Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) is one of the largest group of carcinogen in the environment. An agent that has antigenotoxic and anticarcinogen potency is needed to prevent DNA damage and carcinogenesis. Soursop leaves have a chemopreventive action. This study was aimed to assess the effectiveness of ethanolic extract of soursop leaves in prevention of dysplasia of upper surface of tongue in rats. This was a true laboratory experimental study with the post test-only control group design, using 24 male Sprague Dawley rats divided into six groups. The upper surfaces of tongues of group I-III were induced by DMBA topically three times a week for 16 weeks; group II and III were induced by DMBA added soursop leaves ethanolic extract of 100 and 200 mg/kg body weight daily for 18 weeks; group IV was given soursop leaves ethanolic extract 200 mg/kg body weight; group V was given DMSO 1%; and group VI was untreated. After 18th week, rats were terminated and tongue necropsies in longitudinal anteroposterior direction were conducted. The clinical changes of the upper surfaces of the tongues were observed and the histological changes were observed by using HE staining to confirm signs of dysplasia. The Kruskal Wallis test showed differences between groups, and the Mann-Withney test showed not significantly decrease of mild dysplasia of group II and group III compared to group I (p>0.05). In conclusion, ethanolic extract of soursop leaves was not effective in prevention of dysplasia of the upper surface of rat’s tongue.Keywords: dysplasia; soursop leave extract; dorsal part of tongue; DMBA Abstrak: Senyawa golongan PAH merupakan salah satu kelompok karsinogen terbesar di lingkungan. Sebagai upaya untuk mencegah kerusakan DNA serta karsinogenesis, diperlukan suatu agen yang berpotensi antigenotoksik sekaligus antikarsinogenik. Daun sirsak terbukti mempunyai aksi kemopreventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas ekstrak etanol daun sirsak dalam mencegah displasia pada dorsum lingue tikus. Jenis penelitian ialah true experimental laboratory dengan the post test-only control group design yang menggunakan 24 ekor tikus galur Sprague Dawley jantan, dibagi dalam enam kelompok. Dorsum lingue tikus kelompok I - III diinduksi DMBA secara topikal tiga kali seminggu selama 16 minggu; kelompok II dan III selain diinduksi DMBA, juga diberi ekstrak etanol daun sirsak 100 dan 200 mg/kg berat badan setiap hari selama 18 minggu; kelompok IV diberi ekstrak etanol 200 mg/kg BB; kelompok V diberi DMSO 1%; dan kelompok VI tidak diberi perlakuan. Terminasi dan nekropsi lidah tikus longitudinal anteroposterior dilaksanakan setelah minggu ke 18. Perubahan pada dorsum lingue diamati secara klinis dan perubahan histologik dilihat dengan pewarnaan HE untuk mengonfirmasi tanda displasia. Uji Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan antar kelompok, sedangkan uji Mann Whitney menunjukkan penurunan tidak bermakna displasia ringan pada kelompok II dan III dibanding kelompok I. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak etanol daun sirsak tidak efektif dalam mencegah displasia epitel dorsum lingue tikus.Kata kunci: displasia; ekstrak daun sirsak; dorsum lingue; DMBA
ABSTRAKPolycyclic aromatic hydrocarbon atau PAH merupakan salah satu kelompok karsinogen terbesar di lingkungan. 7,12-Dimetillbez(α)antransena merupakan senyawa golongan PAH yang bersifat karsinogen genotoksik. Salah satu uji genotoksisitas yang paling sering dilakukan adalah uji mikronukleus. Sirsak merupakan tanaman yang tumbuh baik di Indonesia. Daun sirsak mengandung avonoid dan acetogenin yang diduga mempunyai potensi kemopreventif dan aktivitas antikanker. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji efek antigenotoksik ekstrak etanolik daun sirsak terhadap frekuensi mikronukleus mukosa bukal tikus galur Sprague Dawley yang diinduksi dengan DMBA. Penelitian ini dilakukan pada 24 tikus Sprague Dawley jantan berumur 5 minggu yang dibagi secara acak dalam 6 kelompok. Karsinogenesis dorsum lidah tikus kelompok I -III diinduksi dengan DMBA secara topikal 3 kali dalam seminggu selama 16 minggu, kelompok II dan III selain diinduksi karsinogenesis, juga diberi ekstrak etanolik daun sirsak 100 dan 200 mg/kg BB setiap hari selama 18 minggu dan kelompok IV diberi ekstrak etanolik daun sirsak 200 mg/kg BB, kelompok V diberi DMSO 1% dan kelompok VI tidak diberi perlakuan. Setelah minggu ke-18, swab mukosa bukal dilakukan untuk uji mikronukleus kemudian sampel dicat dengan metode Feulgen-Rossenbeck. Jumlah mikronukleus dihitung di bawah mikroskop cahaya per 500 sel epitel mukosa bukal, lalu data dianalisis menggunakan one way ANOVA diikuti Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata frekuensi mikronukleus kelompok II (13 ± 0,82) dan kelompok III (12 ± 0,96) mengalami penurunan secara signi kan (p<0,05) dibanding kelompok I (24 ± 1,71). Disimpulkan bahwa ekstrak etanolik daun sirsak mempunyai efek antigenotoksik yang ditunjukkan dengan penurunan frekuensi mikronukleus sel epitel mukosa bukal tikus.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.