Background : Aceh is one of the province in Indonesia with high prevalence of stunting that is 39% compared withnational 35,6%. Subulussalam has a highly proportion of stunting.Objective : This study was aimed to analyze the risk factors for stunting among children between 6-24 months old.Methods : The design was case-control study, the subjects were children between 6-24 months with 55 stunted and 55normal. The subjects chosen by consecutive sampling. The risk factors were education levels and employment of parent,family income, suffering from diarrhea and URTI, energy and protein intake, height of the parent, birth weight,exclusive breastfeeding, the time of complementary feeding, parenting style and source of clean water. Data analysisusing the odds ratio with 95% confidence interval and regression analysis.Results : The risk factors for stunting were low income of family (OR=8,5, 95%CI: 2,68-26,89), suffering from diarrhea(OR=5,04, 95%CI: 1,84-13,81) and URTI (OR=5,71, 95%CI: 1,95-16,67), inadequate of energy (OR=3,09, 95%CI:1,02-9,39) and protein intake (OR=5,54, 95%CI: 2,43-12,63), short stature of the parent (OR=11,13, 95%CI: 4,37-28,3), low birth weight (OR=3,26, 95%CI: 1,46-7,31), not exclusively breastfeeding (OR=6,54, 95%CI: 2,84-15,06),giving complementary feeding too early (OR=6,54, 95%CI: 2,84-15,06), and poor parenting style of feeding practices(OR=4,59, 95%CI: 2,05-10,25), child hygiene practices (OR=3,26, 95%CI: 1,46-7,31) and treatment of childrenpractices (OR=2,46, 95%CI: 1,13-5,34). Regression analysis showed that the dominant risk factor for stunting wasshort stature of the parent (OR=13,16, 95%CI: 3,72-46,52).Conclusions : The dominant risk factor for stunting was short stature of the parent.
Immunization aims to provide immunity to the child's body. However, nearly a quarter of the 130 million babies born each year are not immunized. The coverage of complete basic immunization (IDL) in Keywords :Factor, Giving of basic immunization, Baby ABSTRAKImunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak. Tetapi hampir seperempat dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun tidak diimunisasi. Cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) di Indonesia tahun 2016 belum mencapai target. Pemerintah menargetkan cakupan IDL sebesar 91,5 persen, namun hingga akhir tahun hanya 82,1 persen yang berhasil tercapai. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan imunisasi pada bayinya, yaitu; keterbatasan waktu ibu, informasi, dukungan keluarga yang kurang serta komposisi vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Umban Sari Pekanbaru Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan accidental sampling, populasi dalam penelitian ini berjumlah 1001 orang dan sampel berjumlah 91 orang. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan menggunakan lembar kuesioner. Analisa yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh keterbatasan waktu (Pvalue =0,001), dukungan keluarga (Pvalue=0,010), Informasi (Pvalue=0,001), komposisi vaksin (Pvalue=0,000). Hasil ini menunjukkan ada hubungan keterbatasan waktu, dukungan keluarga, informasi dan komposisi vaksin terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Latar Belakang: Stunting merupakan suatu ketidaktercapaian tinggi badan sesuai umur yang disebabkan karena mengalami kurang gizi menahun atau kronis. Prevalensi stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi stunting pada anak Sekolah Dasar Negeri 014610 Sei Renggas Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan Tahun 2017.Metode: Jenis penelitian adalah cross sectional. Sekolah Dasar Negeri 014610 Sei Renggas memiliki 121 siswa. Sampel penelitian adalah 64 siswa. Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan variabel pendidikan dan pendapatan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan dengan variabel stunting pada taraf nilai signifikan p=0,000(<0,05). Kesimpulan: Disarankan kepada pihak sekolah untuk membuat, melaksanakan, dan mengevaluasi program UKS agar lebih baik lagi dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada siswa/siswi agar mengetahui tentang masalah kesehatan dan pentingnya gizi dalam kesehatan.
Background: One group of school-age children has nutritional problems. The problem of excess nutrients can affect body function, while a nutrient deficiency can cause impaired body growth and maturity of the reproductive organ system. Also, daily nutritional deficiencies can cause a lack of concentration in learning. Purpose: To determine the effect of food consumption patterns on nutritional status. Method: The research design used was observational with a cross-sectional study approach. This research was conducted at SMP Negeri 3 Satu Atap Batu Bujur, West Bilah Subdistrict, Labuhan Batu Regency, North Sumatra Province with a research sample of 78 students consisting of class VII and VIII aged 13-15 years. The sampling technique in this research is using the total sampling method. Data analysis was performed univariate and bivariate using the Chi-Square test. Results: dietary variation was associated with nutritional status with a p-value (0.010). Snack food was related to nutritional status with a p-value (0.45). Physical activity is related to nutritional status with a p-value (0.030). Conclusion: There is a correlation between dietary variation, snack food, and physical activity with nutritional status among students. It is recommended that students keep their food consumption and physical activity in accordance with nutritional needs.Keywords: Food Variation, Snack Food, Physical Activity, Nutritional Status.
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas SDM secara umum. Hingga 80% perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas, sehingga sangat penting untuk mendapatkan ASI yang mengandung protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang dibutuhkan bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Asi Eksklusif di Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Tahun 2016. Rancangan atau desain penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi 6-12 bulanyang tinggal di wilayahPuskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Tahun 2016 berjumlah 73 orang sekaligus menjadi sampel. Hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.003 yang berarti bahwa terdapat hubungan Pengetahuan dengan Keberhasilan ASI Eksklusif di Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat, Berdasarkan hasil analisa chi-square test di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.002. Karena nilai signifikansi 0.0029< (0.05) yang berarti bahwa terdapat Hubungan Peran Petugas Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat. Kesimpulan adalah ada Hubungan pengetahuan dan Peran Petugas Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.