Kedatangan etnis Tionghoa di Indonesia telah sejaklama mendahului kedatangan orang-orang Belanda. Pasca kemerdekaan Indonesia pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yang berpengaruh terhadap pola hidup etnis tionghoa di Indonesia khususnya pada bidang politik, ekonomi dan sosial-budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kebijakan pemerintah Indonesia terhadap etnis Tionghoa pada bidang politik, ekonomi dan sosialbudaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kajian dokumen, maupun artikel dalam bentuk jurnal, berita, buku. Fokus dalam penelitian ini adalah kebijakan pemerintah pasca kemerdekaan terhadap pola hidup etnis Tionghoa dalam bidang politik, ekonomi dan sosial-budaya. Dari hasil penelitan dan pembahasan menunjukkan bahwa kebijakan yang diterapkan terhadap pola hidup etnis Tinonghoa mulai dari orde lama, orde baru, sampai reformasi berangsung membaik dengan menghapuskan diskriminasi terhadap masyarakat Tionghoa dalam segala bidang kehidupan.
The aims of this study was to determine how much chrome in the shaving waste that could be recovered and used again for tanning leather and thus reducing the environmental pollution. Three kilograms of chrome shaving waste was hydrolyzed with NaOH in 10 liters of water, at a temperature of 100 o C for 1 hour. NaOH concentration was varied from 1 to 3%. The resulting solution was filtered to separate the chrome from the collagen protein. The filtered solids chrome was recovered by using concentrated sulfuric acid. The resulting chrome has Cr 2 O 3 concentration of ±11 g/kg with the use of 2% NaOH. The recovered chrome was used for tanning goat skin with variation of 0, 30, 40, 50, 60, 70, and 100% from total chrome used for tanning leather. Test result showed that the variation of 60% met the standard of SNI 0253:2009: Shoe upper leather -goat skin. The use of recovered chrome was able to reduce environmental pollution.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai berapa jauh senyawa krom dalam limbah shaving bisa diperoleh dan dimanfaatkan kembali untuk penyamakan kulit serta untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Untuk itu setiap 3 kg limbah shaving yang mengandung senyawa krom dihidrolisis dengan NaOH dengan variasi konsentrasi berturut-turut 1, 2, dan 3% dalam 10 liter air, pada suhu 100 o C, selama 1 jam. Selanjutnya larutan yang dihasilkan disaring untuk memisahkan senyawa krom dari protein kolagen. Senyawa krom yang tertahan pada saringan diperoleh kembali dengan menggunakan asam sulfat pekat. Senyawa krom yang dihasilkan mempunyai kadar Cr 2 O 3 ±11 g/kg dengan penggunaan NaOH sebesar 2%. Krom yang didapatkan digunakan untuk menyamak kulit kambing. Variasi penggunaan krom hasil recovery yaitu 0, 30, 40, 50, 60, 70 dan 100% dari total krom yang digunakan untuk menyamak kulit. Hasil uji kulit tersamak menunjukkan bahwa variasi 60% memenuhi SNI 0253:2009: Kulit bagian atas alas kaki -kulit kambing. Penggunaaan krom hasil recovery mengurangi pencemaran lingkungan. Kata kunci: krom, hidrolisis, limbah shaving, penyamakan kulit, perlindungan lingkungan Kuat Kuat Kuat Kuat Cukup kuat Cukup kuat Cukup kuat Cukup kuat 4.Kelentingan Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Tabel 4. Sifat organoleptis bagian atas alas kaki-kulit kambing hasil penggunaan krom olahan hasil recovery krom shaving.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.