The objective of this study is to analyse the affectivity of satua (Balinese folklore)-based character education in the instructions of civic education in primary schools in Buleleng Regency, Bali. This study used the experimental design in testing the affectivity of folklore-based instructions in the competency and character of primary school students. The instruments used to collect data in this study were questionnaires, test of learning outcomes, score inventory and self-evaluation. The questionnaire was designed to find out the feasibility of folklore-based instructions. The test on learning outcomes was used to find out their scores. The data analysis used the multivariate analysis of variance. The results of the study indicated that a) learning using Balinese folklore is better than conventional learning in students’ civic knowledge, b) learning using Balinese folklore is better than conventional learning in students’ attitude and c) learning using Balinese folklore is better than conventional learning in students’ skills.
Keywords: Balinese folklore, civic education, character education
Bali memiliki daya tarik wisata yang beragam. Wisata spiritual belum banyak dikembangkan oleh masyarakat lokal Bali. Tujuan penelitian tahun pertama ini adalah mengidentifikasi potensi pariwisata spiritual di Bali dan merumuskan strategi pengembangan serta pemasaran pariwisata spiritual di Bali. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan etnografi di tiga Kabuapten di Bali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pura Lempuyang Luhur, Pura Penegil Dharma, Pura Negara Gambur Anglayang, Pura Ponjok Batu, Pura Pulaki, dan Pura Perancak dengan segala aktivitas spiritualnya sangat cocok dikembangkan sebagai objek wisata spiritual di Bali. Ini karena seluruh pura dapat memberikan pengalaman nilai-nilai historis, sosial budaya, dan nilai-nilai spiritual kepada wisatawan yang datang. Strategi pengembangan dan pemasaran yang masih harus dilakukan antara lain adalah pemberdayaan masyarakat lokal pengempon pura, koordinasi dengan pemkab dan pihak-pihak terkait, penataan lingkungan pura yang lebih baik, penyediaan sarana pendukung yang lebih baik, kegiatan inventarisasi dan dokumentasi, sosialisasi melalui media TIK, sosialisasi melalui kerja sama dengan asosiasi perhotelan dan jasa wisata lainnya, sosialisasi melalui desa pakraman, sekolah dan perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, masyarakat transmigran Bali, dan masyarakat Hindu Nusantara.
Perbenihan merupakan salah satu komponen hulu yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, mutu hasil, dan sifat ekonomis produk agribisnis tanaman pangan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan pemasaran usaha perbenihan padi Gapoktan Pandowo Mulyo, Kelurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman serta menetapkan strategi yang menjadi prioritas usaha tersebut. Kajian ini menggunakan metode kombinasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner terhadap 25 responden yang dipilih secara purposive random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Dari hasil kajian diketahui total skor bobot faktor internal sebesar 2,95 dan faktor eksternal 2,54. Nilai ini digunakan untuk mengetahui posisi usaha menggunakan Matriks IE dan diperoleh hasil bahwa usaha perbenihan padi ini berada di sel V, yaitu posisi growth and stability. Penentuan posisi usaha juga dilakukan menggunakan kuadran SWOT dengan nilai sumbu X sebesar 1,6 dan sumbu Y sebesar 0,94 sehingga didapatkan pada posisi kuadran 1 yaitu strategi agresif. Matriks SWOT menghasilkan 8 strategi alternatif dan ditetapkan 1 strategi prioritas menggunakan QSPM yaitu meningkatkan peningkatan penggunaan internet untuk promosi dan perluasan target pasar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.