Diabetes Mellitus - Hipertensi (DM-HT) adalah intoleransi karbohidrat yang ditandai dengan resistensi insulin, defisiensi insulin relatif, produksi glukosa berlebih oleh hati dan hiperglikemia. Diabetes dan komplikasinya membawa kerugian besar bagi penderita diabetes dan keluarga. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikannya adalah dengan latihan prolanis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam prolanis terhadap tekanan darah dan pengendalian kadar glukosa darah pada pasien DM Tipe II dan Hipertensi di Puskesmas Aek Habil Sibolga. Jenis penelitian dengan menggunakan one group pre and post test dimana penelitiannya terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes tipe II dan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Aek Habil dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan Paired t-test. Sebelum dianalisis dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu dimana diperoleh hasil untuk data kadar gula darah terdistribusi normal dan untuk data tekanan darah sistol dan diastol tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh senam prolanis terhadap gula darah dengan signifikansi 0,001. Pada tekanan darah didapatkan hasil ada pengaruh senam prolanis terhadap perubahan tekanan darah sistol dengan signifikansi 0,000, dan tekanan darah diastol dengan signifikansi 0,00. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Senam Prolanis terhadap pengendalian kadar gula darah dan tekanan darah pada penderita Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Diharapkan kepada tenaga kesehatan dapat meningkatkan upaya penanganan penyakit diabetes melitus dengan mengoptimalkan kegiatan senam prolanis.
Pendahuluan; anak-anak usia 6-12 tahun rentan mengalami peralihan usia, karena peralihan usia gigi dengan gigi permanen. Tujuan; mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku kesehatan gigi dan aral pada siswa SD kelas 5 dan 6 yang memiliki klinik kesehatan gigi dan belum memiliki klinik kesehatan gigi. Metode; merupakan penelitian survei analitik dengan desain cross sectional. Uji analisis menggunakan chi square. Hasil; menunjukkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SD kelas 5 dan 6 yang tidak memiliki klinik gigi mendapatkan nilai p = 0,023. Perbedaan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa SD kelas 5 dan 6 yang tidak memiliki klinik kesehatan gigi adalah p=0,006. Kesimpulan; bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan perilaku kesehatan gigi dan mulut antara siswa kelas 5 dan 6 SD yang memiliki klinik kesehatan gigi dengan yang tidak memiliki klinik kesehatan gigi.
The aim of this study was to assess the clinical efficacy of new mouthwash based on kapulaga fruit (Amomum cardamommum L.) containing 0.5% essential oil and compared to 0.5% Listerine Ⓡ as a positive control and placebo in reducing volatile sulphur compounds (VSCs) concentration of halitosis subjects. Methods: A randomized, double blinded, cross-over design was conducted among 20 healthy volunteers in Medan, Indonesia. Subjects were divided into 3 groups (Cardamom, Listerine Ⓡ , placebo group) and instructed to rinse 10 ml of experiment and control mouthwash twice per day for 5 days. After one week washout periods, each group used the opposite mouthwash. The concentration of VSCs, hydrogen sulfide, methyl mercaptan, and dimethyl sulfide were assessed twice daily for 5 days (morning at 5 a.m. and afternoon at 11 a.m.) by using oral chroma and organoleptic measurement. The three mouthwash were analyzed statistically by repeated measures ANOVA. Results: Either Cardamom or Listerine Ⓡ was effective in reducing VSCs for up to 4 to 5 hours after mouth rinsing, while placebo not. An analysis showed significant differences of cardamom essential oil in mouthwash and positive control group (p<0.05) from 1st and 5th day while no significant difference in placebo group (p>0.05). Results showed that Cardamom more effective than the other two mouthwashes. Unlike other mouthwash in general, the advantage of cardamom essential oil in mouthwash is alcohol-free, that could avoid from oral pain and sensitivity. Conclusion: It can be concluded that 0.5% cardamom containing essential oil in mouthwash is useful to overcome halitosis.
Latar Belakang: Gingivitis pada saat kehamilan disebabkan oleh peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron. Keadaan ini ditandai dengan papila interdental yang memerah, bengkak, mudah berdarah disertai rasa sakit menyebabkan gingiva menjadi sensitif khususnya terhadap toksin maupun iritan seperti plak dan kalkulus yang mengakibatkan gingiva mengalami peradangan. Tujuan: Untuk melihat hubungan antara tingkat kebersihan dengan tingkat keparahan gingivitis terhadap wanita hamil. Metode: Sebanyak 32 wanita hamil di RSUD DR. RM. Djoelham Binjai dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 16 orang trimester kedua dan 16 orang trimester ketiga dilakukan pemeriksaan status OHI-S dan gingivitis dengan menggunakan indeks OHI-S dan indeks gingivitis. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian terdapat hasil yang signifikan (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat kebersihan mulut dengan keparahan gingivitis pada wanita hamil trimester ketiga. Kesimpulan: Pada wanita hamil trimester ketiga terdapat hubungan antara tingkat kebersihan mulut dengan keparahan gingivitis dibandingkan dengan trismester kedua. Meskipun tingkat keparahan gingivitis dipengaruhi oleh tingkat kebersihan mulut peningkatan keparahan gingivitis yang terjadi pada wanita hamil dipengaruhi juga oleh faktor hormon. Hal ini dikarenakan peningkatan hormon pada wanita hamil memuncak pada trimester ketiga kehamilan.
Hospital Health Promotion (HHP) is an effort by hospital management to improve the ability to accelerate patient recovery and improve their health by implementing clean and healthy living behavior (CHLB). This study aims to analyze the application of health promotion management of CHLB in the era of the covid-19 pandemic. This research used a sequential explanatory design located at the RSU Royal Prima Medan with a quantitative sample of 111 patient assistants and qualitative research informants. Data were obtained using questionnaires and in-depth interviews. Based on the research results that 63 respondents have bad CHLB. Data were analyzed using chi-square found that knowledge and attitude have the most significant influence on the implementation of CHLB with p = 0.002 of attitude, followed by p = 0.014 of knowledge and p = 0.019 of HHP. The results of multiple logistic regression indicate that HHP is the most dominant variable that can affect CHLB. In contrast, p = 0.002 of attitude, p = 0.014 of knowledge, and followed by p = 0.019 of HHP. This research also ensured the significance of CHLB as a new approach that may contribute to the advancement of knowledge on hospital management in the pandemic situation.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.