Hypertension is one of the chronic diseases that many people suffer from in the working area of ??Karangan Health Center. During the pandemic, cadres have a vital role when people are afraid to visit health services, so cadres are expected to be active in overcoming problems experienced by sufferers, including preventing the emergence of complications of Hypertension. This community service activity aimed to increase cadres' knowledge, understanding, and skills to prevent Hypertension complications. This community service method was pre and post-test, counseling, training (training on how to measure blood pressure, training on how to do counseling) to cadres, and distributing tensimeters to cadres. The number of cadres who were targeted in this community service activity was 25 cadres from several villages under the authorization of Puskesmas Karangan. The results of community service based on observation and evaluation were increased knowledge of cadres about Hypertension and its complications, the cadres had skills in measuring blood pressure, understood how to provide information to the community related to Hypertension, understood how to prevent complications with exercise/gymnastic activities. Community service in the form of training and counseling in the Puskesmas Karangan generally brought benefits. Cadres had the motivation to provide information to patients to prevent Hypertension and took blood pressure for patients who could not make visits to the Puskesmas. ABSTRAKPenyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak diderita oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karangan. Pada masa pandemi kader memiliki peran sangat penting disaat masyarakat takut melakukan kunjungan ke layanan kesehatan, sehingga kader diharapkan aktif untuk berperan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh penderita, termasuk dalam mencegah munculnya komplikasi hipertensi. kegiatan pengabmas ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan juga ketrampilan kader dalam upaya pencegahan komplikasi penyakit hipertensi. Metode pengabdian masyarakat ini adalah pre dan post test, penyuluhan, pelatihan (pelatihan cara mengukur tekanan darah, pelatihan cara melakukan penyuluhan) kepada para kader, serta pembagian tensimeter kepada kader. Jumlah kader yang menjadi sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini 25 kader dari beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Karangan. Hasil dari pengabdian masyarakat berdasarkan observasi dan evaluasi adalah peningkatan pengetahuan kader tentang hipertensi dan komplikasinya, kader memiliki ketrampilan dalam melakukan pengukuran tekanan darah, kader mengetahui cara memberikan informasi pada masyarakat yang berhubungan dengan hipertensi, kader mengetahui cara mencegah komplikasi dengan latihan/aktivitas senam. Pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan di wilayah Puskesmas Karangan secara umum memberikan manfaat pada kader dan masyarakat. Kader memiliki motivasi untuk memberikan informasi pada penderita untuk melakukan pencegahan hipertensi, serta bersedia untuk melakukan pengukuran tekanan darah bagi penderita yang tidak dapat melakukan kunjungan ke puskesmas.
Recurrent stroke is the occurrence of repeated strokes after the patient is discharged from the hospital or occurs after the first attack. Repeated strokes will cause more severe symptoms than the previous ones, this is because the damaged area is wider than the previous attack. Therefore, the patients and their families have to know how to prevent and what causes recurrent strokes. The purpose of this study was to determine the cause and prevention factors of recurrent stroke. The method used in this research was a literature review and the data sources were taken from Proquest, Ovid, and Google Scholar. The journals used in this study were twenty (20) research journal articles. The result showed that recurrent stroke had several cause and prevention factors. The factors included permanent factor (age) and changeable factor (lifestyle). Other factors were the provision of pharmacological therapy for controlling comorbidities, providing knowledge, motivation, and support to patients, as well as controlling stress and depression in patients ABSTRAKStroke berulang merupakan kejadian serangan ulang stroke setelah pasien pulang dari layanan kesehatan atau terjadi setelah serangan pertama. Stroke berulang akan menimbulkan gejala yang lebih parah dari gejala sebelumnya, hal ini dikarenakan área yang rusak lebih luas dibandingkan serangan sebelumnya. Penderita dan keluarga harus mengetahui bagaimana cara pencegahan dan apa saja yang menyebabkan terjadinya stroke berulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dan pencegahan terjadinya stroke berulang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi literatur review, sumber diambil dari Proquest, ovid, google scholar. Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 jurnal penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stroke berulang memiliki beberapa faktor penyebab dan pencegah. Faktor tersebut antara lain faktor yang tidak bisa diubah (usia); faktor yang bisa diubah (gaya hidup). Faktor lainnya yaitu pemberian terapi farmakologis untuk pengendalian penyakit penyerta sebagai faktor resiko, pemberian pengetahuan, motivasi dan dukungan kepada pasien, dan juga pengendalian stress dan depresi pasien
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a disease caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) and for the first time found in Wuhan, China. Nurses are one of the health professionals who are very risky to the impact of Covid-19. Anxiety psychological disorder is very commonly experienced by the nurses with various cause predictors. This research aimed to provide description of anxiety, depression, and coping mechanism of nurses during Covid-19 pandemic in Trenggalek. The design of this research was cross-sectional study with the total participants of the research were 60 nurses working at dr. Soedomo Hospital and 8 Community Health Center in Trenggalek. The instrument used in this research were two types of questionnaires regarding with anxiety and depression with DASS (Depression, Anxiety, and stress Scale), and coping mechanism to face the stressors and at last the result of the research was described. The result showed that 25% of nurses experienced mild to moderate anxiety, 10% of nurses suffered from mild to moderate depression, and 13% of nurses suffered from the symptoms of mild stress. Coping mechanism applied by the nurses when they experienced the anxiety was seeking for support, doing relaxation and light exercises and praying. Maladaptive coping mechanism used by the nurses when they experienced anxiety and stress were avoiding, self-isolation, silence, crying, anger, and so forth. According to the result, it was expected that the health service provided psychology and psychological therapy to the nurses in order to prevent further complicated impact. ABSTRAKCoronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan pertama ditemukan di Wuhan, China Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang sangat rentan menerima dampak dari munculnya covid-19. Gangguan psikologis kecemasan sangat mudah dialami oleh perawat dengan berbagai sumber penyebab. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran Kecemasan, Depresi dan Mekanisme Koping Perawat di Wilayah Kabupaten Trenggalek Menghadapi Masa Pandemi Covid-19. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 60 perawat yang bekerja di RSUD dr.Soedomo Trenggalek dan 8 Puskesmas di wilayah Kabupaten Trenggalek. Partisipan diberikan kuesioner tentang kecemasan dan depresi dengan menggunakan DASS (Depression, Anxiety and Stress Scale),dan kuesioner yang berisi tentang mekanisme koping dalam menghadapi stressor, kemudian hasil penelitian digambarkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25% perawat mengalami kecemasan ringan-sedang, 10 % perawat mengalami depresi ringan-sedang dan 13% perawat mengalami gejala psikologis stress ringan. Mekanisme koping yang digunakan oleh perawat ketika mengalami kecemasan adalah mencari dukungan, melakukan relaksasi, melakukan olahragakecil dan berdoa. Mekanisme koping maladaptif yang digunakan sebagian perawat ketika mengalami kecemasan dan stress antara lain menghindar, menyendiri, menjadi pendiam, menangis, marah dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan layanan kesehatan menyediakan dukungan psikologis atau terapi psikologis pada perawat agar kecemasan atau depresi perawat tidak menyebabkan dampak yang lebih berat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.