TOGA tanaman herbal yang memiliki khasiat sebagai obat yang banyak sekali memiliki manfaat bagi kehidupan, termasuk untuk mengatasi masalah kesehatan secara tradisional. Manfaat TOGA tidak hanya dirasakan oleh kalangan dewasa, tetapi dapat berguna bagi anak-anak. Dewasa ini, sebagian besar anak-anak tidak mengetahui jenis-jenis tanaman obat. Oleh karena itu, pengenalan akan TOGA pada usia dini sangat diperlukan untuk menumbuhkan kecintaan dan minat anak-anak akan tanaman obat yang berkhasiat bagi kesehatan. Dari Program Edukasi “TOLUNI” (Tanaman Obat Keluarga Usia Dini) ini menjadi salah satu wahana pembelajaran yang tepat untuk memperkenalkan berbagai macam mengenai TOGA kepada siswa/i sekolah dasar. Dari program edukasi TOLUNI inipula dapat mendorong sekolah-sekolah yang minim pekarangan agar tetap dapat memiliki banyak tanaman kaya khasiat, sehingga dapat dijadikan wahana pembelajaran bagi para siswa. Program Edukasi “TOLUNI” dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 015 Kota Samarinda. Sosialisasi edukasi TOGA disampaikan kepada siswa kelas 5 dengan rentang usia 10 – 11 tahun dengan diberikan materi mengenai jenis-jenis TOGA, kemudian para siswa diajak untuk menghias wadah TOGA serta menanam TOGA yang diberi pupuk kompos. Para siswa diajarkan membuat produk tradisional rumahan yaitu jamu sederhana. Selanjutnya dilakukan pembinaan dan pengawasan setelah dilakukan sosialisasi. Dari 15 tanaman TOGA, diperoleh hasil 8 TOGA yang bertahan tumbuh dengan baik.
Pometia pinnata or commonly known as matoa is a typical plant of Eastern Indonesia or Papua that grows throughout the Papua archipelago. Matoa contains alkaloids, saponins, tannins, flavonoids, phenolic compounds, terpenoids, and vitamins A, C, E which can boost the immune system. The study aims to examine whether the matoa (Pometia pinnata) has acted as a source of antioxidants where one of the functions of the antioxidants themselves is to increase the body's immune system by fighting free radicals. This study uses a narrative review approach, which is a secondary research method that does not have specific guidelines in its preparation (non-systematic review) using data collected assembled with research topics from various electronic and non-electronic libraries. Based on the results of the study using comparisons with other foods such as lime, spirulina, and carrots, it turns out that the fruit and fruit skins of Matoa contain more vitamin C. It is known that the skin of the fruit and matoa fruit contains vitamin C which works as an antioxidant to increase the body's immune system by fighting free radicals. Also, based on several studies, it is known that the extract of the stem and matoa bark obtained an IC50 value of more than 70 ppm where this value is classified as strong antioxidant activity.
Kanker merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Penyakit ini diketahui memiliki regulasi yang berbeda dari penyakit lainnya. Pengembangan obat dewasa ini adalah dengan mentargetkan obat antikanker pada situs regulasi kanker yang ada pada hallmark of cancer. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu jenis Citrus (jeruk) yang mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang memiliki aktivitas sebagai agen antikanker. Kulit jeruk nipis diketahui memiliki kandungan bioaktif berupa minyak atsiri dan flavonoid seperti hesperidin dan hesperitin. Kandungan senyawa ini erat hubungannya dengan aktivitas antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa pada minyak kulit buah jeruk nipis dan kajian in silico molecular docking senyawa tersebut pada protein yang berperan dalam regulasi sel kanker. Minyak kulit buah jeruk nipis didapatkan dengan menggunakan metode distilasi uap kemudian dianalisis dengan menggunakan GC-MS untuk mengetahui komponen penyusunnya untuk selanjutnya dianalisis in silico menggunakan software YASARA 10.1.8, MarvinSketch 15.4.20, PLANTS. Hasil menunjukkan komponen utama minyak kulit buah jeruk nipis adalah senyawa d-limonen dan beta-pinen dengan persentase 59,71% dan 36,81%. Analisis in silico menunjukkan masingmasing senyawa ini memiliki afinitas yang lebih besar dari pada ligan native pada protein caspase-8 yang ada pada regulasi apoptosis. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan, bahwa minyak kulit buah jeruk nipis memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen antikanker.
Pharmacy supposed to be able to provide the services that accommodate all of the patient's needs. There are several factors to satisfy patients, such as product, price, process, and people. This research aims to patients’ needs toward pharmacy services to help the pharmacist satisfying the patients. The questionnaire composed of 8 items based on the marketing mix theory. Study took place in Samarinda, Indonesia from October to December 2018. There were 83 people responded to survey questions. Respondents’ answers counted by the Likert scale 1 until 5 and analyzed by ranking the mean score of each answer. Analysis from the questionnaire study showed that the highest patients’ needs toward pharmacy were a pharmacy that provides complete drugs (mean of 4.8313), complete drug labeling (4.7470), professional staff (4.6988) and affordable drug prices (4.5422).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.