AbstrakLimbah molas merupakan hasil samping dari pabrik gula yang tidak dapat dikristalkan kembali. Salah satu kandungan limbah molas yaitu kaya akan karbohidrat. Salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah molas yaitu dengan melakukan penelitian terhadap nutrisi yang masih terkandung dalam molas masih dapat dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam memanfaatkan karbohidrat (glukosa) yang terdapat dalam limbah molas untuk perkembangbiakan. Mikroorganisme yang digunakan adalah jenis ragi yaitu Candida utilis, Endomycopsis fibuligera dan Saccharomyces cerevisiae. Waktu pengamatan yang dilakukan adalah 0, 6, 12, 18, 24, 30 jam dengan suhu inkubasi 37 o C. Pengamatan yang dilakukan meliputi : pengukuran berat biomassa dengan cara menimbang berat kering mikroorganisme, pengukuran konsentrasi glukosa limbah molas yang dimanfaatkan mikroorganisme dengan cara Somogyi-Nelson dan perhitungan tingkat efektifitas penggunaan molas terhadap pertkembangbiakan mikroorganisme. Hasil: Berat biomassa tertinggi dicapai oleh Saccharomyces cerevisiae dengan biomassa tertinggi 156,33 mg dalam waktu 18 jam. Konsentrasi glukosa yang dimanfaatkan oleh Endomycopsis fibuligera lebih tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain, yaitu dalam waktu 30 jam mencapai 3,13 mg/mL dan kemungkinan dengan bertambahnya waktu inkubasi masih mampu memanfaatkan glukosa lebih banyak. Mikroorganisme yang memiliki tingkat efektifitas dalam memnfaatkan limbah molas sebagai sumber glukosa adalah Saccharomyces cerevisiae dengan tingkat efektifitas 126,4 mL/mg berat biomassa dalam waktu 12 jam. Kesimpulan :Saccharomyces cerevisiae yang terbaik dalam pemanfaatan glukosa dari limbah molas untuk pertumbuhan biomassa. AbstractWaste molase was the result of beside from the sugar mill that had not became to crystal again. One of the waste content molase that has rich of carbohydrate. One of the effort to exploited of the waste molas that was by doing the research to nutrition which still implied in molase admit of to be exploited. This research aimed to know ability microorganism in exploited the carbohydrate (glucose) which there was in waste molas for propagation. The Microorganism used yeast that Candida utilis, Endomycopsis fibuligera and Saccharomyces cerevisiae. Perception time taken was 0, 6, 12, 18, 24, 30 hour with incubation temperature 37 o C. It was analysed for measurement of weight biomassa by considered drying to constant weight of microorganism, measurement of waste glucose concentration molase exploited mikroorganisme by Somogyi-Nelson and calculation of efectivity level could be used molase to microorganism propagation. Result : Weight biomass highest dried to constant weight by Saccharomyces cerevisiae conteined 156,33 mg during 18 hour. the Glucose concentration exploited by Endomycopsis fibuligera higher compared to microorganism other, that is during 30 hour 3,13 mg/mL and possibility with increased of of time incubation still could more exploited the glucose. Microorganism has been good efectivi...
Peptone can be produced from yeast by enzymatic hydrolysis with papain. The activity of papain used in this experiment against casein is indicated by Vm (2000 unit) and Km (0.8%). The process condition for yeast was [S] = 4.76%, [E] =0.2%, 60 0C, pH 5.8-5.9, 5 hours. The yield of the hydrolysis process of yeast was 18.9%. The peptone obtained was brownish yellow in color with moisture contentof 5%, ash content 7 %, total protein 11%, solubility 98%, amino nitrogen 2.82, and AN/TN ratio = 27.62%. The chromatographic pattern of the peptone using gelfiltration column of Superdex-75 appeared to be the same as that of the commercial pepton. Growth test with E. coli, S. aureus, and B. subtilis showed that yeast peptone could be used as component in media for microbial growth.
The research of two-stage anaerobic digestion process for biological wastewater sludge of paper industry with modification of enzyme application and temperature treatment (mesophilic-thermophilic) ABSTRAKPenelitian digestasi anaerobik dua-tahap lumpur IPAL biologi industri kertas dengan modifikasi aplikasi enzim dan perlakuan suhu (mesofilik-termofilik) telah dilakukan pada tahap asidifikasi. Percobaan yang dilakukan secara batch ditentukan efektivitasnya melalui perlakuan waktu retensi (2-12 hari) dan jumlah inokulum (150-450 mL/L.) dengan pengamatan kinerja proses terhadap peningkatan kadar protein larut, dan pembentukan asam-asam organik volatile (VFA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi protease pada penambahan 0,25 unit/g.TS lumpur, pada suhu termofilik dapat meningkatkan hidrolisis, yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar protein larut mencapai 380%, sedangkan dalam proses asidifikasi dapat meningkatkan pembentukan asam organik melalui peningkatan kadar VFA. Kinerja proses asidifikasi yang terbaik dijumpai pada kondisi suhu termofilik, dengan perlakuan waktu retensi 4 hari dan penambahan inokulum mikroba 300 mL/L. Digestasi lumpur tahap asidifikasi pada kondisi tersebut yang berlangsung pada beban 2,25 g.VS lumpur/g.VS mikroba. hari; dapat menghasilkan peningkatan kadar VFA sekitar 624%. Padatan yang dihasilkan sebanyak 40% v/v mengandung komponen organik dan unsur-unsur nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.