Mastitis didefinisikan sebagai radang pada payudara yang umumnya menyerang wanita yang menyusui dengan gejala menggigil seperti flu, demam tinggi, nyeri serta panas, merah dan bengkak pada area payudara. Peradangan payudara ini bisa dikarenakan infeksi dan non infeksi, mastitis infeksi penyebab umumnya adalah Staphylococcus aureus, dan infeksi jarang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolitik Grup A atau streptokokus Grup B dan Escherichia coli. Sedangkan pada mastitis non infeksi dikarenakan stasis Air Susu Ibu (ASI), stasis ASI disebabkan oleh sikap menyusui yang tidak tepat, Selain itu, ditunjukkan pula bahwa pendidikan seorang ibu tentang sikap menyusui selama hari-hari pertama persalinan mempengaruhi keberhasilan menyusui di masa depan dan mengurangi masalah postpartum. Pengetahuan yang kurang tentang mastitis dan penanganannya menyebabkan banyak ibu yang terlambat mendeteksi adanya mastitis dan semakin memperparah keadaan mastitis tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi bakteri kokus Gram positif pada swab payudara dengan tingkat pengetahuan mastitis pada ibu post partum di kediri. Metode penelitian merupakan metode analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional menggunakan swab steril pada payudara dan dilakukan pewarnaan Gram serta dilakukan kuisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan mastitis pada ibu post partum. Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat korelasi bakteri kokus Gram positif pada swab payudara dengan tingkat pengetahuan mastitis pada ibu post partum.
Handphone sebagai sarana pembelajaran dikalangan pelajar digunakan saat penutupan sementara lembaga pendidikan sebagai upaya mencegah penyebaran pendemi covid-19 di seluruh dunia. Hal ini mengharuskan para mahasiswa melakukan pembelajaran secara Study From Home, proses pembelajaran yang dilakukan secara virtual menggunakan media komunikasi seperti handphone, laptop, dan tablet. Sehingga menyebabkan intensitas penggunaan handphone semakin sering di setiap waktunya dan umumnya mengabaikan hygiene. Secara keseluruhan tingkat kontaminasi bakteri pada ponsel adalah 70% dengan bakteri patogen Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas sp., Staphylococcus saprophyticus, Enterobacter aergene, Escherichia coli, Citrobacter intermedites, dan Citrobacter freundii. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi Staphylococcus sp dan mengetahui korelasi bakteri Staphylococcus sp. dengan tingkat personal hygiene mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri. Metode penelitian adalah analitik korelasi dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan 16 sampel swab Handphone. Penelitian ini menggunakan uji biakkan kultur pada BAP, MSA, NAS dan pewarnaan Gram serta kuisioner untuk mengetahui tingkat personal hygiene. Hasil penelitian teridentifikasi Staphylococcus aureus sebesar 75% dan Staphylococcus epidermidis sebesar 25% serta hasil kuisioner tingkat personal hygiene dengan kategori cukup 75%. Kesimpulan penelitian yaitu terdapat Staphylococcus sp pada swab handphone dan terdapat korelasi adanya bakteri Staphylococcus sp dengan tingkat personal hygiene pada mahasiswa IIK Bhakti Wiyata
Jerawat merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada masa remaja bahkan hingga dewasa yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada, dan punggung. Faktor-faktor penyebab timbulnya jerawat antara lain seperti faktor genetik, hormon, makanan, kondisi kulit , psikis, cuaca, infeksi bakteri Staphylococcus sp, pekerjaan, kosmetika dan bahan kimia yang lain. Kebersihan wajah bertujuan untuk mengurangi bakteri atau mikroorganisme dari permukaan kulit dengan cara mengurangi sebum dan kotoran tanpa menghilangkan lipid barrier kulit. Kebersihan wajah yang optimal didukung dengan cara perawatan kulit wajah dengan menggunakan pembersih. Tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi adanya Staphylococcus sp. penyebab timbulnya jerawat dan untuk mengetahui korelasi bakteri Staphylococcus sp.dengan tingkat pengetahuan perawatan wajah siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pagerwojo Tulungagung. Metode penelitian ini analitik korelasi dengan menggunakan teknik purposive sampling dan sampel yang digunakan sebanyak 14 sampel. Sampel yang digunakan yaitu swab dari penderita jerawat. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode uji biakkan kultur pada media BAP, MSA, NAS dan pewarnaan Gram serta kuisioner untuk mengertahui tingkat pengetahuan perawatan wajah. Hasil penelitian yaitu teridentifikasi bakteri Gram positif Staphylococcus aureus sebesar 79% dan Staphylococcus albus sebesar 21% penyebab timbulnya jerawat serta hasil kuisioner pengetahuan perawatan wajah pada siswa kelas XI dengan kategori cukup 78%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus penyebab timbulnya jerawat dan tidak ada korelasi adanya bakteri Staphylococcus sp dengan tingkat pengetahuan perawatan wajah pada siswa kelas XI di SMKN 1 Pagerwojo Tulungagung
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.