Melalui teori medan dalam metoda magnetik dan gaya berat, ambiguitas yang muncul merupakan suatu faktor yang menyulitkan dalam penerapan kedua metoda ini. Terlebih pada penerapan metoda magnetik yang memiliki efek polaritas positif dan negatif. Beberapa teknik dan metoda telah diterapkan dalam melakukan analisis dan pengolahan data anomali magnet untuk mengatasi masalah ambigutas ini dengan tujuan mempermudah dalam melakukan interpretasi. Salah satu metodanya yaitu transformasi data anomali magnet ke dalam data pseudo-gravity. Metoda ini akan diterapkan dalam analisis dan pengolahan data anomali magnet di sekitar Tinggian Asahan dalam hal ini untuk menganalisis kelurusan dan patahan yang muncul di area ini. Hasil transformasi akan dibandingkan dengan data skunder berupa ketebalan sedimen dan patahan di area yang sama. Hasil penerapan metoda ini memperlihatkan adanya indikasi kelurusan ataupun patahan muncul, yang tidak terlihat jelas pada data aslinya yaitu anomali magnet. Kata Kunci : Transformasi, Pseudo-Gravity, Tinggian Asahan. Through potential field theory in magnetic and gravity methods, ambiguity that presented is the difficult factor in the application of both methods. Moreover the application of magnetic method which involve the effect of positive and negative polarity are more complicated. Some techniques and methods have been used to overcome problem of ambiguity in order to make easier interpretation. One of the techniques is the transformation from anomaly magnetic to pseudo-gravity data. This method will be used within analysis and processing anomaly magnetic data at Asahan Arch to analyze lineaments and faults that appear in this area. Transformation result will be compared with another data which is secondary data about sediment thickness and fault at the same area. This technique shows that indication of fault more clearly than the original data or anomaly magnetic data. Key Words: Transformation, Pseudo-Gravity, Asahan High.
2D seismic multichannel survey has been carried out by Marine Geological Institute of Indonesia to interpret imaging and sub-surface geological information in the Flores Sea. Seismic data processing starts from pre-processing until migration stage. Migration is an important stage in the seismic processing, because at this stage the effects of diffraction and oblique reflectors caused by fault, salt domes, wedging, etc. will be repositioned to the actual points. One example of diffraction effects can be seen on the seismic section of a conventional stacking that have not migrated, i.e. resulting in an apparent bowtie reflector. Geologists find difficulties in interpreting geological information from diffracted seismic section, so it needs further processing to overcome the effects. By using Kirchhoff method and carried out during the Pre-Stack Time Migration (PSTM), this method turns out to produce migrated seismic section which is much better than conventional stacked one. This is due to the Kirchhoff method suppressed the identified diffraction effects, so that the geologist can interpret geological structure of the resulting migrated seismic section of the Flores Sea. Keywords : 2D seismic multichannel, diffraction, Pre-Stack Time Migration (PSTM), Kirchhoff method. A Survei seismik 2D multichannel dilaksanakan oleh Marine Geological Institute of Indonesia untuk mengetahui gambaran serta informasi geologi bawah permukaan Laut Flores. Pengolahan data seismik dimulai dari pre-processing sampai tahap migration. Tahap migration merupakan tahap terpenting dalam pengolahan data seismik, oleh karena pada tahap ini efek difraksi dan reflektor miring yang diakibatkan oleh sesar, kubah garam, pembajian, dan lain-lain akan dikembalikan pada keadaan sebenarnya. Salah satu contoh adanya efek difraksi bisa dilihat pada penampang stacking konvensional yaitu “bowtie†yang mengakibatkan terjadinya reflektor semu pada penampang seismik. Efek difraksi “bowtie†sangat menyulitkan para peneliti dalam memperoleh informasi geologi, sehingga perlu adanya proses lebih lanjut untuk mengatasi efek tersebut. Salah satu metode migrasi yang berkembang saat ini yaitu metode Kirchhoff dan dilakukan pada saat Pre-Stack Time Migration (PSTM), menunjukkan hasil penampang jauh lebih baik daripada penampang stacking konvensional. Hal ini terjadi karena pada metode Kirchhoff Pre-Stack Time Migration, efek difraksi tersebut ditekan lebih awal sehingga penampang yang dihasilkan mampu menggambarkan struktur geologi permukaan Laut Flores Sea. Kata kunci : seismik 2D multikanal, difraksi, Pre-Stack Time Migration (PSTM), metode Kirchhoff.
Gas hidrat merupakan salah satu hidrokarbon yang dapat ditemukan diantara celah sedimen yang ada di dasar laut. Hidrokarbon terbentuk karena adanya endapan jasad organik yang terjadi di dasar laut [1]. Gas hidrat terbentuk dari molekul air dan molekul gas yang terperangkap pada area yang memiliki tekanan dan suhu yang tinggi, sehingga membentuk padatan seperti kristal es (Gambar 1) [2]-[3]. Gas hidrat berpotensi sebagai energi alternatif minyak dan gas bumi. Gas hidrat juga dapat menjadi salah satu parameter global warming [4]. Diperkirakan terdapat 20.500 m 3 cadangan gas hidrat di bumi, pada tekanan dan temperatur standar (STP) 1 m 3 gas hidrat melepaskan 170 m 3 gas dan 0.8 m 3 air [5].Salah satu ciri gas hidrat pada sedimen laut adalah terlihatnya kenampakan Bottom Simulating Reflector (BSR) yang menunjukkan adanya perbedaan impedansi akustik antara zona gas hidrat dengan perlapisan sedimen di bawahnya [7]. Keberadaan BSR diidentifikasi dengan melihat karakter seismik gas hidrat menggunakan metode seismik akustik. Teknologi akustik bawah air membawa perkembangan pesat bagi ilmu morfologi bawah laut, dengan teknologi deteksi kedalaman dan struktur dasar
The purpose of this paper is to analyze the impact of Islamic law and national cultures on the ethical perceptions and behavioral intentions of Muslim Indonesians in buying modern funeral services. A questionnaire was distributed among Muslim respondents who were doing their routine weekly Friday prayers in Sunda Kelapa, one of biggest mosques in Central Jakarta. Based on a total sample of 103 responses, structural equation modeling was used to test the research hypotheses. This research used the theory of reasoned action proposed by Ajzen to analyze behavioral intentions. Since the behavioral intentions were influenced by the ethical perceptions, the Hofstede national culture was deemed to play a significant role. The data analysis further suggested that the behavioral intentions in buying modern funeral services were strongly influenced by Islamic law (MUI Fatwa), Indonesia culture dimensions, and the ethical perceptions among Muslim Indonesians. Both Islamic law and Indonesian national culture (as a collectivist country) play a significant role in creating ethical perceptions and influence Muslim behavioral intentions in regard to buying modern funeral services.
Study area is located in South Banda Basin near the triple junction between Eurasian, Pacific and Indo-Australian Plates. This area is part of back-arc thrusting zone that evolved to compensate convergence between Australia Continent and Banda Arc. Based on seismic section in this area, geological structure analysis is characterized into three distinctive zones. There are Thrust Zone (TZ), Proto Thrust Zone (PTZ) and Normal Fault Zone (NFZ). TZ is defined by distribution of numerous of thrust fault, PTZ contains a blind zone or folds instead of thrust fault, and NFZ defined by distribution of numerous normal fault in the upper portion of seismic section. PTZ identified at several seismic section along the bending zone of oceanic crust. The appearances of bending zone will be easily understood by comprehend the driving mechanism of Australia Continent to the Northeast. The bending zone also related to geometry and tectonic stress of collision. Based on this mechanism it was clearly understood why the western end of study area was not identified the bending zone but it probably the initial process of bending. Contradictive to the western end, the eastern part was clearly shown the bending zone that assumed to have the biggest tectonic stress at this moment. Map of structural analysis also explain that PTZ getting narrow towards the west as the indicator of less of tectonic stress.Keywords: Arc-Continent Collision, Proto Thrust Zone, Wetar, Back arc Thrusting, Banda Sea. Lokasi penelitian berada pada Cekungan Banda Selatan sekitar area triple junction antara Lempeng Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia.Daerah ini merupakan bagian dari zona back-arc thrusting yang berkembang sebagai kompensasi dari konvergensi antara kontinen Austalia dan Busur Banda.Berdasarkan penampang seismik di daerah ini analisis struktur geologi dikelompokan kedalam tiga zona. Tiga zona tersebut meliputi Thrust Zone (TZ), Proto Thrust Zone (PTZ) and Normal Fault Zone (NFZ). TZ didefinisikan oleh distribusi dari sejumlah sesar naik, PTZ mengandung sejumlah blind thrust atau lipatan pengganti sesar naik dan NFZ didefinisikan oleh distribusi dari sejumlah sesar normal pada bagian atas dari penampang seismik. PTZ teridentifikasi pada beberapa penampang seismic sepanjang zona bending dari lempeng oseanik. Kenampakan dari zona bending akan mudah dipahami dengan mengetahui mekanisme pergerakan dari kontinen Australia ke arah timurlaut. Zona ini umumnya berhubungan dengan bentuk geometri dan besaran dari tectonic stress dari tumbukan. Berdasarkan mekanisme ini dapat dipahami dengan jelas mengapa bagian ujung barat dari daerah penelitian tidak teridentifikasi zona bending. Kontradiktif terhadap ujung barat, ujung timur memperlihatkan zona bending yang sangat jelas yang diperkirakan mempunyai tectonic stress yang paling besar pada saat ini. Peta dari analisis struktur juga menjelaskan bahwa zona PTZ semakin ke arah barat semakin menyempit sebagai indicator dari berkurangnya tectonic stress.Kata Kunci: Tumbukan Busur-Kontinen, Proto Thrust Zone, Wetar, Back arc Thrusting, Banda Sea.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.