<p>Penelitian ini mengkaji resiliensi protagonis perempuan terhadap stigma dan trauma yang terindikasi di dalam novel berjudul <em>Perempuan Bersampur Merah </em>(2019)<em> </em>karya Intan Andaru<em> </em>terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama. Permasalahan dalam novel tersebut<em> </em>dilatari oleh peristiwa pembantaian dukun santet di wilayah Banyuwangi tahun 1998. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan psikologi sastra. Data diperoleh melalui teknik simak catat dan dianalisis dengan metode analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh elemen dari struktur cerita mendukung pada isu yang dibincangkan. Secara keseluruhan, novel <em>Perempuan Bersampur Merah</em> merupakan narasi tentang stigma karena memuat pandangan-pandangan negatif yang melekat pada dukun santet, anak dukun santet, penari gandrung, perempuan hamil dan anak yang lahir di luar nikah, perempuan dewasa yang belum menikah, serta keturunan aktivis partai terlarang. Para tokoh perempuan ditampilkan melakukan resiliensi terhadap stigma dan trauma mereka.</p>
Cerpen Rokok Mbah Gimun karya F. Rahardi yang dimuat di harian Kompas pada tanggal 10 Juli 2005 merupakan sebuah karya sastra yang kontekstual dengan realitas politik yang terjadi pada tahun itu, yaitu pilkada (pemilihan kepala daerah). Tulisan ini mencoba mengungkapkan sisi lain dari masyarakat yang terlibat secara langsung dalam peristiwa politik yang baru pertama dilangsungkan dalam sejarah Indonesia merdeka. Utamanya, masyarakat yang direpresentasikan melalui sosok bernama Mbah Gimun dalam merespon praktik-praktik kotor terkait dengan pemilihan bupati di sebuah daerah di pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dan argumentasi Lotman (1990) yang menganggap cerpen tidak saja sebagai sebuah karya sastra tetapi juga dokumen budaya yang memotret realitas sosial masyarakat. Cerpen ini terlihat mencoba menawarkan sebuah gagasan cerdas melalui suara Mbah Gimun sebagai representasi masyarakat kelas bawah dalam menghadapi suatu situasi politik yang carut-marut dalam pilkada, yaitu menghadapinya dengan keluguan sekaligus di saat yang sama menunjukkan resistensi dan kemandiriannya.
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk (1) mendekripsikan tanggapan pembaca terhadap novel Le Petit Prince (2) mendeskripsikan horizon harapan pembaca terhadap novel Le Petit Prince, dan (3) mendeskripsikan faktor-faktor penyebab perbedaan tanggapan dan horizon harapan pembaca. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa teks yang memuat tanggapan pembaca novel Le Petit Princeyang terdiri dari 20 orang, sedangkan sumber datanya berupa artikel dan makalah yang dimuat di media massa cetak dan elektronik termasuk internet. Instrumen penelitian berupa seperangkat konsep tentang pembaca, tanggapan pembaca, dan horizon harapan. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang didapat sebagai berikut. (1) Seluruh pembaca menanggapi atau menilai positif unsur tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, gaya bahasa, teknik penceritaan, bahasa, dan isi novel Le Petit Prince. (2) Harapan sebagian besar pembaca sebelum membaca novel Le Petit Prince sesuai dengan kenyataan ke sembilan unsur di dalam novel Le Petit Prince, sehingga pembaca dapat dengan mudah menerima dan memberikan pujian pada novel Le Petit Prince. (3) Faktor penyebab perbedaan tanggapan dan horizon harapan pembaca selain perbedaan stressing unsur yang ditanggapi juga karena perbedaan pengetahuan tentang sastra, pengetahuan tentang kehidupan, dan pengalaman membaca karya sastra.Kata kunci: tanggapan pembaca, horizon harapan, Le Petit PrinceAbstractThis study aims to (1) describe reader’s responses to the novel Le Petit Prince (2) to describe the reader's expectations horizon of Le Petit Prince's novel, and (3) to describe the factors causing differences in responses and the horizon of readers' expectations. This research is a descriptive qualitative research type. The research data consist of a set of paragraphs that contains readers' responses to Le Petit Prince's novel, while the data sources are articles and papers published in print and electronic mass media including the internet. The research instruments are a set of reader concepts, reader responses, and expectations horizon. The technique of collecting data is observation and data are analyzed by using qualitative descriptive technique. The results obtained are as follow: (1) All readers respond and valuethe theme elements,plots, characters, background, point of view, language, titles, storytelling techniques, language, and extrinsic novel Le Petit Prince positively. (2) The expectations of most readers before reading Le Petit Prince's novels are in accordance with the nine facts in Le Petit Prince's novel, so readers can easily accept and give prise to Le Petit Prince's novel. (3) Factors causing differences in responses and horizon of readers' expectations other than the stressing differences of the elements being addressed also due to the differences in knowledge of literature, knowledge of life and literary reading experience. Keywords: readers responses, expectations horizon, Le Petit Prince
Makanan adalah salah satu simbol yang dapat secara menonjol merepresentasi identitas pribadi dan kelompok dan membentuk keunikan serta rasa kebersamaan dan keterikatan anggota dalam kelompok yang lebih besar. Masing-masing individu meleburkan diri mereka ke dalam komunitas dan masyarakat dengan mengupayakan (re)konstruksi diri. Artikel ini berhipotesis bahwa pendukung Persib—yang secara umum dikenal dengan nama bobotoh—terus-menerus mencari cara baru untuk dapat mengekspresikan identitas mereka. Menggunakan kajian-kajian identitas yang berhubungan dengan persepsi akan tempat atau a sense of place, budaya kuliner, ruang fisik, pilihan dan gaya hidup, artikel ini membahas peran rumah makan yang berhubungan dengan Persib, dan menyoroti kemungkinan implikasi dari kegiatan makan bobotoh di rumah makan-rumah makan tersebut. Berfokus pada bagaimana Pawon Sunda Buhun Bobotoh dan 1933 Dapur dan Kopi—dua tempat makan dengan keunikan berbeda—turut me(re)konstruksi identitas bobotoh, artikel ini berargumen bahwa bobotoh juga mengandalkan kegiatan mengonsumsi makanan yang terkait dengan Persib/bobotoh untuk mengekspresikan, memelihara dan bahkan memperkuat identitas pribadi dan kolektif mereka. Food is a symbol that can prominently represent personal and group identity and form uniqueness and a sense of bonding among members of a larger group. Individuals conform themselves to communities and society through self-(re)constructing efforts. The article hypothesizes that Persib’s supporters—commonly known as bobotoh—have continuously sought new ways to express their identity. Employing identity theories related to a sense of place, culinary culture, physical space, choices, and lifestyle, the article examines the roles of Persib-related eateries and highlights the possible implications of bobotoh’s dining out. Focusing on how Pawon Sunda Buhun Bobotoh and 1933 Dapur dan Kopi—two significantly different eating places—contribute to bobotoh’s self identity (re)construction, the article argues that bobotoh also rely on consuming food as a Persib/bobotoh-related activities to express, retain and even strengthen their personal and collective identity.
Peribahasa dalam konteks Rusia tidak hanya terbatas pada struktur dan makna, lebih dari itu melibatkan budaya. Memahami pola pikir, cara pandang, dan nalar masyarakat Rusia dapat ditempuh melalui peribahasa. Dalam hal ini peribahasa menjadi salah satu objek kajian dari lingkup linguakulturologi. Bidang tersebut menyajikan bagaimana bahasa berperan dalam penyampaian maupun penyebarluasan budaya dalam arti sosio-humaniora. Dalam artikel ini dibahas bagaimana Eksistensi perempuan direpresentasikan oleh peribahasa Rusia. Metode kualitatif dianggap cukup memadai untuk membongkar masalah sosio-humaniora, termasuk untuk menganalisis peribahasa. Pemaparan analisis data disampaikan secara deskriptif. Konsep linguakulturologi dari Gasanoca (2016), Fedorov (2014), dan Farkhutdinova (2000) dijadikan sebagai landasan teori penulisan artikel ilmiah ini, sedangkan konsep peribahasa Dahl (2003) menjadi lingkup data artikel. Simpulan artikel berupa gambaran eksistensi perempuan dalam peribahasa Rusia yang dipersepsikan secara semantis sebagai pihak yang dikuasai baik itu secara sosial, stereotifikasi, dan patriarki.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.