This study aims to 1) Analyze the Javanese language considered as a form of local culture at Islamic Boarding School of Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten, 2) Analyze the Javanese Krama language is a concrete manifestation of upholding cultural values in social life at Islamic Boarding School of Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten, 3) Analyze the Javanese language implemented in the formation of character education at Islamic Boarding School of Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten. This research applied descriptive qualitative research method. Data were collected with a natural setting as a direct data source. . The main data sources in this research were kyai, mudir and ustadz (teachers) as well as some students. Based on the results, this study concludes that: 1). Javanese is used as a form of local culture at Islamic Boarding School of Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten. The polite attitude of the Javanese is to follow ethics. 2). The Javanese Krama language is a concrete manifestation of upholding cultural values in social life at Islamic Boarding School of Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten. 3). The application of the Al Muttaqien Islamic Boarding School language in learning is that students use common language interpreted as Javanese. The application of Javanese krama at the Al Muttaqien Pancasila Sakti Islamic Boarding School in the formation of the polite character of students plays a very important role in the growth and development of students in the future.
Implementasi model, nilai dan keterlibatan santri dalam pendidikan karakter yang utama adalah keteladanan. Orang tua memberikan contoh perilaku yang positif kepada anaknya, guru memberi contoh kepada siswa. Sementara itu, para pemimpin memberikan teladan karakter yang baik kepada masyarakat. Model pendidikan karakter di pondok pesantren Salafiyah lebih banyak mengembangkan model pendidikan keterpaduan yang mengoptimalkan seluruh komponen baik keluarga dalam hal ini adalah lingkungan asrama, kegiatan pembelajaran di pondok, dan masyarakat, serta pendidikan yang mengintegrasikan pengoptimalan potensi hati, akal, jiwa, dan fisik anak. Nilai-nilai karakter di pesantren salafiyah yang ditanamkan antara lain: a) iman, takwa, dan ikhlas merupakan nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan; b) kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, kerja keras, disiplin, percaya diri, kreativitas, dan rasa ingin tahu merupakan nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri; c) mentaati aturan, kerjasama, dan sopan santun merupakan nilai karakter dalam hubungannya dengan orang lain; d) kepedulian sosial dan cinta lingkungan merupakan nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan; e) menghargai keragaman pemahaman merupakan nilai karakter dalam kaitannya dengan budaya dan adat istiadat tradisional. Selain itu keterlibatan santri dalam mewujudkan tujuan pendidikan karakter di pondok pesantren, dianggap satu hal yang tidak kalah penting. Santri sebagai salah satu aktor utama dalam pelaksanaan pendidikan karakter di pondok pesantren. Implementasi model, nilai dan keterlibatan santri dalam pendidikan karakter yang utama adalah keteladanan. Orang tua memberikan contoh perilaku yang positif kepada anaknya, guru memberi contoh kepada siswa. Sementara itu, para pemimpin memberikan teladan karakter yang baik kepada masyarakat. Model pendidikan karakter di pondok pesantren Salafiyah lebih banyak mengembangkan model pendidikan keterpaduan yang mengoptimalkan seluruh komponen baik keluarga dalam hal ini adalah lingkungan asrama, kegiatan pembelajaran di pondok, dan masyarakat, serta pendidikan yang mengintegrasikan pengoptimalan potensi hati, akal, jiwa, dan fisik anak. Nilai-nilai karakter di pesantren salafiyah yang ditanamkan antara lain: a) iman, takwa, dan ikhlas merupakan nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan; b) kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, kerja keras, disiplin, percaya diri, kreativitas, dan rasa ingin tahu merupakan nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri; c) mentaati aturan, kerjasama, dan sopan santun merupakan nilai karakter dalam hubungannya dengan orang lain; d) kepedulian sosial dan cinta lingkungan merupakan nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan; e) menghargai keragaman pemahaman merupakan nilai karakter dalam kaitannya dengan budaya dan adat istiadat tradisional. Selain itu keterlibatan santri dalam mewujudkan tujuan pendidikan karakter di pondok pesantren, dianggap satu hal yang tidak kalah penting. Santri sebagai salah satu aktor utama dalam pelaksanaan pendidikan karakter di pondok pesantren.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.