Daerah Kuningan dan sekitarnya berada pada bagian zona lajur struktur Pamanukan-Cilacap yang memiliki bentang dan wisata alam indah, termasuk di dalamnya pemandian air panas Sangkanhurip. Dalam upaya pengembangan potensi alam tersebut diperlukan penyelidikan terintegrasi untuk mengetahui potensi kebencanaan dan sumberdaya yang terkandung di dalamnya, salah satunya dengan melakukan survei geofisika metode geomagnet yang dikorelasikan dengan peta citra Demnas. Hasil analisis dan penafsiran metode tersebut di daerah penyelidikan yang dialasi oleh batuan sedimen Miosen-Plistosen dan tertutupi secara tak selaras oleh batuan vulkanik Kuarter dengan ketebalan mencapai 64,81 m hingga 473,39 m, memperlihatkan hubungan struktur geologi yang berperan aktif terhadap pembentukan zona potensi tanah longsor (kemiringan terjal) dengan total luas 1.017 Ha, zona potensi gempa bumi (area batuan sedimen lunak) dengan total luas 1.878 Ha, dan zona potensi sumberdaya panas bumi (adanya struktur, gradien geothermal dan mata air panas) dengan total luas 75,5 Ha.Katakunci: Geomagnet, Kuningan, peta citra, zona potensi.
ABSTRAKPemantauan gunungapi merupakan hal yang krusial terutama bagi negara yang mempunyai banyak gunungapi seperti Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pemantauan gunungapi aktif adalah biaya yang cukup besar dan lokasi gunungapi yang sulit diakses. Pemantauan jarak jauh (remote sensing) sudah mulai diaplikasikan untuk kebutuhan ini. Dalam penelitian ini kami mencoba menggabungkan remote sensing pemantauan Gunungapi Anak Krakatau (GAK) dengan pemantauan seismik untuk memberikan gambaran mengenai aktivitas vulkanik yang terjadi. Korelasi yang kuat didapatkan antara kenaikan jumlah gempa tremor terhadap kenaikan suhu permukaan dengan nilai korelasi Pearson sebesar 0,53 untuk gempa tremor da 0,47 untuk gempa letusan. Temperatur maksimal yang tercatat pada bagian puncak, naik dari 300 Cmenjadi 700 C. Selain itu, leleran lava yang terjadi di lereng GAK dapat tercitrakan dengan baik pada LST (Land Surface Temperature).Kata kunci: Gunung Anak Krakatau, monitoring, remote sensing, temperaturABSTRACT Volcanic monitoring is one of the crucial things for the country which has rich of volcanoes such as Indonesia. High-cost ground base for monitoring is a problem that should be overcome, moreover if the volcanic area is difficult to access. Remote monitoring has begun to be applied to respond the need. In this study, land surface temperature (LST) from remote sensing method and seismic method combined to know volcanic activity of Anak Krakatau Volcano (GAK). A strong correlation is obtained from an increase in the number of tremor events to an increase in surface temperature with Pearson Correlation value 0,53 for tremor event and 0,47 for eruption earthquake. The maximum temperature in summit was increase from 300 Cto 700 C. In addition, the melting lava that came out from eruption on the slopes of GAK can be wel- imaged on LST. Keywords: Gunung Anak Krakatau, volcanic monitoring, remote sensing, temperature
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.