Pada masyarakat yang hidup di tepian pantai, lautan/pantai adalah sumber penghasilan yang menjanjikan untuk bergantung hidup dan Indonesia adalah negara yang memiliki banyak tepian pantai,. Salah satunya pesisir selatan di Sumatra Barat. Warga sekitar pantai menggantungkan hidup dengan menjual ikan baik ikan segar maupun ikan yang diasinkan, khusus ikan yang di asinkan akan mendapatkan keuntungan yang akan lebih banyak karena ke awetan ikan tersebut dikarenakan keuntungan yang mengiurkan tersebut banyak warga mengolah dengan proses asal-asalan atau tidak standar sehingga ikan asin tersebut tidak bertahan lama dibandingkan proses pengasinan yang memenuhi standar, UD LABA LABA adalah sebuah agen/bandar menjual jenis ikan termasuk ikan asin, dengan kondisi banyaknya warga yang membuat ikan asin yang tidak memenuhi standar maka UD LABA LABA harus hati hati sekali untuk membeli ikan asin olahan warga di karenakan keawetannya yang sangat sebentar, tentunya jika salah membeli akan menimbulkan kerugian di pihak UD LABA LABA. Untuk menyelesaikan permasalalahan tersebut maka diperlukan Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode Weight Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS). Metode WASPAS dalah metode yang dapat mengurangi kesalahan-kesalahan atau mengoptimalkan dalam penaksiran untuk pemililahan nilai tertinggi dan terendah (Handayani, M., Marpaung, N., & Anggraini, S. (2019)), metode ini dibangun dan di implementasikan dalam bentuk sistem untuk membantu UD LABALABA dalam membeli ikan asin olahan warga. Kriteria yang digunakan yaitu ukuran ikan, warna ikan, aroma ikan, tektur ikan dan daya tahan ikan. Penerapan sistem ini menghasilkan kenaikan keuntungan 20% dari sebelum sistem di terapkan.
Tujuan: untuk menganalisis secara mendalam mengenai upaya pencegahan IMS pada pemandu karaoke di kota makassar. Metode penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenolgi, teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan dan indepth interview dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 10 informan terdiri dari 8 informan utama adalah pemandu karaoke, 1 informan kunci sebagai mucikari dan 2 informan pendukung sebagai pelanggan pemandu karaoke dan dokter spesialis kulit dan kelamin memenuhi kriteria sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemandu karaoke mengakui bahwa mereka termasuk dalam kelompok resiko tinggi akan tetapi pengetahuan, dan praktik mereka terhadap upaya pencegahan IMS masih kurang. Walaupun mereka setuju dengan pemakaian kondom sebagai upaya pencegahan yang baik, akan tetapi dalam prakteknya ketika beraktivitas seksual tidak selalu kondom mereka gunakan. Posisi tawar mereka masih rendah dalam negosiasi pemakaian kondom dengan klien. Mitos-mitos seputar pencegahan penyakit IMS pun masih dipegang. Sedangkan dukungan dari keluarga dan teman sebaya lemah dalam upaya pencegahan penyakit IMS Untuk itu perlu kerjasama antara mucikari dan pelanggan pemandu karaoke.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.