Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karakter integritas sub nilai kejujuran dikalangan para siswa sekolah dasar masih sangat rendah yang dapat di buktikan dengan beberapa kasus yang ada. Tujuan penelitian ini untuk mendekripsikan implementasi pendidikan karakter integritas sub nilai kejujuran melalui program kantin kejujuran di sekolah dasar, kendala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian studi literatur/literature review. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi berupa artikel pada google scholar. Analisis data menggunakan model Miles, Hubermen yaitu data condensation, data display, dan conclusing drawing/verifictoin. Uji keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini, adalah uji kredibilitas dan dependabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) implementasi pendidikan karakter integritas di sekolah dasar dilaksanakan dengan 4 kegiatan yaitu kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan, dan pengondisian. serta 2 sistem yaitu sistem self-service dan pelibatan siswa. 2) kendala yang dihadapi ialah masih terdapat beberapa siswa yang kesulitan untuk jujur, adanya selisih pendapatan, dan belum optimal dalam pelaksanaannya. 3) upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yaitu dengan memberikan teguran, pembinaan dan peningkatan mutu pelayanan dan manajemen pengelolaan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak positif dan negatif pada sekolah satu atap di SD X serta mendeskripsikan strategi guru tersebut dalam mengatasi dampak negatif. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif. Siswa kelas 4,5 dan 6 beserta guru kelasnya dan kepala sekolah merupakan subjek pada penelitian ini. Teknik pengumpulan meggunakan angket, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) peneliti menemukan macam-macam dampak positif seperti banyaknya motivasi dan wawasan mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa SD sebelumnya dan dampak negatif pada perilaku siswa di SD X seperti meniru hal-hal yang tidak baik pada siswa smp tanpa menyaring perilaku tersebut patut ditiru atau tidak. (2) peneliti juga mengetahui bahwasannya sekolah satu atap di SD X lebih membawa dampak ke perilaku yang positif daripada negatif, (3) selain itu peneliti juga mengetahui macam-macam strategi guru sekolah dasar (SD) X dalam mengatasi siswanya supaya tidak terpengaruh ke arah yang negatif seperti di berikan nasihat setiap hari tanpa henti mengenai hal-hal yang baik dilakukan ataupun yang tidak baik dilakukan
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan pembelajaran PAI melalui pendekatan PAKEM. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yakni dengan melakukan penelitian Kuantitatif. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa pada umumnya siswa Indonesia adalah kontekstual, juga para siswa sangat beragam baik gaya belajar, minat, dan tingkat motivasinya. Oleh karena itu perlu ditemukan keefektifan pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi keberagaman siswa di dalam kelas. Salah satu model pendidikan yang mengasyikkan serta mengaktifkan peserta didik merupakan pembelajaran PAKEM. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: observasi, pemberian tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keterlaksanaan pembelajaran Agama Islam di Sekolah Dasar menggunakan pendekatan PAKEM dapat dikatakan 100% terlaksana. Pembelajaran Agama Islam Melalui Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) ini sangat efektif, sebab nilai ketuntasan kelas telah mencapai minimal 75%. Berdasarkan hasil wawancara dari Bpk. H. Fatchur Rochman, S.Pd.i, selaku guru kelas II mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa tidak ada kesulitan atau tidak ada hambatan saat mengajar dengan menggunakan metode PAKEM, dikarenakan pembelajarannya sangat menyenangkan
The challenge in the life of religious people today is the extremism movement. Extremism is part of the form of a transnational movement that can have two pole dimensions, the left pole (secularism) and the right pole (textual-radicalism). In responding to this challenge, the religious moderation movement needs to be realized as a counter in dealing with it. This article explains the importance of mainstreaming religious moderation through aswaja an-nahdliyah education in schools in Indonesia. Through reading for text on relevant documents and content analysis, this article produces three substantive ideas. First, the mainstreaming of religious moderation needs to be realized in various fields and levels in every element of life, especially in educational institutions. Second, aswaja an-nahdliyah education (tawazun, tasamuh, tawasuth) contains teachings that are relevant to the substance of the policy and practice of religious moderation. Third, mainstreaming religious moderation can be realized through the practice of aswaja an-nahdliyah education in schools in Indonesia. Therefore, in order to equip the nation's children with the understanding and behavior of religious moderation, and prevent extremism movements, aswaja an-nahdliyah education needs to be made into the curriculum in every school in Indonesia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.