Jalan Jenderal Soedirman Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah mmerupakan jalur utama yang menghubungkan beberapa provinsi, kota dan kabupaten. Jalan tersebut banyak dilalui kendaraan berat maupun kendaraan ringan hal ini dapat menyebabkan kerusakan jalan salah satunya adalah berkurang kemampuan struktur perkerasan jalan dalam menjalankan fungsinya sebanding dengan bertambahnya umur perkerasan dan bertambahnya beban lalu lintas yang di pikul dari kondisi awal apalagi dengan adanya kendaraan dengan beban berlebih terhadap lapisan perkerasan. Hal ini menjadi alasan untuk menganalisis Pengaruh Beban Berlebih Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan (Studi Kasus Ruas Jalan Jenderal Soedirman Sokaraja). Pada analisis ini akan dilihat sejauh mana pengaruh dari kelebihan beban kendaraan terhadap umur perkerasan jalan dengan menggunakan metode Bina Marga. Angka ekivalen kendaraaan dihitung dan (ESAL) dihitung dalam keadaan normal dan beban berlebih. Persenn umur perkerasan dihitung sehingga dapat ditarik kesimpulan seberapa pengaruh kelebihan muatan kendaraan terhadap umur pererasan jalan. Dalam penelitian ini dapat dilihat dengan asumsi penambahan beban lalu lintas sebesar 5%, 10%, 15% dan dari hasil dapat disimpulkan bahwa terjadi penguranagn umur rencana dengan persentase 0% terjadi diantara tahun ke-9 dan tahun ke-10 dari umur rencana normal 10 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelebihan beban kendaraan terhadap perkerasan jalan sangat berpengaruh terhadap pengurangan umur perkerasan jalan.
The increasing need for transportation has prompted the government to provide public transportation to increase mobility and reduce the number of private vehicles. The Department of Transportation of Central Java Province has developed the Trans Jateng BRT (Bus Rapid Transit) mass transportation in the Barlingmascakeb area through activities to improve the Trans Jateng agglomeration transportation service. The BRT that has been operated in the Banyumas area is Corridor 1 on the Purwokerto-Purbalingga route. This study aimed to analyze the characteristics of travel behavior and passengers' willingness to walk. The sampling of the research was random sampling using a questionnaire as the main data collection tool. The results of the discussion of travel behavior in terms of the purpose of the trip were dominated by recreation/shopping and education. The majority of BRT users used public transportation as the mode used before switching to BRT, the connecting mode from home to shelter is dominated by feeders, while from destination to shelter is dominated by walking. The connection distance from the house and from the destination to the shelter is >400 meters. Thus, the majority of respondents came from a buffer range of 0-400 meters. Based on willingness to walk, some respondents walk up to a radius of >400 meters. It is necessary to add more shelter points if the distance between stopping points does not meet the standards and provide better shelter access, especially by walking or using other integrated public transportation.
Hot Rolled Sheet (HRS) HRS is used on roads with moderate traffic loads, Hot Rolled Sheet is flexible and has high durability, this is due to the mixture of HRS with lame gradations having a large cavity in the mixture, so as to absorb the amount of asphalt large amounts (7-8%) without bleeding, due to the nature of the HRS above, the author chose the HRS pavement type to be modified so that the stability and flow values increased. This study was aimed to determined how much influence iron waste have on stability and flow. This study was used an experimental method that is with a laboratory experiment to get the results, thus the effect of the utilization of iron powder waste on HRS (hot rolled shett) pavement with variations of 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of filler weight. From the results of this study was found that: Iron powder based on gradation and specific gravity test and water absorption has fulfilled the requirements as fillers as regulated in SNI 03-4142-1996. From the Marshall test data obtained, variations that meet the requirements for the properties of Marshall parameters for HRS-WC pavement are variations of 5% and 10%. Percentage of addition of iron powder variation from filler weight which results in the highest stability and flow and fulfills all characteristics the Marshall parameter is a variation of 10%.
Angkutan umum merupakan salah satu moda transportasi yang masih menjadi pilihan masyarakat di Purbalingga. Satu diantaranya adalah PO. Teguh Rahayu yang melayani rute Terminal Purbalingga - Bobotsari. Penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif. Karena harus dapat menjembatani kepentingan pengguna jasa dan pengelola jasa angkutan umum. Maka dari itu dilakukan penelitian mengenai tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan untuk mengetahui tarif yang tepat. Metode pengumpulan data dengan melakukan survey penumpang dan wawancara terhadap Operator PO. Teguh Rahayu untuk mengetahui biaya operasional kendaraan micro bus. Didapatkan hasil BOK rata - rata sebesar Rp. 5.906,91/ Orang-trip. Untuk perhitungan tarif maksimal diperoleh sebesar Rp 6.302,04 dan perhitungan tarif minimal diperoleh Rp 3.428,35. Namun tarif yang ada di lapangan dimana tarif ditetapkan adalah Rp. 5000/orang-trip, untuk satu kali perjalanan dengan jarak tempuh 11 Km. Berdasarkan perhitungan tarif Bus PO. Teguh Rahayu trayek terminal Purbalingga – Bobotsari didapat harga tarif lapangan mendekati posisi tarif perhitungan biaya operasional kendaraan. Hal ini menunjukan hasil analisis tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan dengan tarif sebenarnya masih sesuai.
Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya permasalahan apakah pelaksanaan K3 pada proyek Pembangunan Gedung K Universitas Muhammadiyah Purokerto sudah terlaksana sesuai dengan SOP perusahaan. PT Krakatau Indah selaku pelaksana proyek berkomitmen melindungi pekerjanya dari kecelakaan kerja dengan berpedoman pada SOP K3 perusahaan, tujuannya untuk mengetahui apakah pelaksanaan K3 sudah terlaksana sesuai dengan SOP perusahaan. Pelaksanaan K3 wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh pekerja demi mencegah kecelakaan kerja. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan alat ukur kuesioner dengan jumlah responden 48 pekerja finishing (pemasangan kusen ACP, pengecatan, dan curtain wall). Pengolahan data hasil kuisioner menggunakan program IBM SPSS Statistics 26 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan K3 pada proyek Pembangunan Gedung K Universitas Muhammadiyah Purwokerto sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP perusahaan (86,28%). Hasil tersebut didukung oleh beberapa faktor yaitu top management (85%), peraturan dan prosedur K3 (83,19%), komunikasi pekerja (87,81%), kopetensi pekerja (86,81%), lingkungan kerja (87,08%), kesehatan kerja (88,54%), dan kinerja pekerja (85,52%).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.