Fish distribution from Sibolga was caught using purse seine. This fishing gear is very popular among fishermen in Sibolga. The main construction with a mesh size < 1 inch is very beneficial for fishermen. The purpose of this report is to determine the types of purse seine operating at PPN Sibolga and to analyze the suitability of purse seine construction based on government policies. The methods used were interviews and observation. Data collection was done by measuring 5 samples. The result is that the type of purse seine that operates at PPN Sibolga consists of 2 types, namely auxis purse seine and tight purse seine. The length of the purse seine construction used is 500 meters with a mesh size of 20-30 mm, while based on KEPMEN KP number 71/2016, the length of the net of 300–600 m must have a mesh size of ≥ 1 inch. The mesh size used by Sibolga fishermen is smaller and does not comply with regulations. Other constructions are stated to be in accordance with the references listed. Keywords Construction, mesh size, purse seine, Sibolga
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lama penyinaran berpengaruh terhadap kecerahan warna, pertumbuhan panjang dan berat serta kelangsungan hidup ikan komet (Carassius auratus). Penelitian dilaksanakan di kampus C Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang. Kegiatan penelitian dilakukan selama 30 hari. Ikan uji yang digunakan adalah Ikan komet ukuran 5 cm dengan menggunakan akuarium sebanyak 12 buah yang berukuran 40 x 30 x 20 cm. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri 4 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan yaitu perlakuan P0 dipelihara tanpa adanya perlakuan penyinaran, P1 lama penyinaran (LP) 6 jam/hari, P2 lama penyinaran (LP) 12 jam/hari, dan P3 lama penyinaran (LP) 18 jam/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan lama penyinaran selama 18 jam setiap harinya (P3) memberikan hasil terbaik terhadap parameter kecerahan warna badan ikan komet (Carassius auratus) sebesar 20,96 serta pertumbuhan berat rata-rata dan panjang ikan komet (Carassius auratus) yang terbaik terdapat pada perlakuan P3 dengan berat 0,66 gram dan panjang 0,4 cm. Untuk kelangsungan hidup ikan komet (Carassius auratus) nilai tertinggi tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu sebesar 93.33%.
. Pengembangan perikanan tangkap berbasis CCRF dapat dilakukan untuk memanfaatkan potensi perikanan tangkap secara optimal. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis alat tangkap jaring insang berdasarkan dokumen CCRF sebagai kelanjutan dalam memberikan kebijakan dalam penggunaan alat tangkap. Metode pengambilan data yaitu menggunakan kuesioner selanjutnya dianalisis menggunakan statistika deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kekurangan dari penggunaan jaring insang yaitu terdapat pada mutu ikan yang tertangkap cenderung sedikit mengalami cacat fisik (bagian operkulum), serta masih tertangkapnya hasil tangkapan sampingan. Kesimpulan dari penelitian yaitu bahwa alat tangkap jaring insang direkomendasikan untuk digunakan oleh nelayan karena sesuai dengan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang memenuhi ketentuan dokumen CCRF.
Selaroides leptolepis is one of the most common pelagic fish, which has high market demand in Gorontalo. This study aimed to provide growth patterns and sex ratio of S. leptolepis male and female inhabiting Tomini Bay, Indonesia. Sampling was conducted monthly for six months, from April 2020 to September 2020. A fish sample of 1168 was taken randomly from Tomini Bay fishers who landed their catch at Kampung Tenda Fish Landing Site, Gorontalo City. The length and weight of fish were measured using a ruler (nearest 1 mm) and an analytical scale (nearest 0.01 g) separately. The results showed that almost all captured exhibited positive allometric growth (b > 3) and tended to be plump, except for the female in May 2020. The sex ratio between males and females during the sampling periods was 1: 1.17, which means the population proportion is not balanced. Such data are essential for establishing fisheries management in Tomini Bay.
Perairan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor perikanan tangkap karena perairan tersebut merupakan wilayah migrasi ikan. Potensi sumberdaya ikan yang tinggi di Kabupaten Lombok Timur seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mendatangkan keuntungan bagi masyarakat nelayan disana. Strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan yaitu dengan menentukan komoditas unggulannya. Metode analisis yang digunakan adalah location quotient (LQ) dan Indeks Spesialisasi (IS). Hasil yang diperoleh adalah ikan setuhuk hitam (Makaira indica), ikan tuna madidihang (Thunnus Albacares), ikan kenyar, ikan tetengkek (Megalaspis cordyla), ikan talang-talang (Scomberoides tala), dan ikan japuh (Dussumeiria spp) merupakan komoditas unggulan dan paling banyak dihasilkan di Kabupaten Lombok Timur, serta mampu menyumbang produksi perikanan di Provinsi NTB. Sedangkan komoditas spesial tidak dimiliki oleh kabupaten ini, namun masih terdapat komoditas yang potensial untuk dikembangkan, yaitu Ikan tuna madidihang (Thunnus Albacares), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan setuhuk hitam (Makaira indica), ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster), dan ikan tongkol (Euthynnus affinis).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.