A r t i c l e I n f o A b s t r a c t Keywords: zeolite; dealumination; H2SO4; HCl; adsorption; indigo carmine Modifying natural zeolite with dealumination using H2SO4 and HCl, and its application to adsorb indigo carmine has been performed. Dealumination was carried out by reacting a natural zeolite with a mixture of KMnO4-H2SO4 and a mixture of KMnO4-HCl then refluxed for 5 hours followed by washing with demineralized water until a neutral pH was obtained and dried for 12 hours at 80°C. Dealuminated zeolites were then characterized by XRD, FTIR and Si/Al ratio measurements. Dealuminated zeolite was then used to adsorb indigo carmine in a batch-shaker system for 30 min with concentration variation XRD diffraction shows that natural zeolite and dealuminated zeolite contain modernit minerals. Dealumination increased the Si/Al ratio from 0.935 to 2.075 and 7.912 which meant that dealumination was successful. The indigo carmine adsorption result showed that zeolite adsorption capacity II> zeolite I> natural zeolite. FTIR data showed that there was no change of zeolite structure before and after adsorption A b s t r a k Kata Kunci: zeolit; dealuminasi; H2SO4; HCl; adsorpsi; indigo carmine Memodifikasi zeolit alam dengan dealuminasi menggunakan H2SO4 dan HCl, serta aplikasinya untuk mengadsorpsi indigo carmine telah dilakukan. Dealuminasi dilakukan dengan mereaksikan zeolit alam dengan campuran KMnO4-H2SO4 dan campuran KMnO4-HCl kemudian direfluks selama 5 jam dilanjutkan dengan pencucian dengan air demineralisasi hingga pH netral diperoleh dan dikeringkan selama 12 jam pada suhu 80°C. Dealuminated zeolite kemudian dikarakterisasi dengan XRD, FTIR dan pengukuran rasio Si/Al. Dealuminated zeolite kemudian digunakan untuk mengadsorpsi indigo carmine pada sistem batch-shaker selama 30 menit dengan variasi konsentrasi. Difraktogram XRD menunjukkan bahwa zeolit alam dan dealuminated zeolit mengandung mineral modernit. Dealuminasi meningkatan rasio Si/Al dari 0,935 menjadi 2,075 dan 7,912 yang berarti bahwa dealuminasi berhasil dilakukan. Hasil adsorpsi indigo carmine menunjukkan bahwa kemampuan adsorpsi zeolit II > zeolit I > zeolit alam. Data FTIR menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan struktur zeolit sebelum dan setelah adsorpsi 1. Pendahuluan Zeolit merupakan mineral aluminosilikat terhidrasi yang mengandung alkali/alkali tanah dalam kerangka 3 dimensi. Berdasar sifat fisika dan kimia zeolit yang unik, zeolit banyak dimanfaatkan sebagai penukar ion, adsorben, penyaring molekuler dan katalis [1]. Zeolit juga dikenal sebagai adsorben dengan kapasitas dan selektivitas adsorpsi tinggi, yaitu dapat memisahkan molekul berdasarkan ukuran, konfigurasi dan kepolarannya. Zeolit alam mempunyai rasio Si/Al rendah, cenderung selektif terhadap senyawa polar [1]. Untuk meningkatkan daya adsorpsi dan daya tukar
Sriyanti dkk: Sintesis bahan hibrida amino-silika dari abu sekam padi melalui proses sol-gel ABSTRAKSilika dengan imobilisasi gugus amino dengan bahan dasar abu sekam padi telah dibuat melalui proses sol-gel. Sebagai perbandingan, dibuat pula silika gel tanpa gugus organik.Larutan mendidih natrium silikat (1,5 N) ditambahkan pada abu sekam padi, kemudian filtratnya dipisahkan sebagai larutan natrium silikat. Selanjutnya , kedua filtrat digunakan untuk sintesis silika gel dengan dan tanpa gugus organik. 3-Aminopropiltrimetoksisilan (APTS) ditambahkan ke dalam larutan natrium silikat, dilanjutkan dengan penambahan asam klorida perlahan-lahan sampai pH 7 dan pH 3. Gel yang terbentuk diperam selama 18 jam dengan temperatur 80 o C, dicuci dengan air kemudian dikeringkan pada temperatur 80 o C selama 9 jam. Silika gel dibuat dengan cara yang sama. Kedua produk dikarakterisasi dengan FTIR dan XRD, serta diuji kemampuan adsorpsinya terhadap logam Ni (II). Hasil menunjukkan bahwa silika gel hasil mempunyai pola yang sama dengan silika Kiesel Gel 60 dari Merck, baik spektra FTIR maupun defraktogram XRDnya, sedangkan bahan hibrida amino-silika mempunyai puncak-puncak serapan yang menunjukkan adanya gugus amin (-NH2) dan rantai alifatik (-CH2-) di samping kesamaan pola dengan silika standar. Dalam uji adsorpsi, amino-silika mengadsorpsi Ni (II) lebih tinggi dibanding silika gel dengan kapasitas adsorpsi masing-masing 0, 106 mol/g adsorben dan 0,0088 mol/g adsorben. : abu sekam padi, hibrida amino-silikai, silika gel, 3-aminopropil-trimetoksisilan. ABSTRACT Silicas with immobilised amino group from rice hull ash have been prepared through solgel methode. For comparison purposes, silica gel without amino group was also prepared. Sodium hydroxide boiled solution (1.5 N) were added to rice hull ash, then the filtrat were separated as sodium silicate solution. Moreover, both the filtrat were used to synthesis the silica gel either with molecul organic or not. 3-aminopro-piltrimethoxysilane were added to sodium silicate solution, and then hydrochloride acid were added slowly until pH 7 and 3. The gel were aging at 80 o C for 18 hours, wash with water and dried at 80 o C for 9 hours. Silica gel without amino group immobilization were done by the same way. Both the product were characterize with FTIR, XRD and Ni (II) adsorption.The results shows that the silica gel were obtained had similar pattern in FTIR and XRD with silicas Kiesel Gel 60 from Merck, while the hybrid of amino-silica had new peaks in organic vibration that indicated ammine group and chain aliphatic (-CH2-) area besides the similar pattern with silicas standard. The adsorption of Ni (II) on amino-silica had higher capacity adsorption (0.106 mol/g adsorbent) than silica gel (0.0088 mol/g adsorbent). Key words: rice hull ash, silica gel, amino silica hybrid, 3-aminopripiltrimethoxysilane. Kata Kunci PENDAHULUANSilika secara luas banyak digunakan dalam penyulingan minyak tumbuhan, produk farmasi, detergen, adesif, kolom kromatografi dan keramik. Natrium silikat sebag...
ABSTRAKBahan hibrida tiol-silika telah dibuat dengan mengimobilisasikan 3-merkaptopropiltrimetoksisilan ke dalam silika melalui metode sol-gel. 3-Merkaptopropil-trimetoksisilan ditambahkan ke dalam larutan natrium silikat, kemudian diasamkan dengan HCl 6M hingga pH: 7. Larutan natrium silikat dihasilkan dari ekstraksi abu sekam padi dengan larutan natrium hidroksida mendidih. Model isoterm adsorpsi Langmuir digunakan untuk memperkirakan kapasitas dan energi adsorpsi kadmium(II). Dilakukan pula adsorpsi pada berbagai pH untuk mendapatkan kondisi yang sesuai untuk adsorpsi selektif ion logam yang dipelajari.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cd(II) teradsorpsi lebih tinggi pada bahan hibrida tiolsilika (SG-MPTS) dibandingkan pada silika gel tanpa gugus tiol dengan kapasitas adsorpsi berturutturut (b: 0,0208 mol/g) dan (b = 0,0156 mol/g) . Dari energi adsorpsi yang terlibat (25, 545 kJ/mol dan 27,422 kJ/mol), adsorpsi Cd(II) pada kedua adsorben dapat dikategorikan sebagai adsorpsi kimia. Untuk kedua adsorben, adsorpsi Cd(II) paling efektif pada 3
ABSTRAKTelah dibuat adsorben dengan mengimpregnasikan 2-merkaptobenzotiazol pada padatan pendukung zeolit alam yang sebelumnya telah dilapisi polistirena. Adsorben yang dihasilkan selanjutnya digunakan untuk mengadsorpsi besi (III) dalam medium air. Sebelum impregnasi zeolit diberi perlakuan fisikokimia, meliputi pemanasan 80°C dalam campuran KMnO4 dengan H2SO4; KMnO4 dengan HCl dan KMnO4 dengan H2SO4, dilanjutkan dengan HCl. Kajian kinetika dilakukan dengan variasi waktu kontak terhadap banyaknya besi (III) yang teradsorpsi menggunakan metode batch. Model kinetika Langmuir-Hinshelwood digunakan untuk mengestimasi besarnya konstanta laju, dan perubahan energi bebas adsorpsi. Sebagai evaluasi digunakan model kinetika adsorpsi melalui dua proses, cepat dan lambat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan awal KMnO4-H2SO4-HCl pada zeolit alam dapat dinyatakan sebagai cara paling efektif untuk menurunkan aluminium (dealuminasi). Data adsorpsi ion besi (III) pada adsorben yang dibuat dari zeolit alam dengan perlakuan awal tersebut menunjukkan besi (III) teradsorpsi paling lambat baik dengan model Langmuir-Hinshelwood (k1=0,39x10 -2 menit -1 ) maupun model adsorpsi dua proses (laju cepat (kc)= 3,66x10 -2 menit -1 , laju lambat (kl)= 0,106 menit -1 ). Dari data energi bebas, besi(III) teradsorpsi secara fisik. : zeolit alam, adsorpsi, 2-merkaptobenzotiasol, besi(III) ABSTRACT An adsorbent has been prepared by impregnating 2-mercaptobenzothiazole on natural zeolite support after coating with a layer of polystirene. The adsorbent was then applied for adsorption of iron(III) in aquous medium. Several treatments on the natural zeolite were done to include heating (80°C): in KMnO4-H2SO4 mixture, . KMnO4-HCl mixture and in KMnO4-H2SO4 mixture followed by HCl addition. The adsorption kinetics models proposed by Langmuir and Hinshelwood was utilized in estimating the adsorption rate and energy involved in the adsorption. For evaluation purpose, two steps adsorption kinetics model was used. The results showed that the KMnO4-H2SO4-HCl preliminary treatment on natural zeolite was found to be the most effective way in decreasing aluminum (dealumination) of the natural zeolite. Iron(III) ion adsorption data on the adsorbent prepare from the resulted natural zeolite suggested that iron (III) was adsorbed lowestly, both by Langmuir -Hinshelwood model (k1) of 0.39x10 -2 minute -1 than two steps adsorption model [ fast rate (kc) of 3.66x10 -2 minute -1 and low rate ((kl) of 0.106 minute -1 ]. From energy data found that iron(III) was physically adsorbed. Kata kunci PENDAHULUANLogam terlarut dapat menjadi polutan yang mempunyai efek toksik pada organisme hidup apabila bereaksi dengan molekul yang memiliki aktivitas biologi, seperti misalnya berbagai jenis enzim terutama metaloenzim dalam tubuh makhluk hidup. Logam-logam terutama logam berat yang berpotensi mencemari lingkungan di antaranya adalah perak (Ag), merkuri (Hg), krom (Cr), cadmium (Cd), besi (Fe), timbale (Pb), timah (Sn) dan lain-lain (Freedman, 1995).
Sriyanti Jurusan Kimia FMIPA Universitas Diponegoro Semarang AHSTRAK Telah dilakukan pembuatan tris (2,4-pentanadionato) Mangan (III), Kalium manganat dan Kalium permanganat untuk mempelajari bilangan oksidasi mangan. Dilakukan pula reaksireaksi sederhana terhadap mangan untuk mengamati mangan pada berbagai keadaan tingkat oksidasi Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Mangan (II) stabil dalam suasana asam, Mangan (III) tidak stabil dan dapat distabilkan dengan pembentukan kompleks manganacetylacetonal, Mangan (IV) stabil dalam bentuk oksidanya (Mn02), Mangan (VI) atau manganat stabil dalam suasana basa kuat dan Mangan (VII) atau permanganat hanya stabil dalam suasana asam Kata kunci : Unsur mangan, bilangan oksidasi, senyawa-senyawa mangan.ABSTRACT Synthesis tris (2,4-pentanedionato) Manganese (III), Potassium manganate and Potassium permanganate were done to study several oxidation solutions of manganese. Simple reactions of manganese were done to study many properties of manganese in many oxidation solutions. The results showed that manganese (II) stable in acid solution, manganese (III) was not stable but formation manganese-acetylacetonate complex could stabilize the manganese (III), manganese (IV) stable in oxide form (Mn02), Manganese (VI) or manganate stable in strong basic solution and instabile, manganese (VII) or permanganate stable only in acid solution.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.