Objective: This study examines the influence of digital marketing capability on Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) performance. Environmental dynamism was the moderator in this relationship.  Design/Methods/Approach: This study design was a quantitative approach. The research was conducted in Lamongan Regency. The research populations are managers or owners of MSMEs in the area. Using non-probability and purposive sampling techniques, this study reports the responses of 138 respondents from small and medium enterprises in Lamongan. Data were primarily gathered through self-reported online questionnaires. Partial Least Square (PLS) was then used to test the hypothesized relationships. Findings: The results show a positive effect of digital marketing capability on MSMEs performance and that environmental dynamism strengthens the relationship between digital marketing capability and MSMEs performance. Originality: Our study highlights the importance of focusing on digital marketing capability as a superior business strategy in responding to changes in consumer behavior. Empirical research on digital marketing capabilities in small-scale companies from the context of developing countries has not received serious attention (Chinakidzwa & Phiri, 2020b). To the best of our knowledge, this study is the first to link digital marketing capabilities to the MSMEs performance in Lamongan. Almost no previous research has examined environmental dynamism as a moderating role, especially in developing countries. Practical/Policy Implication: the owners or managers must focus on establishing and implementing the ability to apply digital marketing effectively. Digital marketing capability becomes one of the Company's strategic sources in creating competitive advantages, contributing to better business performance. An important practical implication of this research is that when MSMEs can adapt and transform digitally, they should concentrate on increasing digital marketing capability through activities such as providing product information on digital platforms, providing online services for customer needs, and building relations and communication with online consumers. Careful consideration of a firm's digital marketing capability is needed to improve business performance.

This article analyzes how transformational leadership roles reflect the character of the millennial generation in the fourth industrial revolution. As the development of technology advances rapidly, people take advantages of it not only for education and research development but also for need fulfillment. In industry 4.0, technological competition seems to have great impact on company performance. The data obtained from the Ministry of Communication and Information show that the growth of online retail business in Indonesia was relatively high (36%) from year 2010 to 2013. The rate was twice higher than that of The Phillipine’s and Malaysia’s, even 3.5 times higher than Singapore’s. The number of Internet users in 2014 was 83.6 millions, which showed approximately 33% growth rate in Internet penetration. The Central Statistics Agency (BPS) reports that 50% of workers in Indonesia are less than 30 years old. In other words, the millennials are mostly active workers who have constant access to information and technology. This is a library research gathering and analyzing information from related references and theories, which have become the basic foundation and sources in analyzing problems in this research. The results revealed that transformational leadership can be improved and optimized by implementing the four primary factors, namely idealized influence, intellectual stimulation, inspirational stimulation, and individualized consideration.

Masyarakat Indonesia tentu meyakini bahwa UKM berperan besar dalam meningkatkan pendapatan dan menyerap tenaga kerja di Indonesia. Meskipun indikator-indikator ini telah berkontribusi pada pembentukan produk domestik bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi, terdapat sedikit peluang untuk memasuki sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam rantai pasokan produksi global. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasikan rancangan model dan indikator yang dapat mempengaruhi daya saing UMKM berbasis e-commerce. Penelitian pengembangan model daya saing UMKM berbasis e-commerce dilakukan dengan menganalisis model pada penelitian sebelumnya dan melakukan uji coba. Studi awal menghasilkan dokumen kuesioner dan panduan survey yang digunakan sebagai media dalam mengumpulkan data primer dengan melakukan survey di 27 kecamatan di kabupaten Lamongan. Survey dilakukan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai responden untuk menjawab pertanyaan yang sudah disusun dalam kuesioner. Pengujian model menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Survey yang dilakukan pada studi ini dilakukan di 27 kecamatan dengan target jumlah responden adalah minimal tiga puluh responden per kecamatan untuk memenuhi standar jumlah minimal data per kecamatan. Hasil yang diperoleh yaitu 810 responden dari 27 kecamatan. Pada akhirnya, Variabel Ketersediaan sumber daya dan Kondisi pasar memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja UMKM. selanjutnya pada variabel proses, variabel kemampuan wirausaha yang paling tinggi memiliki dampak positif dan signifikan. Variabel Kebijakan pemerintah dan infrastruktur, Pendukung proses dan Dukungan eksternal berhasil memoderasi terhadap peningkatan kinerja UMKM. Akan tetapi variabel E-commerce belum memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan daya saing UMKM.

Kegiatan Pemanfaatan Aplikasi digital dalam pembelajaran interaktif bagi siswa sekolah dasar di Dusun Blangit dilakukan dengan tujuan untuk merubah kebiasaan siswa kearah yang lebih positif lagi dalam penggunaan Aplikasi digital, serta kegiatan ini diharapkan mampu menjadi sarana pengenalan dan pembelajaran tentang pemanfaatan Aplikasi Digital. Sehingga menjadikan proses belajar mengajar pada era Covid-19 ini lebih Interaktif lagi. Mengingat pada era pandemi Covid-19 ini proses pembelajaran bagi peserta didik dilakukan melalui media daring yang dinilai kurang efektif dan efisien. Karena tidak semua orang paham akan pemanfaatan teknologi. Berdasarkan observasi lapangan banyak siswa yang sudah memiliki gadget tetapi tidak dimanfaatkan dalam dunia edukasi. Kebanyakan dari mereka menggunakannya hanya sebagai media hiburan. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan cara learning by doing. Dengan beberapa tahap yaitu (1) Tahap persiapan, (2) Tahap pelatihan, (3) Tahap pendampingan proses pembelajaran. Hasil program pengabdian masyarakat melalui pemanfaatan aplikasi digital dalam pembelajaran interaktif bagi siswa Sekolah Dasar di Dusun Blangit dinilai berhasil menambah wawasan peserta menjadi lebih luas lagi.