The low self-confidence possessed by students is indicated by the attitude of students who are not confident in expressing their opinions in front of the class. The low level of self-confidence then impacts decreasing student learning outcomes. One of the efforts that can be made to overcome this problem is to provide cognitive behavior guidance services to students. This research aims to develop and test the acceptability of cognitive behavior counseling guidebooks for modeling techniques to increase students' self-confidence. This research belongs to the development research type developed using a 4-D model. The subjects involved in this study were three counseling guidance lecturers as Ali, two counseling guidance teachers as practitioners, and seven junior high school students who were used as subjects in a limited trial. Data collection in the study was carried out using the questionnaire method, with the research instrument as a guidebook product validity instrument. The data obtained in the study were then analyzed using quantitative descriptive analysis techniques. The research analysis results show that the t-test obtained a probability score or Sig. (2-tailed) of 0.00, this probability score is smaller than the significance level of 0.05, which means H0 is rejected. Based on these results, it can be concluded that the cognitive behavior counseling guide is in the valid category, so it is effective for increasing student self-confidence.

Bahasa Batak Mandailing dan Bahasa Tanah Ulu adalah dua bahasa yang dituturkan di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Bahasa Tanah Ulu (BTU) khususnya dituturkan di Kecamatan Muarasipongi dan bahasa Batak Mandailing (BBM) umumnya dituturkan di hampir semua wilayah Kabupaten Mandailing Natal. Kecamatan Muarasipongi berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat, jadi BTU dipengaruhi oleh bahasa Minangkabau (bahasa di Provinsi Sumatera Barat). Penutur BTU bisa berbahasa Minangkabau dan BBM, tetapi penutur BBM dan bahasa Minangkabau tidak mengerti BTU. Hal tersebut membuat peneliti menganalisis bagaimana hubungan kekerabatan BBM dan BTU. Seberapa jauh tingkat kekerabatan kedua bahasa tersebut akan dijelaskan melalui teknik perbandingan dan teknik penghitungan waktu pisah kedua bahasa tersebut. Metode yang digunakan adalah metode komparatif dengan teknik leksikostatistik yang berupaya membandingkan kedua bahasa tersebut untuk mendeskripsikan hubungan keduanya. Dengan menggunakan 200 kosakata dasar Swadesh sebagai bahan analisis, ditemukan kesamaan leksikon keduanya sekitar 35%. Dari jumlah persentase kekerabatan tersebut dikelompokkan bahwa BBM dan BTU adalah keluarga dari satu rumpun. Selanjutnya, dihitung waktu pisah kedua bahasa yang dibandingkan dan hasilnya adalah 2.419. Artinya, BBM dan BTU adalah bahasa yang berkerabat dan merupakan satu bahasa yang sama sekitar 2419 tahun yang lalu atau sekitar tahun 401 Sebelum Masehi (dihitung dari tahun 2018), sebelum akhirnya berpisah.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Bagaimana perilaku konsumsi komunitas kpopers Bengkulu dan Bagaimana perilaku konsumsi Al-Ghazali berdasarkan teori konsumsi Al-Ghazali. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (flield search) yaitu penelitian yang berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti. Adapun jenis pendekatan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Bagaimana perilaku konsumsi komunitas kpopers Bengkulu berdasarkan teori konsumsi Al-Ghazali. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini purposive sampling dimana peneliti telah memiliki ciri atau karakter tertentu dalam menentukan informan yaitu beragama islam, bergabung dalam komunitas, dan suka membeli barang – barang kpop. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perilaku konsumsi komunitas kpopers Bengkulu berdasarkan teori konsumsi al-ghazali tidak sesuai dan menyimpang. Dilihat dari aktivitas konsumsi komunitas kpopers Bengkulu yang hanya mementingkan keinginan untuk memperoleh kepuasan. Komunitas kpopers Bengkulu dalam membelanjakan hartanya sangat berlebihan atau israf tanpa melihat manfaat barang kpop yang hanya untuk dijadikan pajangan saja. Menurut Al-Ghazali gaya hidup seperti itu tidak cocok bagi seorang yang beriman yang memiliki tujuan hidupnya.