<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan persaingan yang kompetitif dan informasi yang pesat pada semua sektor, termasuk Sumber Daya Manusianya. Indonesia dituntut memiliki daya saing yang kuat agar mampu mensejajarkan diri dengan negara-negara lain. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan era revolusi industri 4.0 wajib diimbangi dengan kurikulum pendidikan yang menunjang sehingga menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi dan mampu bersaing. Kajian artikel ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan yang harus dimiliki para generasi muda dalam rangka menghadapi revolusi industri 4.0. Artikel ini dibuat berdsarkan kajian kurikulum yang ada saat ini, dan kebutuhan kompetensi sumber daya manusia dengan peningkatan kemampuan pendidikan berkarakter. Dari kajian ini diperoleh bahwa di zaman era Revolusi Industri, diperlukan kemampuan problem solving yang baik, pintar berkomunikasi dan melobi, mempunyai <em>soft skills</em> serta penyesuaian diri., Proses pembelajaran dititikberatkan pada <em>soft skills</em>. Program <em>Student Center Learning</em> diimplementasikan dalam akhlak, moral, etik,<em> </em>serta inovasi pengetahuan secara terus menerus.</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The industrial revolution 4.0 was marked by intense competition and rapid information flow in all sectors, including its Human Resources. Indonesia is demanded to have strong competitiveness to be able to align itself with other countries. The progress of Information and Communication Technology and the era of the industrial revolution 4.0 must be balanced with supporting educational curricula to produce Human Resources (HR) who have the competence and can compete. The review of this article aims to determine the abilities that young people must possess to face the industrial revolution 4.0. This article is based on the current curriculum study, and the need for competency in human resources by increasing the ability of character education. From this study, it was found that in the era of the Industrial Revolution, good problem-solving </em><em>skills, good communication, and lobbying </em><em>skills, soft </em><em>skills and adaptation was needed. The learning process focused on soft </em><em>skills. The Student Center Learning Program is implemented in character, morals, ethics, and continuous knowledge innovation.</em></p>
Abstract— Disease is an uncertainty or something that is uncertain when it comes, therefore public health services Non-Communicable Diseases (PTMs need to be prevented. This study presents descriptive PTMs examined in the Bukit Gado-Gado Gunung Padang area. Research aimed at 1) presents PTM risk factors public health who will exercise early in the morning at Bukit Gado-Gado. 2) to measure the risk factors experienced by the community in PTM 3) Providing public health counseling The research procedure was carried out by looking at a picture of community health risk factors, analyzing the achievement of healthy families from several sources and providing solutions to the community by using digital equipment regularly .. The results show the highest risk factor for hypertension is 60%. Counseling to the community to always carry out health checks, get rid of cigarette smoke, diligent physical activity, balanced diet, adequate rest and control of stress. Analysis shows that the family approach can prevent risk factors for Non-Communicable Diseas(NCD), because it is closest to the community. Therefore, it can be concluded that the family approach model wherever located can prevent risk factors for NCD.. Key word : Non-Communicable Diseases, Counseling, Family Approach
Tujuan penelitian ini melihat tantangan dari hasil analisis pencegahan kekerasan seksual terhadap anak. Desain penelitian adalah metode kualitatif, dilakukan di P2TP2A pada bulan Oktober 2017 sampai Maret 2018. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, FGD, observasi dan telaah dokumen. Informan penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan triangulasi metode, dan sumber. Tantangan ke depan dibahas berdasarkan referensi dan hasil analisis penelitian. Hasil penelitian diperoleh tenaga mencukupi, dana dan sarana prasarana masih kurang. Pencegahan primer dan sekunder belum semua sekolah seperti deteksi dini kasus, pemberian konseling serta penanganan korban kekerasan. Kesehatan adalah sehat fisik, mental, social dan spiritual. Dari hasil penelitian, tantangan ke depan pecegahan primer tidak terbatas pada anak, tetapi juga guru dan orang tua, dan dimulai sejak anak-anak masih kecil yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Teknologi yang berkembang pada zaman revolusi industri 4.0 adalah teknologi informasi melalui berbagai aplikasi media sosial, seperti instagram, facebook, washapp, ad modo, I learning dan sebagainya.
Khitan, often known as circumcision, is the act of cutting or removing all or a portion of the skin covering the front of the penis. This is a commonly performed minor surgical surgery, especially among men worldwide. Circumcision is performed medically to preserve genital health and prevent sexually transmitted illnesses. This study is an observational analysis aimed at determining the wound healing in electric cauter and smart clamp circumcision at the Super Sehat Clinic in Medan. This study's population and sample consisted of all patients registered at the Medan Super Sehat Clinic who underwent circumcision. The sample was determined by randomly selecting 60 individuals. The results demonstrated that the typical wound healing process with cauter electric circumcision occurred on days I, III, and VII. Where on the third day of circumcision with a smart clamp, regeneration is 90% and on the third day of circumcision with an electric cauter, regeneration is 80%, but on day seven, regeneration is 100%. To expedite the wound healing process, it is recommended that health providers perform circumcision using an electric chauter and smart clamp.
Kondisi alam dan masyarakat saat ini sangat kompleks sehingga banyak masalah kesehatan yang muncul cukup dominan sepeti osteoarthritis pada lansia. Stimulasi Kutaneus : Slow Stroke Back Massage merupakan salah satu terapi non farmakologis yang ditawarkan untuk menurunkan intensitas nyeri dengan teknik usapan perlahan pada punggung yang dapat mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas Stimulasi Kutaneus : Slow Stroke Back Massage terhadap penurunan intensitas nyeri Osteoarthritis pada Lansia di Puskesmas Mulyo Rejo dan Sei Semayang Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy–eksperiment. Stimulasi Kutaneus : Slow Stroke Back Massage dalam penelitian ini dilakukan secara teratur dalam waktu 30 menit selama 14 hari berturut-turut mulai dari tanggal 13 Juli – 23 Agustus. Berdasarkan uji hipotesis estimasi proporsi diperoleh sample sebanyak 68 orang, sampel ini terbagi dalam 2 kelompok 34 orang kelompok intervensi dan 34 orang kelompok kontrol. Selama penelitian berlangsung terdapat responden yang gugur sebanyak 7 orang sehingga sampel pada kelompok intervensi menjadi 30 orang dan kontrol 30 orang. Pada kedua kelompok dilakukan pengukuran intensitas nyeri pre dan post intervensi. Dan datanya dicatat dalam lembar observasi intensitas nyeri. Kemudian data penelitian ini di analisa dengan uji statistik deskriptif dan inferensial. Berdasarkan hasil analisa data dengan uji paired t-test menunjukkan bahwa intensitas nyeri kelompok intervensi berbeda antara pre-post Stimulasi Kutaneus : Slow Stroke Back Massage (t=2.03, p=0.00. Selanjutnya dengan uji independent t-test, penelitian ini juga menemukan bahwa intensitas nyeri kelompok intervensi berbeda dengan kelompok kontrol (p=0.00). Penemuan ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri yang signifikan setelah Stimulasi Kutaneus : Slow Stroke Back Massage secara teratur. Juga terdapat perbedaan intensitas nyeri yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan dari penemuan penelitian ini menunjukkan bahwa Stimulasi Kutaneus : Slow Stroke Back Massage efektif terhadap penurunan intensitas nyeri osteoarthritis pada lansia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.