Praktik swamedikasi dianggap dapat menjadi solusi cepat dalam pengobatan ketika seseorang tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan formal tetapi pada sisi yang lain perilaku ini dapat menambah beban ekonomi serta kerugian kesehatan jika tidak terawasi dengan baik. Sementara itu, merokok dipandang sebagai perilaku negatif yang juga dapat menimbulkan beban ganda, baik dari segi peningkatan, pengeluaran, juga mengakibatkan efek buruk bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran perilaku swamedikasi di antara para perokok di Indonesia serta determinan yang memengaruhinya. Studi ini merupakan studi kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2017. Unit observasi adalah individu, kriteria sampel adalah perokok dengan probabilitas melakukan swame-dikasi karena gangguan kesehatan. Jumlah sampel yang dianalisis adalah sebanyak 53.317 orang. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat prevalensi Swamedikasi diantara perokok. Regresi logistik digunakan untuk melihat faktor determinan yang memengaruhi keputusan seorang perokok untuk melakukan swamedikasi. Hasil analisis lanjutan menun-jukkan bahwa sebagian besar perokok melakukan swamedikasi (75,99%). Tingkat Pendidikan (p=0,005) dan kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,000) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku Swamedikasi. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan advokasi tentang perilaku dalam mencari pengobatan pada perokok.
The implementation of National Health Insurance in 2014 is expected to increase access in health services while reducing the economic burden due to illness. This study aims to see how the behavior of people in choosing treatment when experiencing health problems, whether they tend to select selfmedication or outpatient treatment. Quantitative analysis was carried out on variables previously formed based on the KOR Data questionnaire found in SUSENAS 2017. The results of the study showed that more respondents chose to do self-medication than those who accessed formal services with outpatient care. Multivariate tests show all variables except secondary education significantly influence individual decisions to self-medication.Implementasi Jaminan kesehatan Nasional pada tahun 2014 diharapkan meningkatkan akses pelayanan kesehatan sekaligus mengurangi beban ekonomi karena sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perilaku masyarakat dalam memilih pengobatan ketika mengalami gangguan kesehatan, apakah cenderung memilih melakukan Swamedikasi atau berobat jalan. Analisis kuantitatif dilakukan pada variabel yang sebelumnya dibentuk berdasarkan kuesioner Data KOR yang terdapat pada data SUSENAS 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang memilih melakukan Swamedikasi dibandingkan yang mengakses pelayanan formal dengan berobat jalan. Uji Multivariat menunjukkan semua variabel kecuali pendidikan menengah berpengaruh secara signifikan pada keputusan individu untuk melakukan Swamedikasi.
Background: Hyperemesis Gravidarum (HG) is nausea and vomiting which interfere pregnant women’s daily activities.Ondansetron (ODN) is often used off label for the treatment of hyperemesis gravidarum. This study aimed to analyze theefficacy and cost of ondansetron versus metoclopramide (MCP), a drug that has been used in the standard regimen for thetreatment of HG. patients in the largest hospital in Jakarta during year 2012 to 2016.Method: The research was conducted with a cross-sectional study design on respondents with criteria, namely pregnantpatients hospitalized with HG at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from 2012-2016. Assessment of clinical effectiveness wascarried out by looking at the day’s duration until the symptoms of nausea and vomiting stopped. Furthermore, a cost analysiswas carried out by calculating the average direct medical costs associated with the HG’s condition.Result: The effectiveness of both antiemetics was not statistically significant (p = 0.370). The average cost per patient withondansetron compared to metoclopramide was not significantly different (p = 0,966).Conclusion: There was no difference in the effectiveness and cost of ODN versus MCP for the treatment of hyperemesisgravidarum.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.