Komunikasi efektif melalui media sosial merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media elektronik seperti Email, Twitter, Whatsapp, Line, atau aplikasi lainnya yang menggunakan akses internet. Komunikasi ini juga termasuk percakapan video call yang disediakan berbagai fitur provider seperti skype, Google, Zoom, dst. Seperti halnya komunikasi lainnya, komunikasi efektif media sosial pada dasarnya merupakan interaksi verbal dan non verbal yang dilakukan oleh dua atau lebih manusia untuk menyampaikan pesan dan melihat dari efek pesan tersebut. Fokus utama kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang kami lakukan adalah komunikasi efekktif melalui aplikasi Whatsapp, yaitu bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Pataruman Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut berkaitan dengan penyebaran informasi COVID-19, melalui perangkat Rukun Tetangga Rukun Warga (RT RW) setempat. Menurut kami, melibatkan peranan RT RW sangatlah penting, karena mereka merupakan pemerintahan tingkat paling rendah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini diantarnya adalah untuk mencegah penyebaran infomasi tidak benar/hoax diantara masyarakat, yang tersebar melalui aplikasi whatsapp, dengan melibatkan peranan pengurus RT RW setempat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode penyuluhan dan keterlibatan mitra secara langsung, dilaksanakan selama tiga bulan. Hasil kegiatan ini adalah timbulnya kesadaran pada mitra (perangkat RT RW) agar selektif dalam memilah informasi, adanya kemampuan mitra  melakukan cek ricek atas informasi yang diterima melalui media digital Whatsapp serta kemampuan mitra menyampaikan kepada warga masyarakat akan informasi yang benar dan informasi yang hoax.Simpulan dari kegiatan ini yaitu munculnya kesadaran memilah berita terkait COVID-19.

This study examines one phenomenon in Indonesian society, especially in Bandung Regency, West Java Province, during the Covid 19 Pandemic. This phenomenon still occurs in marriages in adolescents aged 16 to 18. It is known that the COVID-19 pandemic had multiple impacts on people's lives, including economic impacts, cultural changes, and political, health, and social impacts. Even though the situation is complicated and uncertain, the pace of early marriage has remained the same. This study focuses on the motives that cause marriage in adolescents during the Covid-19 pandemic. Adolescents generally fill their lives by studying; however, teenagers in Katapang District, Bandung Regency, are filled with marriage at a young age. Whereas based on the Marriage Law, regarding the minimum age limit at marriage, namely Law Number 16 of 2019 article 7 paragraph 1, it says that "Marriage is only permitted if the man reaches the age of 19 (nineteen) years and the woman has reached the age of nineteen years". However, there is a dispensation from the court for couples who are not old enough, provided that they include very urgent reasons and complete supporting evidence submitted by both parents from the male or female side. Not all teenage marriages in Katapang District are registered at the Office of Religious Affairs. This research uses a descriptive qualitative method, data collection through observation, literature study, and in-depth interviews. The theory used is the phenomenological theory from Alfred Schutz. The results showed that the COVID-19 pandemic did not make the people in the research location experience changes in habits. Where it was found that the motive behind teenage marriage during the COVID-19 pandemic was due to traditions that were passed down from generation to generation, following the wishes of their parents, and the motives of economic life (poverty), low level of education, promiscuity, environmental influences, and pregnant before marriage.

Komunikasi kelompok merupakan interaksi komunikasi yang di lakukan di dalam kelompok. Penelitian ini, mengkaji tentang interaksi dalam komunikasi kelompok yang terjadi dalam kegiatan Material Failure Analysis Training atau training analisis kegagalan material yang dilaksanakan terhadap para pekerja bidang teknisi dari Interaco Penta Prima Service (IPPS), dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang. IPPS sendiri merupakan perusahaan alat besar merk Volvo di kantor Balikpapan, Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan komunikasi kelompok dalam menganalisa masalah, kemampuan kelompok dalam memecahkan masalah serta peranan kelompok dalam membentuk motivasi dan membentuk team work.

The background of this case study is the development of acritical attitude among listeners of Bianglala Pagi program on Reks Radio. Bianglala Pagi Program is a public sphere where people of Garut can express ideas, criticism and opinions to government and stakeholders also the policies made by the government. In Bianglala Pagi program, listeners can criticize the government and stakeholders, from public service problems and legal cases to politics. The government is known to use this program as inputs for government policy-making and serve as the basis of assessment of government performance. The main focus from this research is to find out the evolving ideology at Reks radio and listeners so that listeners can better use radio as the medium to convey their aspirations and opinions without fear of intimidation.