This study aims to analyze the initial failure value using the Tsai – Wu criteria from the wing skin of an unmanned aircraft with the Eppler 214 airfoil model. The study was carried out using computer modeling with Abaqus software. The material used is an epoxy composite which is carbon fiber. The composites used in the wing skins have two different arrangement sequences, namely the fiber layer arrangement sequence 1 [00/900]8s and the layer sequence 2 [00/+450/-450/900]2s. The load given to the wing is a pressure of 0.40077 MPa. The results for the fiber layer sequence 1 [00/900]8s at the maximum stress distribution are 5.067 x 104 MPa and in the fiber layer sequence, 2 [00/+450/-450/900]2s the maximum value is 4.205 x 104 MPa. While the sequences consist of fiber layer 1 and layer 2 sequence layers, the Tsai – Wu failure meets the Tsai – Wu failure criteria because almost all of them fail
Artikel ini mengeksplorasi pemikiran Arkoun tentang Al-Qur'an dan Metodologi Tafsirnya. Dalam pandangan Arkoun, wahyu sebagai sumber petunjuk bagi umat manusia harus diperlakukan tidakhanya sebagai sesuatu yang sakral, tetapi juga harus diperhatikan bahwa ia muncul untuk kemaslahatan umat manusia. Wahyu yang diwujudkan menjadi muṣḥāf, bagi Arkoun, harus dikajidengan pendekatan modern dengan menggunakan ilmu-ilmu multidisiplin. Sehingga, kita dapat mengungkap substansi pesan wahyu secara maksimal. Namun yang terpenting adalah pengungkapan makna wahyu tidak boleh diikuti atau dibingkai oleh kepentingan ideologis dan politik atau kepentingan profan lainnya, yang akan mereduksi wahyu menjadi semacam pembenaran atau legitimasi. Apa yang dikemukakan Arkoun dalam metodologi interpretasinya meliputi pendekatan sebagai berikut: pertama, Interpretasi Linguistik-Semiotik dan Sastra. Dengan pendekatan- pendekatan tersebut, ia ingin mendalami makna Al-Qur'an dengan menjelaskan setiap kata dan susunan sintaksis Al-Qur'an. Al-Qur'an terdiri dari tanda dan simbol yang dapat dianalisis secara semiotik untuk mencapai makna yang terdalam, dan jauh dari sudut pandang ideologis. Kedua, Interpretasi Historis-Antropologis. Pendekatan ini memperkenalkan Quran sebagai bagian dari sejarah kehidupan. Kemudian, untuk memahami Al-Qur'an dengan baik, penafsir harus memahami bahwa Al-Qur'an memuat banyak cerita di balik proses turunnya. Arkoun menyadari bahwa metode ini jelas untuk menantang semua interpretasi sakralisasi dan transendentalisasi yang dihasilkan oleh penalaran teologis tradisional. Ketiga, Tafsir Teologis-Religius. Ini digunakan sebagai alternatif terakhir untuk membaca Al-Qur'an. Arkoun menunjukkan dua karakteristik penting dari pendekatan ini. Pertama, semua jenis bacaan yang berorientasi pada keyakinan berada di bawah "kandang dogmatis". Kedua, karya-karya tafsir monumental awal berkontribusi pada perkembangan historis "tradisi yang hidup".
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.