Objectives: To analyze the effect of ankle pumping exercise and other factors such as gender, age, duration of Diabetic Mellitus, nutritional status, history of smoking, hypercholesterolemia, ulcer degreeand HbA1c to Ankle Brachial Index (ABI) in type 2 Diabetes Mellitus patients with diabetic ulcer.Methods: The quasi experimental design study with consecutive sampling and one-week interval of intervention was conducted in this study. Analysis of changes in pre-post test ABI used paired t-testwhile other factors were measured with multiple regression.Results: Ankle pumping effect to right foot after exercise as 0.048 while ABI 0,017 on left foot and ABI 0.038 after exercise on both feet. It was not a statistically significant increase on both feet (p>0.05). The relations of multifactors to ABI : Gender 0.47(p 0.829), age 51.32 (p 0.743), duration of DM 83.16(p 0.490), BMI 21.82 (p 0.452), history of smoking 0.47 (p 0.769), hypercholesterolemia 0.11 (p 0.195), degree of ulcer 3.74 (p 0.635), HbA1c 0.89 (p 0.798).Conclusions: There is statistically no effect of ankle pumping exercise to ABI. We also did not find an effect of gender, age, and duration of DM, nutritional status, history of smoking, history of hypercholesterolemia, ulcer grade and HbA1c to increase of ABI in diabetic subjects with foot ulcer after ankle pumping exercise. Nevertheless, we found a sufficiently noted increase of systolic blood pressure of Dorsal Pedis Artery and Posterior Tibia Artery after ankle pumping exercise in type 2 DM subjects although this not statistically significant.Keywords : Diabetes Mellitus, diabetic ulcer ankle pumping, ankle-brachial index.
Low back pain merupakan salah satu gejala yang sering diderita oleh banyak orang, mulai dari usia muda sampai lansia. Dari keseluruhan profesi dalam masyarakat, terdapat banyak profesi yang sebagian besar dihabiskan dengan membawa beban dengan tas punggung, salah satunya adalah pelajar SMA. Studi ini dilatarbelakangi oleh permasalahan masih banyaknya pelajar yang tidak sadar dan membawa beban tas punggung yang berlebihan, dimana hal tersebut merupakan salah satu faktor risiko dalam menimbulkan low back pain. Studi dilakukan pada pelajar kelas 3 SMA Kolese Gonzaga angkatan 2015. Studi bersifat analitik dengan cross-sectional study dan pengambilan sampel menggunakan consecutive non-random sampling. Pelajar yang menderita low back pain dengan beban tas yang tidak ideal terdapat sebanyak 38 orang (86.7%) dan beban tas yang ideal sebanyak 12 orang (13.9%). Berdasarkan analisis statistik didapatkan nilai P sebesar 0.001 sehingga terdapat hubungan bermakna antara penggunaan tas punggung yang tidak ideal dengan kejadian LBP dengan PR= 6.14.
Low back pain sering dikeluhkan oleh pengendara sepeda road bike. Road Bike digunakan untuk durasi yang ekstensif dan memiliki frame sepeda yang menuntut postur baik selama penggunaannya. Studi terkait posisi tubuh dengan kejadian low back pain pada pengendara road bike masih perlu dikembangkan sehingga tujuan studi ini untuk mengetahui gambaran posisi tubuh saat bersepeda menggunakan road bike dengan kejadian low back pain pada road biker di Jakarta. Studi yang dilakukan adalah studi deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Jumlah responden studi sebanyak 250 pesepeda road bike yang berdomisili di Jakarta secara consecutive sampling. Pengumpulan data low back pain dari sampel dilakukan dengan menggunakan kuesioner Oswestry Disability Index. Dari analisis data kuesioner ODI didapatkan sebanyak 125 (50%) responden memiliki keluhan lower back pain pada tingkat nyeri yang berbeda-beda dengan faktor ketinggian stang yang lebih rendah dibanding saddle, ukuran sepeda yang tidak sesuai, fleksi yang berkepanjangan saat otot sudah mengalami overexertion, dan defisit daya tahan ekstensor punggung terbukti mempengaruhi peningkatan resiko low back pain.
Cedera ligamen krusiatum anterior (ACL) merupakan salah satu dari cedera olahraga yang cukup sering terjadi, terutama pada individu berusia antara 20 hingga 40 tahun, dengan frekuensi 2 hingga 8 kali lipat lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki. Cedera ligamen krusiatum anterior dapat terjadi akibat kontak ataupun non-kontak. Cedera ligamen diklasifikasikan sebagai ringan, sedang, dan berat; tergantung dari integritas jaringan lunak dan derajat instabilitas sendi. Penentuan derajat cedera ligamen penting dalam menentukan jenis terapi yang dibutuhkan, prognosis penyembuhan anatomis dan fungsional; perlu tidaknya operasi, serta lamanya program rehabilitasi yang dibutuhkan. Anterior cruciate ligament (ACL) injuries are common, especially in young individuals who participate in sports activities, aging 20 to 40 years old, with double to eight times increasing probability of incidence in women compared to men. The ACL injuries can result from direct or contact and non-contact injuries. The ACL injuries can be varied in severity, from mild to severe cases. Establishing the severity of injuries is important for determining the apppropriate management, its prognosis both for anatomical and functional healing, as well as the need of surgical or reconstruction treatment and the duration of rehabilitation program.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.