Latar Belakang : Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil, sedangkan untuk prevalensi stroke di Jawa Tengah (12,3%) (Riskesdas, 2013). Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh fisioterapi dengan Infra Red dan Propioceptive Neuromuscular Facilitation pada Hemiparase et causa Stroke Non Haemoragik. Hasil : Hasil uji normalitas menunjukkan distribusi data normal, maka uji hipotesis menggunakan metode paired sample t test. Hasil pengujian tersebut menunjukkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,08 yang berada pada > 0,05 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima yang bermakna perubahan pada pasien sesudah terapi tidak signifikan dibandingkan dengan sebelum terapi. Hal ini dapat disebabkan karena gangguan pada sistem saraf pusat yang membutuhkan waktu, intensitas dan jumlah pertemuan lebih banyak sertamembutuhkan kerjasama antara pasien, keluarga dan terapis yang baik agar terlihat perubahan pada partisipan. Kesimpulan : Pada penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan infra red dan propioceptive neuromuscular facilitation pada hemiparese stroke non hemoragik belummenunjukkan perubahan yang signifikan pada pasien.
Tumor ovarium adalah tumor yang berasal dari sel-sel ovarium yang dapat bersifat jinak, borderline dan ganas. Tumor ovarium jinak dapat berupa non-neoplasma atau neoplasma. Tumor ganas atau kanker merupakan pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang bagian tubuh dan menyebar ke organ lain. Angka kejadian kista ovarium di Indonesia sebanyak 23.400 orang dan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kejadian keganasan ovarium di RSUP M.Djamil Padang terjadi kenaikan tahun 2011 sebanyak 103 kasus meningkat menjadi 156 kasus pada tahun 2012. Keganasan ovarium umumnya ditemukan pada stadium lanjut, hal ini dikarenakan keganasan ovarium tumbuh dan membesar biasanya tanpa disertai keluhan yang nyata oleh sebab itu keganasan ini sering disebutt silent killer. Maka dari itu perlu dilakukannya skrining untuk mendeteksi adanya keganasan ovarium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil tumor ovarium di RSI Siti Rahmah Padang Tahun 2017-2018 yang mencakup distribusi frekuensi berdasarkan usia, paritas, konsistensi tumor dan gambaran histopatologi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2019 – Januari 2020 dan menggunakan data rekam medis pasien tumor ovarium di RSI Siti Rahmah Padang. Sampel penelitian sebanyak 50 orang yang diperoleh dengan teknik total sampling dan diperoleh hasil distribusi frekuensi penderita tumor ovarium berdasarkan usia lebih banyak pada rentang usia 23-28 tahun ( 22,0%). Berdasarkan jumlah paritas lebih banyak pada perempuan nulipara ( 60,0% ) serta berdasarkan konsistensi tumor yang terbanyak yaitu kenyal (52,0% ) dan berdasarkan gambaran histopatologi yang terbanyak yaitu tumor jinak cystadenoma ovarii serosum (36,0%).Kata Kunci: Usia, Paritas, Konsistensi, Gambaran Histopatologi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.