Cigarettes contain more than 4.000 elements, at least 200 of them are harmful to health. The main toxins are tar, nicotine, and carbon monoxide (CO). The purpose study was to know ability of coconut shell and durian skin activated carbon as adsorbent of CO. The study was pre-experimental with randomized control group only design. Independent variables are types of activated carbon, the dependent variable is concentration of CO. The results showed the lowest in durian skin activated carbon that 29 ppm. The average CO decreased on coconut shell is 68,7 ppm, durian skin is 77,478 ppm. One way anova test to see the difference CO in various of activated carbon p value 0,0001, independent t test to see the difference CO reduction between 2 types activated carbon with p value is 0,0001. Conclusion: there is a differences adsorbtion of CO between coconut shell and durian skin activated carbon.
Latar belakang: Polusi udara dalam ruangan menjadi masalah kesehatan yang lebih berat dibanding di luar ruangan. Salah satu sumber pencemar udara dalam ruangan adalah rokok. Rokok mengandung setidaknya 200 elemen berbahaya bagi kesehatan, tiga di antaranya yang paling berbahaya, yaitu tar, nikotin, dan karbon monoksida. Kadar CO dari asap rokok pada penelitian sebelumnya berkisar 109-113 ppm. Kadar ini masih di atas nilai ambang batas yang diperbolehkan yaitu 25 ppm. Untuk itu perlu upaya untuk mengurangi CO di udara. Penelitian sebelumnya menyimpulkan adsorben dan absorben terbaik dalam menurunkan CO adalah kaktus, jamur Penicillium sp, dan karbon aktif kulit durian. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kemampuan adsorbsi dan absorbsi CO berdasarkan jumlah kaktus, jamur Penicillium sp, dan karbon aktif kulit durian.Metode: Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan static group comparison. Obyek penelitian adalah CO udara dalam ruangan, variabel penelitian adalah jumlah adsorben/absorben, jenis adsorben/absorben, dan konsentrasi CO di udara. Pengukuran CO dengan CO meter digital. Analisis data dengan uji anova 1 arah dan uji kruskal wallis dengan tingkat kemaknaan 95%.Hasil: rata-rata CO dengan kaktus 1 batang 63 ppm, 2 batang 56 ppm, 3 batang 46,6 ppm, 4 batang 28 ppm, dan kontrol 106,6 ppm. Rata-rata CO dengan Penicillium sp 150 gram 47,3 ppm, 300 gram 34,7 ppm, dan kontrol 76,6 ppm. Konsentrasi CO dengan karbon aktif kulit durian 1 kg 41,56 ppm, 2 kg 30,89 ppm, dan kontrol 101,4 ppm. Rata-rata CO dengan gabungan semua adsorben adalah 22,9 ppm. Uji perbedaan konsentrasi CO pada berbagai jumlah kaktus nilai p= 0,001, jamur penicilium sp nilai p=0,001, dan uji kruskall wallis untuk karbon aktif kulit durian adalah 0,001.Simpulan: Ada perbedaan kemampuan adsorbsi dan absorbsi CO berdasarkan jumlah adsorben dan absorben. Jumlah kaktus terbaik adalah 4 batang, jamur Penicillium 300 gram, dan karbon aktif 2 kg. Konsentrasi CO dengan penggabungan semua adsorben dan absorben telah berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan yaitu 25 ppm.ABSTRACTTitle: The Effectiveness of Ornamental Plants, Fungi, and Activated Carbon in Reducing Carbon Monoxide Concentrations in the AirBackground: Cigarettes contain about 4000 elements and 200 of them are harmful to health. Exposure to cigarette smoke which is quite potential is CO. CO is a toxic gas and is one of the greenhouse gases that damage the earth's ozone layer. Exposure to cigarettes in the room is still widely found. Need to attempt to reduce CO in the air. Previous research concluded that the best type of adsorbent in lowering CO is cactus, Penicilliumsp, and durian skin activated carbon. The aim of this study isto know the difference in CO adsorption ability based on the number of adsorbents. Method: This research type is quasi-experimental with static group comparison design, the object is CO in the room, the variable is the amount of adsorbent, the type of adsorbent, the concentration of CO in the air. Data analysis used 1-way ANOVA test and Kruskalwallis test. Results: on average CO with cactus 1 stem 63 ppm, 2 stems 56 ppm, 3 stems is 46.6 ppm, 4 stems is 28 ppm, and control is 106.6 ppm. The average CO with Penicilliumsp 150 grams is 47.3 ppm, 300 grams is 34.7 ppm, and control is 76.6 ppm. The average CO with 1 kg durian skin activated carbon is 41.56 ppm, 2 kg is 30.89 ppm, and control is 101.4 ppm. The average CO with a combination of all adsorbents is 22.9 ppm. Test the difference in CO concentration in various cactus, pvalues = 0.001, Peniciliumsp p value = 0.001, and the Kruskal wallis test for activated carbon was 0.001. Conclusion: There are differences in CO adsorption and absorption based on the number of cactus, Peniciliium sp, and durian skin activated carbon. The best amount of cactus is 4 stems, 300 grams of Penicillium sp, and 2 kg of activated carbon. CO concentration with all of adsorbent and absorbents has been below the permissible threshold value of 25 ppm.
Latar belakang: Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, kejadian bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang cukup besar yaitu kejadian banjir. Pada awal tahun 2020 tercatat bahwa terjadi 67 peristiwa banjir di Indonesia dan mengakibatkan korban meninggal dunia paling banyak yaitu sebanyak 86 orang. Tujuan: Menggambarkan pengetahuan warga tentang bahaya keselamatan dan bahaya kesehatan yang terjadi saat banjir karena air pasang. Metode: Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Variabel berupa pengetahuan bahaya keselamatan dan pengetahuan bahaya penyakit saat banjir diperoleh dengan angket. Subjek penelitian yaitu warga RW 1 Kelurahan Bandarharjo Semarang berjumlah 92 orang. Hasil: Mayoritas responden mendapatkan informasi melalui seseorang yaitu keluarga, kerabat, dan tenaga kesehatan dengan jumlah 62 (67,4%) orang. Banjir terjadi hampir setiap bulan dengan ketinggian setengah meter dan surut dalam satu hari. Tinggi genangan air banjir yang dianggap merugikan menurut warga yaitu setinggi 0,5 meter karena dapat mengganggu aktivitas warga. Dampak banjir yang paling dirasakan oleh warga yaitu kerusakan properti. Kesimpulan: Pengetahuan warga RW 1 Kelurahan Bandaharjo mengenai bahaya keselamatan dan bahaya kesehatan yang terjadi saat banjir termasuk dalam katagori baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.