Celery plants contain limonene which belongs to the terpen group which has the potential as antifungal. This study aims to determinethe formulation of celer essential oil anti-dandruff gel shampoo that meets the physical quality requirements with a concentration 0f 1%, 5%, 10%, and to test the effectiveness of celery essential oil anti- dandruff gel shampoo against the fungus Candida albicans that causes dandruff. The research method was carried out experimentally by making an anti-dandruff gel shampoo formula containing celery (Apium graveolens) essential oil and testing its effectiveness against the fungus Candida albicans that causes dandruff using the well method. This study tested the antifungal effectiveness of essential oil anti-dandruff gel shampoo from formula 0 without celery essential oil (blank) as a negative control, formula 1 with 1% celery essential oil concentration, formula 2 with 5% celery essential oil concentration, formula 3 with 10% celery essential oil concentration, and dandruff shampoo containing 2% ketoconazole as a positive control. The result showed that 1. Celery essential oil can be formulated into anti-dandruff gel shampoo preparations that meet the physical quality requirement. 2. The antifungal effect of celery essential oil anti-dandruff gel shampoo on Candida albicans fungus is very strong with an average inhibitor zone diameter of 20,36 mm in formula 1 21,40 mm in formula 2, 21,60 mm in formula 3. There were differences in the inhibitor vale of each concentration of celery essential oil gel shampoo (p<0,05). Concentration of 5% has provided an optimal effect in inhibiting the growth of the fungus Candida albicans.
Permasalahan kurangnya pelaporan ADRs sudah berjalan lama diseluruh dunia. Partisipasi apoteker dalam pelaporan ADRs diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi praktik pelaporan ADRs oleh apoteker yang bekerja di beberapa rumah sakit di wilayah Surabaya. Penelitian ini adalah studi <em>cross sectional. </em>Responden pada penelitian ini adalah seluruh apoteker yang bekerja di tiga rumah sakit di Surabaya. Kriteria rumah sakit adalah yang pernah mengirimkan laporan ADRs kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Sejumlah 49 apoteker berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara. Kuesioner yang digunakan sebelumnya telah melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Kuesioner terdiri dari pernyataan-pernyataan meliputi demografi responden, pengetahuan, sikap, akses sarana, lingkungan (perilaku tenaga kesehatan lain), dan praktik yang berkaitan dengan pelaporan ADRs. Pada lembar wawancara berisi pernyataan-pernyataan meliputi ketersediaan sarana dan kebijakan/peraturan terkait pelaporan ADRs. Pada uji pengaruh menggunakan regresi linear berganda diperoleh variabel pengetahuan (p=0,036), dan variabel ketersediaan dan akses sarana pelaporan ADRs (p=0,002) berpengaruh signifikan terhadap praktik pelaporan ADRs. Diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan dan ketersediaan dan akses sarana merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktik pelaporan ADRs oleh apoteker di rumah sakit.
Kulit apel hijau (Pyrus malus L.) merupakan buah yang kaya akan kandungan gizi, terutama bahan kimia antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol kulit apel hijau (Pyrus malus L.) dapat dibuat dalam sediaan face mist dan mengetahui nilai IC50 sediaan face mist dari ekstrak etanol kulit apel hijau (Pyrus malus L.) dapat memberikan aktivitas antioksidan. Penelitian ini menggunakan metode dan membuat sediaan face mist menggunakan variasi konsentrasi ekstrak pada formula 1 0,1%, formula 2 0,3% dan formula 3 0,5% dan menguji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Ekstrak kulit apel hijau dapat dibuat sediaan face mist, berdasarkan hasil uji cycling test ketiga formula sediaan face mist ekstrak etanol kulit apel hijau (Pyrus malus L.) memiliki stabilitas fisik face mist yang baik. Hasil IC50 yang diperoleh berturut-turut terhadap formula 1 (0,1%), yaitu 18,83 ppm memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, formula 2 (0,3%) yaitu 9,19 ppm memiliki nilai antioksidan yang sangat kuat, dan formula 3 (0,5%) yaitu 6,51 ppm memiliki nilai antioksidan yang sangat kuat dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit apel hijau (Pyrus malus L.) dapat diformulasi menjadi sediaan face mist stabil sebelum dan sesudah cycling test dan nilai IC50 formula 3 (0,5%) yaitu 6,51 ppm yang memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat.
Bidara leaf is a plant that has the potential to act as an antiseptic. The bidara plant contains various compounds such as flavonoids, alkaloids, triterpenoids, saponins, lipids, and proteins. When kneaded, bidara leaves can produce foam and emit a highly fragrant aroma. The objective of this study was to determine the antibacterial activity of bidara leaf in the formulation of powdered hand wash soap and to identify the effective concentration of bidara leaf extract against Staphylococcus aureus bacteria. The results of the study showed that the hand wash soap preparation containing bidara leaf ethanol extract powder exhibited antibacterial activity against Staphylococcus aureus, with a very strong inhibition zone. Among the formulations, the concentration of 5% in formulation 3 demonstrated the highest inhibitory power of 21.8 mm, classified as a very strong inhibitory power.
Pemanfaatan kosmetik tradisional sebagai upaya pemeliharaan kecantikan berupa kosmetik tradisional oleh masyarakat terus meningkat. Tidak hanya racikan sendiri, produk kosmetik tradisional saat inipun telah banyak beredar. Biji pepaya merupakan limbah dari pepaya yang tidak digunakan oleh masyarakat sehingga perlu diteliti kemanfaatannya dengan penghambatan terhadap enzim tyrosinase. Biji papaya (Carica papaya seed) mengandung senyawa flavonoid yaitu kaempferol dan quercetin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil penghambatan enzim tyrosinase dar biji papaya yang akan membuat kulit menjadi lebih putih. Pengujian ini menggunakan tiga jenis ekstrak biji pepaya dengan variasi cairan penyari (methanol, n-Heksane, air) dan dilakukan pengujian terhadap penghambatan enzim tyrosinase. Dipoeroleh penghambatan IC50 177 ppm. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa ekstrak biji papaya (Carica papaya) dengan perbedaan cairan penyari memiliki efektivitas sebagai krim pemutih.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.