Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Di Indonesia fenomena diabetes melitus terkini tidak hanya menyerang lansia tapi juga rentang usia lainnya. Salah satu solusi alternatif yang dapat dicoba yaitu pengobatan tradisional dengan daun jambu biji. Penelitian sebelumnya terkait daun jambu biji mengatakan bahwa dalam daun jambu biji terdapat zat yang berdampak menurukan gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung pengaruh rebusan daun jambu biji terhadap kadar glukosa darah. Metode: penelitian ini adalah true experiment Desain penelitian yang digunakan yakni pre post test control group design. Lokasi penelitian dilakukan di laboratorium biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah hewan mencit sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil dan Analisa: Dengan menggunakan uji chi - square didapatkan hasil yang signifikan ρ < α = 0,00 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh pada rebusan air daun jambu biji terhapat penurunan glukosa darah pada mencit. Hasil penelitian 16 ekor mencit yang dilakukan uji coba didapatkan bahwa seluruh mencit mengalami penurunan kadar glukosa darah. Kesimpulan: air rebusan daun jambu biji (psidium guajava) dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit jenis (mus muculus). Penelitian ini masih merupakan penelitian tahap awal dimana perlu dilakukan uji coba lebih lanjut terhadap spesimen hewan mamalia jenis lainnya sebelum dilakukan kepada manusia.
Komunikasi terapeutik merupakan kegiatan yang dilakukan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Mekanisme dalam melakukan komunikasi terapeutik tidak lepas dari tuntutan pelayanan kepada pasien dan keluarga. Masalah utama ketika pasien dan keluarga menerima pelayanan di Rumah Sakit yaitu kurangnya pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik dan tingkat kecemasan dari pasien. Penelitian ini memiliki 118 responden dan menggunakan teknik sampling purposive. Desain penelitian ini menggunakan jenis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini yaitu memiliki hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pasien dengan nilai p = 0,036 (p<0,05). Komunikasi perawat mayoritas hasilnya adalah cukup (55,9%) dan tingkat kecemasan pasien mayoritas cemas ringan (56,8%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi perawat dan kecemasan pasien memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Meningkatnya komunikasi perawat secara maksimal dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien dalam menjalani pengobatan selama di Rumah Sakit. Sehingga hasil akhir yang diharapkan yaitu dapat meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan di tatanan klinik.
Latar Belakang: Kanker payudara adalah kanker yang menyebabkan angka mortalitas tertinggi pada wanita diantara kanker lainnya. Penyakit kanker payudara yang setiap tahunnya semakin tinggi ini mendapatkan urutan kedua kanker yang paling banyak pada perempuan. Terlambatnya dalam mengetahui terjadinya penyakit kanker payudara ini menjadi ancaman bagi penderita, oleh karena itu pentingnya dilakukan deteksi dini pada kanker payudara melalui pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai upaya preventif yang dapat dilakukan secara mandiri oleh perempuan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK tentang deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Surabaya. Metode: Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dengan menggunakan powerpoint dan leaflet. Hasil: Kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan berjalan dengan baik dan optimal. Hal ini tergambar dari hasil yang didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahan responden yang sebelum diberikan penyuluhan pengetahuan kurang sebanayak 16 responden (76,92%) dan setelah diberikan penyuluhan menjadi cukup sebanyak 13 Responden (50 %) dan baik sebanyak 1 responden (3,85%). Kesimpulan: Kegiatan penyuluhan pencegahan dini kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri dapat memberikan peningkatan pengetahuan ibu-ibu PKK di Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Surabaya.
HIV merupakan suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang yang disebabkan oleh suatu virus dan dapat menyebabkan AIDS. Penyakit ini muncul tidak mengenal usia karena dapat menyerang siapa saja ketika kekebalan tubuh seseorang melemah khususnya pada remaja. Pendidikan kesehatan akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan sikap pemahaman tentang seksual secara sehat dan mencegah terjadinya perilaku menyimpang seksual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap remaja dalam perilaku pencegahan HIV/AIDS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 36 dengan jumlah sampel yang digunakan sebagai responden penelitian adalah sebanyak 36 responden kelas 11 SMA di Sidoarjo. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Total Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisoner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap remaja tentang pencegahan HIV/AIDS sebanyak 25 remaja (70%) memiliki sikap yang tidak baik dalam pencegahan perilaku HIV/AIDS. Hal ini dapat disimpulkan bahwa remaja perlu mendapatkan edukasi tentang upaya pencegahan perilalu HIV/AIDS, Pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkan sikap remaja dalam berperilaku baik dalam mencegah HIV/AIDS melalui edukasi dalam mencegah HIV/AIDS dengan cara mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu & memberikan edukasi tambahan kepada siswa-siswi mengenai penularan & stigma HIV/AIDS.
Pemberian nutrisi balita yang kurang atau buruk di seribu hari pertama kehidupannya dapat berdampak pada konsekuensi yang irreversibel, yaitu kondisi dimana pertumbuhan terhambat atau stunting dapat terjadi pada seseorang. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola nutrisi dengan kejadian stunting pada balita di Desa Socah Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan Madura. Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain penelitian case control. Populasi penelitian ini sebanyak 99 balita. Sampel penelitian ini 80 balita dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 40 kelompok kasus dan 40 kelompok kontrol. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji ChiSquare.Hasil penelitian yang didapatkan dari 80 balita, bahwa balita dengan pola nutrisi baik sebanyak 47 balita (58,7%) dan balita dengan pola nutrisi tidak baik sebanyak 33 balita (41,3%).Sedangkan kejadian stunting pada balita didapatkan balita tidak stunting sebanyak 40 balita (50%) dan balita stunting sebanyak 40 balita (50%). Hasil uji Chi-Square nilai p = 0,000. Nutrisi pada balita bisa menyebabkan kurangnya asupan anak yang berdampak pada tidak adekuatnya sel dalam berkembang hingga menyebabkan terjadinya stunting.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.