Latar belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan kondisi kronis yang memerlukan perawatan medis berkelanjutan serta penanganan dengan strategi multifaktorial. Kacang kedelai diketahui memiliki kandungan isoflavone yang bermanfaat untuk membantu mengendalikan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek pemberian produk olahan kedelai terhadap kadar gula darah puasa dan resistansi insulin. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan subjek penelitian 30 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok tikus normal, kontrol negatif, perlakuan tempe, perlakuan tahu, dan perlakuan tepung kedelai selama 2 minggu. Kadar glukosa darah puasa pada setiap kelompok diperiksa sebelum, sesudah pemberian diet tinggi lemak dan induksi streptozotocin, serta sesudah perlakuan. Nilai HOMA-IR diukur dengan kadar glukosa darah puasa dan kadar insulin setelah induksi diabetes dan sesudah perlakuan. Data penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji MANOVA (p<0,05). Hasil Penelitian: Terdapat pengaruh dari pemberian ketiga bentuk olahan kacang kedelai yaitu tempe, tahu, dan tepung kedelai terhadap kadar glukosa darah puasa dan kondisi resistansi insulin pada tikus model DM tipe 2 yang diinduksi streptozotocin, dengan hasil yang lebih baik adalah pada kelompok yang mendapatkan tempe. Kesimpulan: Pemberian olahan kacang kedelai berupa tempe, tahu, dan tepung kedelai memiliki pengaruh yang signifikan pada perbaikan kadar glukosa darah puasa dan resistansi insulin pada model tikus DM yang diinduksi streptozotocin.
Diabetes merupakan penyakit kronis yang termasuk dalam sepuluh penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia. Patogenesis DM 2 melibatkan mekanisme kompleks pada berbagai organ. Kondisi psikis termasuk stres, cemas, dan depresi dinilai berhubungan timbal balik dengan terjadinya ganggua regulasi glukosa. Sebaliknya kondisi hiperglikemia pada individu DM 2 dapat memicu munculnya berbagai permasalahan psikis. Gangguan psikis kronis dapat memicu aktivasi HPA aksis, meyebabkan peningkatan kadar kortisol dan menghambat mekanisme umpan balik pada aksis tersebut. Aktivasi sistem saraf simpatis, jalur inflamasi dan stres oksidatif, metabolisme triptofan serta disbiosis mikrobiota dalam usus juga merupakan faktor yang terlibat pada keterkaitan antara patologi regulasi glukosa dan gangguan psikologis. Keseluruhan faktor tersebut saling terkait membentuk lingkaran setan yang menyebabkan progresivitas serta munculnya komplikasi pada DM 2.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.