Desa Kedung Sumber merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Desa ini terkenal dengan hasil pertanian padi, lombok dan bawang merah. Kondisi tanahnya sedikit berkapur namun cukup subur untuk ditanami padi. Petani disini menggunakan sapi sebagai tenaga bantu dalam mengolah sawah dan sebagian sengaja diternakkan untuk dibudidayakan. Selama ini kotoran ternak di manfaatkan sebagai pupuk organik dengan cara dibiarkan di tempat terbuka namun beratap. Hal ini kurang efektif karena menimbulkan bau tak sedap dan pemanasan global.Tujuan kegiatan adalah untuk mengurangi kondisi pembuangan kotoran ternak sapi yang kurang sehat dan kurang menjaga lingkungan maka perlu dibuat alat yang dapat menangkap gas metan dari kotoran ternak dan memanfaatkannya sebagai energi alternatif berupa panas. Rencana kegiatan adalah membangun instalasi biogas sebagai penangkap gas metan yang dihasilkan kotoran sapi dan memberikan pengetahuan tentang biogas serta pupuk organik ke patani mitra di kab Bojonegoro. Tujuan khusus kegiatan IbM adalah : Meningkatkan kemandirian kelompok tani peternak sapi masyarakat desa Kedung Sumber melalui pengembangan pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas ; meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok peternak sapi dalam mengelola kotoran ternak menjadi pupuk organik.Target khusus yang ingin dicapai : terbangunnya instalasi biogas, terlaksananya pelatihan biogas danpupuk cair, tersedianya kompor biogas, terlaksananya pedampingan pemanfaatan biogas.Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah : Menerapkan teknologi tepat guna berupa instalasi biogas sebagai penangkap gas metan kotoran sapi ; melakukan pelatihan dan pendampingan dalam pemanfaatan, pengembangan dan perawatan instalasi biogas ; melakukan pelatihan pemanfaatan pupuk cair dari kotoran sapi
<p>Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk mencarikan solusi bagi permasalahan mitra yang mengalami kesulitan untuk mengeringkan kerupuk puli dalam kondisi cuaca mendung / hujan. Oven pengering yang dirancang oleh team pelaksana kegiatan dapat membantu proses pengeringan dalam kondisi sinar matahari yang yang kurang mendukung pengeringan yang optimal. Dengan menggunakan oven pengering, produktivitas kerupuk puli selama cuaca mendung atau hujan meningkat sekitar 200 % dibandingkan dengan produksi kerupuk tanpa menggunakan oven. Oven hasil rancangan ini menggunakan bahan bakar gas dengan teknologi yang cukup sederhana sehingga mudah dioperasikan oleh mitra.</p><p class="MsoNormal" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: medium;"><span style="font-family: 'Open Sans';">K</span><span style="font-family: 'Open Sans';">erupuk; </span><span style="font-family: 'Open Sans';">O</span><span style="font-family: 'Open Sans';">ven pengering</span><span style="font-family: 'Open Sans';">; P</span><span style="font-family: 'Open Sans';">roduktivitas</span></p>
Keberadaan media sosial merupakan tantangan yang memiliki dampak signifikan pada kehidupan masyarakat, meskipun juga memberikan peluang bagi sebagian lainnya. Disadari atau tidak, media sosial adalah kebutuhan masyarakat milenial. Berbagai informasi disajikan secara luas dan terbuka, referensi dapat dengan mudah diperoleh secara luas, dan bahkan menjadi sumber informasi utama bagi sebagian besar. Medsos menjadi candu yang sulit dilepaskan dalam kehidupan sekarang ini.Terutama konten penulisan yang mengisi ruang media sosial setiap hari tanpa jeda yang dapat dibuka dari mana saja, kapan saja tanpa dibatasi oleh waktu dan ruang. Berbagai konten tulisan dapat ditemukan dalam satu ruang tanpa batas. Banyak memberikan tampilan manfaat dari konten ini, mulai dari pembelajaran yang efektif, teleconference, instruktur, streaming, dan sebagainya. Namun di sisi lain, isi tulisan juga digunakan sebagai tempat untuk memfitnah, menyebarkan tipuan, menyiarkan kebencian dan hal-hal negatif lainnya yang dapat merusak ukhuwah Islamiyah, menjadi alat untuk membagi umat, dan menjadi media untuk mengadu domba antara perbedaan dan memecah belah bangsa. Kata kunci: media sosial, konten positif, komunikasi, hoax
Optimization of sensor value work on air humidity to generate renewable energy so that a Sensor Value is needed as a substitute for sunlight in the rainy season. In previous studies, there are several problems such as low sunlight in the resulting rainy season and the operation requires a long time, so one solution to overcome the above problems requires a Value sensor at a temperature of 800 C. In this research, there are two main objectives, namely increasing the efficiency of the system and simplifying the operation method. Increasing efficiency is done with several alternatives, namely minimizing the humidity of the surrounding air so that it can improve the sensor's work, while simplifying the operation is done by adding a value sensor module to adjust the heat focus. In the first stage of mechanization of value rays in the piping system, the second is testing of the sensor to the humidity of the surrounding air. This research will focus on the function of each component such as the heating room temperature sensor, while the main target is to generate heat in the rainy season
Although Wind Turbine Generator has common use in several countries, in Indonesia, this thing is rarely used, even though Indonesia's geographic itself stored a lot of potential in developing such an energy source. Indonesia is an archipelagic nation with five main islands and thousands of small islands. Its condition makes coastal wind very important and a potential energy source that hasn't yet been developed. Here, we develop a limited-capacity electric generator to be used in remote small islands in East Java Offshore that are not yet connected to a national power grid. Because of the inconsistency of the direction of a coastal wind, we chose the Vertical Axis Wind Turbine to develop. This research studies the connection between wind blade curve angles and wind turbine efficiency. We used three different wind blade types and measured the rotation speed according to the respective wind velocity. Our experiment shows that the bigger the curve angle resulted in a higher rotational speed of the wind turbine. For example, with the wind velocity at 6 m/s, the results are as with 0°(flat blade) the average rotation speed is 175.5 rpm, 45°the average rotation speed is 212.55 rpm, and 90°the average rotation speed is 266.25 rpm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.