AbstrakLatar Belakang : latar belakang penelitian ini yaitu dari observasi selama 7 hari, peneliti tidak menemukan pasien dilaksanakan pemberian posisi miring pada pasien yang mengalami dekubitus. Sedangkan pemberian posisi miring bertujuan untuk mengurangi derajat dekubitus yang dialami pasien. Selama observasi satu minggu tersebut, perawat hanya melakukan tindakan keperawatan seperti pengukuran tanda-tanda vital biasa, sekedar ganti balut pada luka dekubitus dan saat injeksi perawat langsung kembali ke ruang keperawatan. Prosedur tetap yang ada di RSUD adalah pemberian alih baring, tetapi tindakan ini juga jarang dilaksanakan sehingga tindakan dalam mengurangi dekubitus masih dianggap kurang. Tujuan : tujuan penelitian ini untuk pengaruh posisi miring terhadap dekubitus pada pasien stroke di RSUD RAA Soewondo Pati. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah metode metode quasi eksperimen dengan pendekatan Pra-Pasca Test. Jumlah sampel 16 pasien sebagai kelompok intervensi dan 16 pasien kelompok kontrol yang dipilih secara consecutive Sampling. Untuk menganalisis data menggunakan Paired T Test. Hasil : Hasil penelitian didapatkan kelompok intervensi diperoleh nilai ρ value adalah 0,002 (p<0,05) dan kelompok kontrol diperoleh nilai ρ value adalah 0,025 (p<0,05). Kesimpulan : Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ρ value kelompok intervensi lebih kecil dibandingkan ρ value kelompok kontrol sehingga pemberian posisi miring lebih efektif menurunkan derajat dekubitus dibandingkan kelompok kontrol tanpa perlakuan. AbstractBackground : The background this study is from observation for 7 days, the researchers did not find the patient performed the positioning of lateral in patients who experience dekubitus. While the positioning of lateral aims to reduce the degree decubitus experienced by patients. During one week observation, the nurse only performs nursing actions such as the measurement of regular vital signs, just replace the dressing on the sores and the nurse injection directly back into nursing room. The permanent procedure in hospitals is the provision bad, but this action is also rarely implemented so that action in reducing decubitus is still considered to be lacking. Objective : The purpose this study was the influence position inclined to decubitus on stroke patients in RSUD RAA soewondo pati. Metods : The type research used is the method of quasi experimental method with Pre-Post Test approach. The sample size was 16 patients as intervention group and 16 control group patients were chosen by consecutive sampling. To analyze date using Paired T Test. Result : The result showed that the intervention group obtained ρ value was 0,002 (p <0,05) and control group obtained value ρ value was 0,025 (p <0,05). The result can be concluded that the ρ value of intervention group is smaller than ρ value of the control group so that the provision of the sloping position 300 is more effective in decreasing the degree decubitus than the control group without treatment. PENDAHULUANStroke merupakan penyakit yang diseba...
Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia<20 tahun. Pernikahan usia dini menjadi permasalahan global. Menurut UNICEF (2016), sekitar 250 juta anak menikah sebelum usia 15 tahun. Indonesia termasuk negara ke-37 dengan presentase pernikahan usia muda yang tinggi dan merupakan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja (Kemenkes, 2015). Idealnya usia pernikahan untuk perempuan adalah 20 tahun. Secara psikologis, sudah stabil dalam menyikapi banyak hal. Pernikahan dini berdampak terhadap aspek kesehatan, psikologis, pendidikan, ekonomi-demografiPernikahan dini telah menjadi tradisi masyarakat yang sulit dihilangkan. Pernikahan usia dini disebabkan banyak factor. Faktor internal terdiri dari pendidikan, pengetahuan responden, dan agama. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua, social ekonomi keluarga, wilayah/tempat tinggal, kebudayaan, pengambilan keputusan, akses informasi, pergaulan bebas.Tujuan Penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini pada pasangan muda di Kecamatan X Kabupaten Kudus. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan case-control study. Populasi penelitian adalah semua pasangan muda yang menikah di Kantor KUA Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus periode Januari – Oktober 2018. Teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik purposive sampling sejumlah 84 responde. Penelitian ini menggunakan kuisioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan, perilaku sex pranikah, pendidikan orangtua, sosial ekonomi orangtua, pola asuh pendidikan agama dan faktor budaya keluarga dengan pernikahan dini (nilai p value < 0.05). Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi keluarga merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pernikahan dini dengan Odd Ratio 2,784. Orangtua dengan sosial ekonomi rendah memberikan peluang 2,784 kali terjadinya pernikahan dini.Kata Kunci: Pernikahan Dini
Stunting becomes a public health concern and is still commonly found in the world. The number of new cases of stunting increases every year as it can be caused by poor nutritional status, lack of knowledge, barriers to access to health services, inability to meet nutritional needs. This steady phenomenon can lead to a decrease several quality aspects of future generation. Community-based activities are an alternative solution in stunting management. Health cadres as part of the community and an extension of health workers are expected to be able to carry out early detection and treatment of stunting in toddlers. Capacity building for health cadres is a necessity through regular coaching. This study aims to identify the effect of up-skilling health cadres on knowledge of community-based stunting early detection. The research design used a quasi-experimental type of pre and post-test with a control group. The sample was 33 health cadres for each intervention and control group through purposive sampling technique. The research was conducted in the work area of the Undaan and Dawe Primary Health Centers, Kudus Regency in October-November 2021. The research instrument used was a questionnaire on health cadres' knowledge towards assessment and management of malnutrition in children and a knowledge scale about inpatient management of severely malnourished children with a reliability value of = 0.83. Health cadres receive coaching in four sessions over two days with a duration of 45-60 minutes/session in the form of interactive lectures and demonstrations. Data analysis using Wilcoxon and Mann Whitney test. Up skilling of health cadres increased knowledge of community-based early detection of stunting with p-value = 0.001 (p <0.05). Incorporating various methods in training is suggested in improving health cadres’ knowledge in finding new cases of stunting in the community while adjointly integrating it with child health service programs in primary health care facilities.
HUBUNGAN FREKUENSI HEMODIALISA DENGAN PERUBAHAN CITRA TUBUH PADA PASIEN HEMODIALISA DI RS ISLAM ARAFAH REMBANGAbstrakLatar Belakang : Menurut World Health Organization (WHO,2008) melaporkan bahwa lebih dari 500 juta orang yang menderita gagal ginjal kronik dan yang bergantung pada hemodialisis sebanyak 1,5 juta orang. WHO memperkirakan di indonesia akan terjadi peningkatan penderita gagal ginjal pada tahun 1995 -2025 sebesar 41,4 %. Menurut data Dinas Kesehatan Jawa Tengah jumlah penderita CKD di jawa tengah tahun 2004 rata – rata 169,54 kasus. Berdasarkan profil kesehatan di kabupaten Rembang melalui data yang diperoleh dari RSI Arafah Rembang , pada arsip Rekam Medik bulan Januari 2016 – Desember 2016 sebanyak 1277 treatment hemodialisa . Januari 2017 - Desember 2017 sebanyak 2017 treatment hemodialisa kenaikan treatment dalam 1 tahun sebanyak 740 treatment. Metode penelitian : Jenis dalam penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 36 orang dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisa dalam penelitian ini menggunakan univariat dan bivariat. Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji rank spearman. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar frekuensi hemodialisa pendek sebanyak 16 orang (48.5%), frekeunsi hemodialisa sedang sebanyak 7 orang (21.2%) dan frekuensi hemodialisa lama sebanyak 10 orang (30.3%), sebagian besar citra tubuh responden positif sebanyak 22 orang (66.7%) dan citra tubuh responden negatif sebanyak 11 orang (33.3%). Kesimpulan : Ada Hubungan antara frekuensi hemodialisa dengan perubahan citra tubuh pada pasien hemodialisa di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang dengan nilai p value sebesar 0.009 < (0.05). Kata Kunci : Frekuensi Hemodialisa dan Perubahan citra tubuh
HUBUNGAN TINGKAT AKTIFITAS DENGAN HERNIA DI RS ISLAM ARAFAH REMBANGABSTRAKLatar Belakang : Hernia merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah apendisitis. Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Menurut sifatnya hernia terbagi menjadi hernia reponibel, non reponibel , obstruksi ndan strangulata. Faktor resiko terjadinya hernia antara lain usia, obesitas, jenis kelamin, batuk kronis, lahir prematur, jenis pekerjaan dan tingkat aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat aktifitas dengan kejadian herniaMetode : metode penelitian korelasi dengan metode cross sectional menggunakan tehnik purposive sampling yang dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95% yang meliputi analisis univariat dan bivariate terhadap variabel tingkat aktifitas di RSI Afarah Rembang tahun 2018. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 sampel rekam medis pada periode januari-sepetember 2018. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling.Hasil : hasil analisis bivariate variabel tingkat aktifitas (p=0,011).Keseimpulan : terdapat hubungan antara tingkat aktifitas pada kejadian hernia di RSI Arafah Rembang tahun 2018ri atas cincin, kantong dan isi hernia. Menurut sifatnya hernia terbagi menjadi hernia reponibel, non reponibel , obstruksi ndan strangulata. Faktor resiko terjadinya hernia antara lain usia, obesitas, jenis kelamin, batuk kronis, lahir prematur, jenis pekerjaan dan tingkat aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat aktifitas dengan kejadian herniaMetode : metode penelitian korelasi dengan metode cross sectional menggunakan tehnik purposive sampling yang dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95% yang meliputi analisis univariat dan bivariate terhadap variabel tingkat aktifitas di RSI Afarah Rembang tahun 2018. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 sampel rekam medis pada periode januari-sepetember 2018. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling.Hasil : hasil analisis bivariate variabel tingkat aktifitas (p=0,011).Keseimpulan : terdapat hubungan antara tingkat aktifitas pada kejadian hernia di RSI Arafah Rembang tahun 2018
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.