions are also less interested in establishing a partnership with the Bank either through the linkage program and other programs.In an effort to balance of fund and loan portfolio, the manager of more use their experiences in the past, so that utilization is less than optimal. Weak regulation, has made the behavior of the manager of Credit Unions to act like a bank.
Keluhan nasabah menunjukkan bahwa transaksi perbankan menggunakan <em>electronic banking </em>masih kurang populer, dimana nasabah lebih merasa aman untuk bertransaksi melalui ATM karena adanya struk sebagi bukti transaksi, sehingga adanya keyakinan yang tinggi dalam bertransaksi ulang secara online maka BNI harus mampu dan mempertahankan prestasinya sebagai bank dengan kualitas pelayanan yang prima kepada nasabah dengan sistem perbankan elektronik.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer dari hasil kuesioner terhadap sampel 100 responden. Metode pengambilan sample secara non random karena dipilih nasabah yang menggunakan layanan e-banking dengan teknik accidental sampling. Metode analisis menggunakan <em>Customer Satisfaction Index</em> dan Importance Performance Analysis untuk mendapatkan tingkat kepuasan nasabah melalui diagram kartesius dan analisis kesenjangan.Hasil analisis tingkat CSI 61,57%, hal ini memberikan gambaran bahwa nasabah cukup puas atas kinerja layanan yang diberikan oleh BNI e-banking, tetapi masih belum maksimal secara keseluruhan. Analisis <em>Importance Performance</em> (IPA) dengan menggunakan Diagram Kartesius menunjukkan bahwa 8 item atribut pelayanan masuk pada kuadran I(<em>atributes to improve)</em> kuadran II ( <em>maintain Performance</em>) terdapat 5 item atribut pelayanan. Kuadran III (<em>Atributes to maintain</em>) terdapat 4 item atribut pelayanan. Pada kuadran IV (<em>atributes to de-emphasize</em>) terdapat 4 item atribut pelayanan.
ABSTRAK
Indonesia dikelilingi beberapa negara maju dengan sistem teknologi canggih dan terstruktur, yangmempengaruhi teknologi di Indonesia. Demikian juga suatu organisasi perusahaan terdapat banyak asetpenting dan harus dicatat dengan rinci serta diolah secara tepat sehingga dibutuhkan penggunaan sistemkomputerisasi. Pada era pelayanan prima, Gold Bridge Shipping Ltd harus memberikan pelayanan yang cepat,terbuka, dan professional kepada mitra-mitra kerjanya. Oleh karena itu, proses purchasing harusmenggunakan teknologi informatika agar proses pelayanan procurement terlaksana dengan sitematis. Namunsayangnya sistem komputerisasi belum seluruhnya diterapkan di Procurement Department sehinggamenghambat kegiatan di Procurement department. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingankinerja Procurement Department menggunakan dan tidak menggunakan sistem komputerisasi. Metodepenelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Adapun sumber data yang digunakan yaitu riset pustaka,wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan beberapa kendala yang dihadapi dalampenggunaan sistem komputerisasi diantaranya spesifikasi komputer yang belum diperbarui, gangguan sistemcomputer, gangguan system Manajemen database kerusakan komponen komputer, dan kurangnya SDM
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.