Sepsis is a major problem in neonatal care that has not been resolved. This condition is becoming one of major cause of morbidity and mortality in neonates especially in developing countries. Neutrophil lymphocytes count ratio (NLCR) is a new marker of infection that is easy, rapid method and less expensive that can be done in limited health care facilities. A retrospective study with cross sectional design was conducted on 84 neonates with sepsis. The data was collected from medical records from April 2018 to September 2018 in Perinatology Division Sanglah hospital. ROC curve is was done to determine the value cut-off point, sensitivity and specificity of NLCR. With cut-off point of 2.31 NLCR has prevalence, sensitivity, specificity, positive predictive value (PPV) and negative pedictive value (NPV) of 26.1%, 81.8%, 66.1%, 46.1% and 91.1%. NLCR is potential to be used in the diagnosis of neonatal sepsis.
Kesehatan menjadi suatu bagian dari sumber daya manusia selain pengetahuan, ketrampilan, serta sikap dan perilaku. Kesehatan menjadi dasar menentukan mampu tidaknya seseorang untuk beraktifitas yang baik. Sehingga, sangatlah wajar bila kesehatan masyarakat mendapatkan perhatian dan subsidi pembiayaaan dari pemerintah. Akan tetapi, sebagai bagian dari sumber daya dan kebutuhan yang primer, kesehatan menjadi daya tarik tersendiri untuk mendapatkan keuntungan. Selain besar kecilnya keuntungan, cara mendapatkan keuntungan tersebut juga dikritisi, karena berpotensi mengurangi kualitas pelayanan kepada peserta, merugikan keuangan pemerintah (BPJS Kesehatan), memungkinkan terjadinya subyektifisme pelayanan, sehingga merkantilisme pelayanan tidak dapat dihindarkan. Untuk itu, kontrol pada berbagai bagian dalam sistem kesehatan ini sangat diperlukan, utamnya agar tidak terjadi fraud yang bertujuan untuk mendapatkan klaim lebih banyak dari BPJS Kesehatan. Pengetahuan peserta tentang hak dan kewajibannya merupakan hal yang utama dalam pencegahan terjadinya merkantilisme, karena dari pesertalah tempat mulainya pelayanan tersebut.
Seng termasuk golongan mineral mikro yang sangat esensial bagi tubuh, diabsorpsi diusus halus, terutama pada bagian proksimal jejunum. Defisiensi seng dapat menimbulkanbeberapa keadaan seperti akrodermatitis, alopesia, rabun senja, gangguan tumbuhkembang, gangguan sistem reproduksi, atrofi serta kerusakan mukosa usus halus denganmanifestasi diare, dan menurunnya respons imun. Mineral mikro seng berperan sebagaianti oksidan mempengaruhi absorpsi air dan natrium, meningkatkan metabolismevitamin A, mencegah defisiensi enzim disakaridase, memperbaiki sistem imun, sertasebagai ko-faktor enzim. Maka WHO menganjurkan pemberian suplementasi mineralmikro seng pada pasien diare untuk mempercepat kesembuhan, mencegah terjadinyakomplikasi seperti diare berkepanjangan maupun gizi buruk dan bersifat relatif tidaktoksis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.