Cerita rakyat, merupakan warisan budaya nasional dan masih mempunyai nilai-nilai yang patut dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, antara lain dalam hubungan dengan pembinaan apresiasi sastra. Cerita rakyat juga telah lama berperan sebagai wahana pemahaman gagasan dan pewarisan tata nilai yang tumbuh dalam masyarakat. Karena banyaknya nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat, maka pengkajian dan pelestarian cerita rakyat ini dianggap perlu untuk dilakukan. Pengkajian dilakukan agar nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut dapat dipahami dan diketahui oleh masyarakat khususnya masyarakat pemilik cerita tersebut serta masyarakat pada umumnya. Salah satu nilai yang terkandung dalam cerita rakyat adalah nilai pendidikan karakter. Nilai ini dianggap sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Melalui cerita rakyat, kita dapat memperkenalkan berbagai macam nilai-nilai karakter yang nantinya dapat dianut atau dicontoh oleh anak-anak tersebut. Pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebijakan yang menjadi nilai dasar karakter bangsa. Kebijakan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Cerita I Laurang merupakan cerita masyarakat Sulawesi Selatan yang bersifat lisan. Dalam cerita ini banyak terkandung nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat dijadikan sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai religi, jujur, kerja keras, disiplin, cinta tanah air, demokratis, tanggung jawab dan kreatif.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya nama-nama jalan yang bermunculan di Kecamatan Lasalepa. Nama-nama tersebut sebagian terasa asing bahkan memilki makna yang unik dan lucu bagi masyarakat baik yang berada di daerah tersebut maupun dari luar daerah yang melewati jalan-jalan tersebut. Penamaan jalan-jalan tersebut tentunya tidak lepas dari latar belakang budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan toponimi penamaan jalan yang ada di Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik, antropolinguistik dan toponimi. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dangan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik wawancara, teknik catat, dan teknik rekam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nama-nama jalan di Kecamatan Lasalepa sebagian besar tidak memiliki papan nama, namun masyarakatnya mampu mengetahui letak nama-nama jalan tersebut dengan baik, di mana mereka mampu menunjukkan arah dan lokasi dari nama-nama jalan tersebut tanpa adanya kekeliruan. Nama-nama jalan di Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna dilatarbelakangi oleh dua aspek penamaan, yaitu aspek perwujudan (Jalan Nambo, Jalan La Sari Muna, Jalan Wa Sandu-Sandu, Jalan Malaowaha, Jalan Tani, Jalan Bangunsari, dan Jalan Cendana) yang meliputi latar perairan dan Latar Permukaan Tanah atau Rupabumi (Geomorfologis), aspek kemasyarakatan (Jalan Kabuluha, Jalan Pogauha, Jalan Cumi-Cumi, Jalan Lamodandu, Jalan Laode Oha, dan Jalan La Rengku) yang meliputi kebiasaan masyarakat dan tokoh masyarakat. Sistem tanda dalam toponimi nama-nama jalan di Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna meliputi simbol, gagasan, dan acuan (referent). Di mana simbol dan gagasan memiliki hubungan yang bersifat langsung. Artinya simbol dan gagasan tersebut merupakan pasangan otomatis. Sedangkan hubungan antara acuan dan simbol bersifat tidak langsung.
This paper discussed the cultural values of the South Wakorumba Society in the Ngkaa-ngkaasi folklore. This paper is motivated by the beginning of a reduction in public awareness of the presence of folklore in everyday life. Folklore, which contains a lot of good values, it should stay alive and be preserved in society. On the other hand, the source of the folklore of the elderly people who have mostly died will be increasingly disappeared because these parents may not necessarily pass this story on to their children and grandchildren. So, it is feared that this folklore will become extinct. This paper aimed to describe the cultural values of the South Wakorumba community in the Ngkaa-ngkasi folklore. This paper was analyzed by using qualitative descriptive methods. Data collection techniques used was recording techniques, observation techniques, and interview techniques. The sources of the research data were the elderly people in South Wakorumba sub-district who know the folklore that lives and develops in the community. The results of data analysis showed that there are cultural values of the South Wakorumba community in the Ngkaa-ngkasi folklore, namely cultural values about human relations as individuals (acting calm and unhurried, adding to life knowledge, and fostering personal discipline), cultural values about human relations with humans (please help in kindness, being generous, and deliberation), and cultural values about human relations with nature (utilizing nature).
This research is motivated by the widespread appearance of anecdotal texts in the mass media, one of which is newspapers. This anecdote appears for various purposes and purposes. In order to understand the intent and purpose, the reader must be able to understand the meaning contained in the anecdote text. This research focused on anecdotal texts in the Kompas Newspaper in April to July 2019 editions. The problem in this research is questioning the types of deixis contained in anecdotal texts in the Kompas newspaper in April to July 2019 editions. Data collection techniques are online data retrieval techniques analyzed through a qualitative descriptive method. The study showed that the types of deixis contained in anecdotal texts in the April to July 2019 editions of Kompas Newspaper are covered; deixis of persona that consisted of the first persona deixis in the form of “I”, “I”, “we” and “we”, the second persona in the form of “you”, “you”, “you”, and “your bound form”, and the third persona of “he” and “they”. Deixis of space or place appears in the form of “this” and “here”, and the deixis of time is appeared in the form of “now”, “tomorrow”, and “then”.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.