Penuaan kulit dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, seperti paparan radiasi ultraviolet (UV) yang secara terus-menerus sehingga dapat merusak kulit manusia. Sediaan topikal paling sering digunakan dalam melindungi kulit dari paparan sinar UV yaitu tabir surya, namun penambahan zat kimia kedalam sediaan krim tabir surya dapat menyebabkan terjadinya efek samping. Penggunaan probiotik telah berkembang pesat dibeberapa negara baik sebagai produk pangan hingga produk kecantikan. Penelitian tentang probiotik sebagai agen terapi dalam perawatan kulit masih sangat minim dilakukan, maka dalam penelitian ini akan dibuat formulasi probiotik dalam sediaan krim serta dilkaukan uji karakteristik dan efektivitasnya secara in vivo dengan menggunakan model hewan mencit yang dipaparkan sinar UV. Penelitian terdiri dari pembuatan formula krim probiotik dengan konsentrasi 1 ml (F1), 2 ml (F2), dan 4 ml (F3) dengan tipe emulsi air dalam minyak dan dilanjutkan dengan evaluasi terhadap karakteristik fisik. Selanjutnya dilakukan pengujian secara in vivo untuk mengetahui efektivitas krim probiotik terhadap perbaikan kerutan dan kelembaban kulit mencit yang terpapar sinar UV. Hasil karakteristik krim probiotik menegaskan bahwa krim probiotik F1, F2 dan F3 memiliki bentuk semi padat dengan tipe emulis air dalam minyak (A/M), daya sebar, pH dan viskositas yang siginifikan terhadap basis. Selanjutnya hasil pengujian in vivo menunjukkan bahwa secara visual krim probiotik F1, F2 dan F3 mampu menghilangkan kerutan atau garis-garis halus dan meningkatkan kelembaban kulit mencit yang terpapar sinar UV. Dengan demikian, probiotik memiliki potensi sebagai agen terapi dalam perawatan kuit.
Probiotik sebagai mikroorganisme hidup dalam jumlah tertentu mampu memberikan manfaat kesehatan pada kulit. Penggunaan probiotik di beberapa negara Asia berkembang pesat, mulai dari penggunaan probiotik dalam industri pangan hingga industri kosmetik. Studi klinis terbaru melaporkan bahwa probiotik mampu mengobati eksim atopik, dermatitis atopik, menyembuhkan luka bakar, menghilangkan bekas luka, mengobati jerawat, mencegah penuaan dini, dan meregenerasi kulit. Artikel ini bertujuan untuk membahas manfaat probiotik pada kulit sehingga dapat dikembangkan sebagai zat aktif pada produk kosmetik. Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel yaitu study literatur berbagai jurnal internasioanal yang diakses dari situs Google Scholar dan ScienceDirect. Hasil review artikel menunjukkan probiotik yang paling banyak digunakan dalam produk kosmetik yaitu Enterococcus, Lactobacillus, dan Bifidobacterium. Probiotik memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antijerawat, antioksidan, mencegah kerusakan kulit akibat radiasi UV, menurunkan sensitivitas kulit, mengurangi ketombe dan mampu menghasilkan asam hialuronat untuk meningkatkan kelembaban kulit dan mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan. Dari review artikel ini dapat disimpulkan bahwa probiotik dapat digunakan sebagai ingredients pada produk kosmetik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.