Kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 adalah 136.610.590 jiwa. Hal tersebut berbanding jauh dengan Pulau Kalimantan yang hanya 13.787.831 jiwa. Ketimpangan jumlah penduduk antara Pulau Jawa dan Madura dengan pulau lainnya sangat besar. Oleh sebab itu pemerataan penduduk terus menerus digalakkan salah satunya dengan program transmigrasi. Jauh sebelum negara Indonesia merdeka, program perpindahan penduduk ini sudah dilaksanakan, tentu saja dengan tujuan yang menguntungkan kolonialisme.Program perpindahan penduduk di Masa Kolonial gencar dilakukan pada saat dibukanya perkebunan. Kolonial Belanda menginginkan tenaga kerja yang murah serta mudah. Program ini kemudian berlanjut pada masa politik etis, walaupun tujuan awalnya untuk pemerataan jumlah penduduk akan tetapi banyak terjadi penyelewengan. Kemudian setelah Indonesia merdeka, masalah kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura masih menjadi perhatian serius pemerintah. Oleh sebab itu Pemerintahan Soekarno mencanang program transmigrasi pada tahun 1950 yang diselenggarakan oleh Dinas Transmigrasi (Jawatan Transmigrasi).Provinsi Kalimantan Barat khususnya Desa Olak-Olak merupakan salah satu tempat tujuan transmigrasi di Indonesia. Kelompok transmigrasi yang pertama datang pada tahun 1958 sampai dengan tahun 1959. Rata-rata transmigran ini berasal dari daerah Jawa Tengah dan sekitarnya. Oleh sebab itu budaya Jawa masih sangat kental ditemui di Desa Olak-Olak ini, akan tetapi mulai memudar pada generasi-generasi selanjutnya. Keadaan Desa Olak-Olak ini sampai sekarang masih dikatakan belum berkembang karena terhambat banyak faktor salah satunya adalah transportasi.
<p align="center">Abstrak</p><p align="center"> </p>Upaya pelestarian benda cagar budaya membutuhkan keterlibatan banyak pihak dan yang terpenting adalah keterlibatan masyarakat, terutama pada benda cagar budaya yang masih dipakai (<em>living monument</em>). Pelestarian <em>living monument</em> terkadang lebih sulit, dikarenakan kurangnya pemahaman sang pemilik tentang pentingnya pelestarian benda cagar budaya miliknya.Masyarakat sudah semakin sadar dan kritis dalam usaha-usaha pelestarian Cagar Budaya khususnya yang berwujud bangunan. Beberapa Komunitas peduli Cagar Budaya sudah mulai bermunculan dan melakukan berbagai kegiatan nyata di berbagai daerah. Kenyataan ini menunjukkan anak muda telah mulai peduli akan kelestarian Cagar Budaya. Dalam usaha pelestarian ini terkadang masyarakat masih binggung dengan cara apa. Masyarakat yang menempati cagar budaya SD Negeri14 Pontianak, sebagai pihak sekolah menginginkan adanya pendampingan kepada siswa untuk memberikan pemahaman tentang pelestarian cagar budaya. Melihat usia siswa yang masih harus mendapatkan perhatian maka dari itu orang tua/wali murid tidak dapat lepas peran pada hal ini karena orang tua juga harus mendukung pelestarian cagar budaya.Tujuan Pengabdian adalah untuk mengetahui Pemahaman siswa dan wali murid terhadap pelestarian cagar budayadan memberikan pemahaman kepada siswa dan wali murid terhadap pelestarian cagar budaya. Hasil dan manfaat Kegiatan Pengabdian ini adalah mampu mengenalkan kepada siswa dan wali murid tentang cagar budaya terutama Cagar Budaya SD 14 Pontianak, memberikan kesadaran kepada siswa dan wali murid dalam pelestarian Cagar Budaya terutama Cagar Budaya SD 14 Pontianak, dan memberikan pemahaman siswa dan wali murid mengenai pentingnya pelestarian cagar budaya terutama cagar budaya SD 14 Pontianak.
Pokok permasalahan yang dialami mitra dalam kegiatan pengabdian ini ialah masih rendahnya minat baca siswa, sarana kegiatan literasi di sekolah masih minim ditandai dengan belum adanya perpustakaan yang representatif. Tujuan dilakukannya pengabdian ini ialah untuk meningkatkan kapasitas serta tata kelola kegiatan literasi di sekolah. Metode yang digunakan ialah dengan pembenahan sarana fisik dan pelatihan tata kelola program GLS. Hasil dari kegiatan pengabdian ini siswa memiliki minat literasi dengan disediakannya pojok literasi di kelas dan dibuatkanya perpustakaan yang memadai bagi siswa untuk belajar di perpustakaan. Adanya pojok literasi dan perpustakaan mendorong terlaksananya Gerakan Literasi Sekolah di SMP Pancasila Sungai Kakap.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.