INTISARIPenelitian bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan menganalisis efisiensi alokasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi dilakukan di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Oktober-Januari 2016 dengan metode survei. Sebanyak 60 petani padi dipilih sebagai sampel dengan menggunakan metode simple random sampling. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan fungsi Cobb-Douglas dilanjutkan dengan perhitungan efisiensi harga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih dan pupuk NPK merupakan faktor produksi yang berpengaruhsiginifikan terhadap produksi padi. Analisis efisiensi alokasi faktor produksi menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi pupuk NPKbelum efisien, sehingga perlu ditingkatkan; sedangkan penggunaan faktor produksi benih tidak efisien, sehingga perlu dikurangi.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendekatan sub-sistem on-farm agribisnis pada rumah tangga petani, menganalisis faktor yang mempengaruhi produksi ternak dan menganalisis efisiensi usaha ternak sapi potong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey di Kabupaten Grobogan, dengan dua kecamatan yakni Kecamatan Wirosari dan Kecamatan Purwodadi dan dua desa setiap kecamatan. Quota sampling method dilakukan untuk menentukan jumlah sampel rumah tangga peternak sapi potong induk-anak tanpa menghitung populasi sebagai sample frame. Jumlah responden setiap desa adalah 20 petani sehingga total responden 80 petani. Data dianalisis dengan pendekatan sistem agribisnis, analisis regresi lineer berganda dan efisiensi ekonomi usaha tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan on-farm agribisnis berada pada kondisi sedang sampai dengan baik, faktor yang mempengaruhi produksi sapi potong adalah skala usaha, hijauan pakan, konsentrat, kesehatan, reproduksi, tenaga kerja, lama beternak dan penerapan agribisnis. Efisiensi reproduksi usaha ternak adalah 8,975 lebih dari 1 sehingga tidak efisien dan efisiensi skala usaha, pakan, konsentrat, kesehatan dan tenaga kerja masing-masing 0,352; 0,128; 0,0148; 0,0235 dan 0,0834 yang kurang dari 1 sehingga belum efisien. Kesimpulan dari penelitian adalah usaha ternak sapi potong merupakan usaha agribisnis yang dapat dilanjutkan dengan memperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap produksi, yaitu skala usaha, hijauan pakan, konsentrat, kesehatan, reporoduksi, tenaga kerja, lama beternak dan penerapan agribisnis. Faktor produksi skala usaha, hijauan pakan, konsentrat, kesehatan dan tenaga kerja belum efisien, sedangkan faktor reproduksi adalah faktor yang tidak efisien.Kata kunci: on farm agribisnis, efisiensi, rumah tangga petani, sapi potong ABSTRACTThe study was aimed to analyze the on-farm agribusiness subsystem approach at farm household, to analyze beef cattle production influencing factors and to analyze economic efficiency of beef cattle farm. The method use for research was survey method at Wirosari District and Purwodadi District, Grobogan Regency as research location. Each district was determined two villages to obtain data from respondent. Quota sampling method was use for determination the number of beef cattle farm household without a counting of population as a sampling frame. The number of respondent for each village was 20 farmers, so the total respondent was 80 farmers. Data were analyzed descriptively for on farm subsystem agribusiness approach, multiple linear regression and economic efficiency. The research result showed that the on-farm agribusiness subsystem was on moderate to good condition, the influencing factors of production were breed, forage, concentrate, health, reproduction, labor, year of farming and agribusiness implementation. The value of reproduction efficiency was 8.975 higher than 1, it was not efficient. The efficiency of farm scale, forage, concentrate, health and labor were 0.352; 0.128; 0.0148; 0.0235 and 0.0834 respe...
ABSTRAKPenelitian dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis penerapan subsistem agribisnis usaha ternak sapi potong di Jawa Tengah. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling berdasarkan Location Quotion (LQ) yaitu Kabupaten Rembang, Blora, Grobogan, Boyolali dan Wonogiri. Responden peternak ditentukan dengan metode quota sampling, setiap kabupaten diambil 40 responden. Data dianalisis dengan Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa subsistem agribisnis diterapkan dengan indeks cukup, yakni score untuk subsistem sarana produksi 0,693; proses produksi 0,721; pasca panen 0,684; pemasaran 0,626 dan Lembaga Pendukung Agribisnis adalah 0,691. Analisis menunjukkan bahwa model SEM adalah layak dengan nilai Chi-Square=0,952; RMSEA=0,000; Probabilitas=0,621 dan TL1=1,126. Analisis Critical Ratio (CR) menunjukkan bahwa subsistem agribisnis hulu berpengaruh terhadap proses produksi; subsistem proses produksi berpengaruh terhadap subsistem agribisnis hilir; subsistem agribisnis hilir berpengaruh terhadap pendapatan peternak, subsistem pemasaran berpengaruh terhadap subsistem agribisnis hilir dan Lembaga Pendukung Agribisnis berpengaruh terhadap subsistem agribisnis hilir dan pemasaran. Kesimpulan: penerapan subsistem agribisnis usaha sapi potong dilakukan dengan indeks penerapan cukup, setiap subsistem saling berhubungan dan berpengaruh terhadap penerapan agribisnis sapi potong. Kata Kunci: penerapan subsistem agribisnis, Structural Equation Model (SEM), sapi potong, quota sampling, Location Quotion (LQ) ABSTRACTThe study aimed to analyze the implementation of subsystem agribusiness on the beef cattle farming in Central Java. Five districts (Rembang, Blora, Grobogan, Boyolali and Wonogiri) were purposively chosen based on the value of Location Quotient (LQ). The study was conducted using quota sampling method. Forty respondents of each district were chosen randomly using quota sampling. Data were analyzed through Structural Equation Model (SEM). The results showed that each subsystem agribusiness had adequate potential score. The score of 0.693, 0.721, 0.684, 0.626, and 0.691 were given for up-stream subsystem, on-farm, down-stream subsystem, marketing and supporting institution, respectively. The results showed that the SEM model was feasible with Chi-Square value=0.952; RMSEA=0.000; Probability =0.621 and TL1=1.126. The significant results of Critical Ratio (CR) were: up-stream subsystem to the on-farm agribusiness; on-farm subsystem to down-stream agribusiness; down-stream subsystem to the farmer's income; marketing subsystem to the up-stream agribusiness and Supporting Institution to the marketing subsystem and down-stream agribusiness. The conclusion of research indicated that the implementation of beef cattle subsystem agribusiness had adequate index and give positive effect to the beef cattle agribusiness.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.