This paper aims to explore how children construct gender through toys. Using a post-structuralist perspective, we look at how power relations are intertwined in children's play activities that strengthen gender binary through toys. This study was an ethnographic study conducted in Bandung, Indonesia. The findings show that toys used as learning media are often gendered. Both children and teachers reinforce gender stereotypes in selecting toys for boys and girls which preserve gender inequality in early childhood education. Based on the findings, we recommend that educators in early childhood education to be more gender aware to be able to provide equal opportunity for boys and girls to learn skills that are important for the children's development.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konstruksi gender di Pendidikan Anak Usia dini. Melalui perspective post-developmentalisme penelitian ini membongkar bagaimana biner maskulin dan feminim memperkuat ketidaksetaraan di PAUD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian metaanalisis yang mengintegrasikan penelitian terdahulu melalui perspective post developmentalisme. Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa anak seringkali memperkuat ketidaksetaraan melalui pemahaman streotipe gender, pemilihan jenis lagu, dan pemilihan instrument lagu yang di konstruksikan di PAUD. Harapannya penelitian ini menjadi sebuah refleksi kepada guru dan orang dewasa untuk lebih sensitive gender. Sehingga anak laki-laki dan anak perempuan mendapatkan stimulasi dan pengalaman yang sama dalam bernyanyi di PAUD.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk merefleksikan keberagaman yang ada di Pendidikan anak usia dini. Penulisan artikel ini menggunakan metodologi penelitian metaanalisis yang mengintegrasikan beberapa hasil temuan penelitian yang dilakukan di berbagai negara. Melalui perspektif post developmentalisme, hasil analisis mengungkap bagaimana praktek di PAUD acapkali lebih berfokus pada sisi kognitif anak, tanpa melihat potensi negative keberagaman anak berdasarkan keadaan sosial, ekonomi, gender, budaya, ras dan agama. Sehingga, Temuan ini diharapkan menjadi sebuah refleksi untuk guru dan orang dewasa untuk lebih sensitive terhadap keberagaman yang acapkali menunjukan ketidakadilan baik itu dilakukan oleh guru maupun anak-anak. Sehingga PAUD tidak hanya menjadi tempat untuk menstimulasi perkembangan anak saja, namun menjadi tempat yang aman, nyaman dan menyenangkan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.